yunusst memberikan inspirasi kepada anda

Tutorial

Monday 15 October 2018

Tercium Bau Tak Sedap, Sosok Mayat Ditemukan di kontrakan Sukaraja Bogor



Bogor, dilansir News Warta PublikMinggu siang (14/10/2018) sekitar pukul 13.30 Wib warga kampung blok Parigi Rt 04/10 Desa Cijujung Sukaraja Kab.Bogor dikejutkan dengan ditemukan seorang mayat di sebuah kontrakan milik Bapak Saduloh.
Diperkirakan mayat tersebut sudah 2 hari meninggal dunia, karena mayat sudah mengeluarkan bau tak sedap,mayat tersebut di ketahui bernama Adnan 21 tahun warga Desa Sukaharja Cikulur Banten.
Saat di temui wartawan News Warta Publik sang pemilik kontrakan Saduloh menceritakan Kronologis penemuan mayat, berawal saat tetangga kontrakan melaporkan kepada  Saduloh bahwa ada bau tak sedap yang bersumber dari kontrakannya.
Mendengar informasi Saduloh langsung mengecek kamar kontrakannya. Ternyata bau tak sedap itu muncul di kontrakan yang di huni  Adnan, selanjutnya Saduloh mengecek ke dalam kamar kontrakan yang tidak di kunci dan bau tak sedap sudah menyengat ternyata Adnan sudah terbujur kaku dengan kondisi tubuh yang sudah hitam membengkak di ruang dibawah lantai yang ber alaskan kasur tipis,  diketahui ada bekas-bekas obat warung di sekitar mayat.
Menurut keterangan  Saduloh sang pemilik kontrakan, mayat almarhum Adnan hari jumat masih membayar kontrakan dalam keadaan sakit.
Melihat kejadian ini warga langsung melaporkan ke polsek sukaraja.
Share:

Saturday 6 October 2018

Tunaikan Pesan Warganya, Kades Cijujung Tak Pernah Bolos Ngantor

BOGOR, INFODESAKU – Sebagai pemimpin di suatu desa seorang kepala desa selain dapat menjalankan roda pemerintahan desa dengan baik juga dituntut senantiasa dapat memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakatnya.
Seperti yang dilakukan Iwan Setiawan S.I.P yang kini menjabat Kepala Desa Cijujung, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
Menurutnya, seorang pemimpin harus bisa menjadi contoh, begitu pun seorang kepala desa, harus bisa menjadi contoh bagi aparataur desa dan masyarakat di desa.
“Sudah jelas seorang kepala desa, tempat kerjanya itu di kantor desa. Oleh karenanya, selain menjalankan pemerintahan desa, dengan keberadaan kita, selaku kepala desa di kantor desa, juga dapat memberikan kemudahan pelayanan bagi masyarakat secara langsung,” ujarnya saat ditemui infodesaku di ruang kerjanya, Rabu (14/02/2018).
Lanjut ia, sebelumnya memang masyarakat sudah berpesan agar jika nanti menjadi kepala desa, masyarakat berkeinginan tidak sulit untuk menemui kepala desa.
“Makanya setiap hari saya selalu mencoba on time di desa, bahkan tak jarang saya sendiri yang membuka dan menutup kantor desa. Selain menghadiri undangan di pemerintah daerah maupun pemerintah kecamatan, saya selalu ada di kantor desa, sehingga masyarakat pun dapat mudah untuk ketemu dengan saya,” jelasnya.
Kebetulan, masih kata Iwan, basicnya yang berasal dari seorang pekerja, sehingga terbiasa untuk on time dan bekerja sesuai tugasnya.
“Makanya saya sudah tidak canggung, sebagai seorang yang berasal dari seorang pekerja terbiasa bertanggung jawab dengan kerja dan tugasnya.” paparnya.
“Semoga apa yang saya lakukan selama ini menjadi kepala desa di Desa Cijujung ini dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat, khususnya masyarakat Desa Cijujung,” pungkasnya.
Share:

Wednesday 3 October 2018

Mjokerto, Kiai Cabuli Santri Berikut Ulasanya

share
Mojokerto (dikutip dari beritajatim.com) - Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Mojokerto tenggah menanggani kasus pencabulan. Pelaku merupakan seorang kiai asal Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto yang mencabuli santrinya berkedok mengembalikan kesucian.
Orang tua korban, ST mengaku, jika anaknya yang berusia 17 tahun hampir setiap bulan dicabuli pelaku. "anak saya itu setiap satu bulan pasti digituin sama pelaku. Diajak ke ndalem (rumah kiai, red) dan dicabuli. Sudah delapan bulan," ungkapnya, Rabu (3/10/2018).
Masih kata warga Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo ini, pelaku S (55) berdalih akan mengembalikan kesucian korbannya yang dituduh sudah tidak perawan. Korban dituduh tidak perawan dan jika tidak mengaku akan diancam akan diadukan ke wali santri. Setelah berhasil diajak masuk ke dalam.

"Saat di ndalem itu, anak saya disuruh buka kerudung kemudian buka baju dan disuruh berbaring. Pakaian bagian bawah dilepas sendiri sama pelaku dan meraba-raba korban mulai dari dahi hingga ujung kaki. Kemudian disuruh duduk dan payudara diremas-remas dari belakang," katanya.
Perbuatan itu kerap dilakukan pelaku saat korban akan pulang dari pondok karena memasuki masa liburan. Selain itu, pelaku juga sering melakukan perbuatan cabul itu saat korban baru kembali ke pondok. Korban mengaku diperlakukan pelaku seperti itu sudah selama delapan bulan.
"Cerita anak saya, ada santri baru, setelah diajak berbuat seperti itu dengan pelaku, santri baru itu cerita ke teman-temannya saat berada di kamar. Sejak itu, baru semua terungkap sehingga kami laporkan kasus ini ke pihak kepolisia ," jelasnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP M Solikhin Ferry membenarkan laporan korban tersebut. "Benar, laporan itu sudah kami terima setelah melapor ke Polsek Kutorejo. Saat ini masih proses penyelidikan Unit PPA Satreskrim Polres Mojokerto," tegasnya.[tin/kun]
Share:

Kabar Ratna Sarumpaet di pukuli Hoax, ini yang sebenarnya!


Aktivis senior Ratna Sarumpaet mengalami kejadian tidak menyenangkan, ia baru saja mengalami kekerasan hingga wajahnya babak belur. Kekerasan fisik terhadap Ratna kini ramai diperbincangkan di media sosial lewat beberapa foto wajah lebamnya yang tersebar.
Isu pemukulan Ratna Sarumpaet berkembang sangat liar di media sosial, yang turut serta dibesarkan oleh pemberitaan media online maenstream meskipun fakta dan kebenarannya masih sumir.
Hingga kini pihak kepolisian masih dalam tahap pengumpulan informasi terkait adanya pemukulan aktivis Ratna Sarumpaet yang diduga terjadi pada 21 September lalu.
Untuk itu, masyarakat khususnya warganet mesti menahan diri, sehingga tidak mengaitkan kejadian tersebut dengan pemerintah. Masyarakat juga diharapkan  tidak mudah terprovokasi dengan melalukan kroscek terhadap segala informasi yang diterima terkait kejadian tersebut.
Oleh sebab itu, Ratna Sarumpaet harus bertindak pro aktif untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian agar tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat dengan asumsi liar yang dapat merugikan pihak tertentu termasuk tuduhan keterlibatan pemerintah.
Sebab, kasus pemukulan Ratna Sarumpaet yang kini viral didunia maya memiliki versi berbeda baik dari kubu SBY dan kubu Prabowo tentang waktu kejadian. Sementara kedua kubu tidak bisa menjelaskan secara detail aksi penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet.
Menurut kubu Prabowo menyebut kejadian terjadi pada 21 September 2018 sedangkan kubu SBY menyebut kejadian pada 1 Oktober 2018. Hal ini menjadi sangat penting, apalagi melihat kedua kubu tidak kompak dalam mengatur alur cerita teraniayanya Ratna Sarumpaet.
Kesimpangsiuran kejadian tersebut boleh jadi dimanfaatkan pihak oposisi untuk menyerang Pemerintah dengan menyebut Ratna Sarumpaet dipukul oleh antek PKI. Secara logika, darimana PKI bisa memukul Ratna sedangkan PKI sudah tidak ada.
Netizen dalam hal ini harus cermat melihat kasus tersebut karena dari pihak Ratna juga menutup diri bahkan sama sekali tidak melaporkan kejadian tersebut kepada kepolisian.
Ini justru menjadi tanya besar, kenapa wanita yang biasanya vokal ini tidak berani melaporkan insiden kekerasan terhadap dirinya ke pihak berwajib?
Kecurigaan pun semkain mendalam, apakah ini hanya drama, atau sandiwara agar dirinya merasa terdzolimi atau memang hanya pengalihan isu yang mau mengalahkan berita tentang langkah cepat Pemerintah menangani gempa Palu dan Donggala?
Hidup para penghujat Pemerintah tiada henti menebar provokasi dan tudingan negatif tanpa tahu penyebab pastinya. Jika Ratna Sarumpaet dianiaya, mengapa hanya diam saja, hal sederhana seperti itu saja tidak bisa dianalisa oleh para penghujat.

Ternyata ratna sarumpaet baru selesai operasi pelastik. Ujar dr tompi

Ini link videonya https://youtu.be/HEK04Vtd-lw
Share:

Tuesday 2 October 2018

Kecelakaan Maut di Cangar Berikut Pengakuan Supirnya!

share
Cangar Pacet. Kecelakaan maut yang menelan korban jiwa kembali terjadi di Mojokerto. Sebuah mobil Suzuki APV yang di duga mengalami rem blong dijalur maut turunan dusu kemiri cangar, Kecamatan Pacet Mojokerto, menabrak empat motor hingga menyebabkan tiga orang meninggal dunia.

Dari informasi yang di dapat, kecelakaan maut yang sekitar pukul 17.20 WIB tersebut bermula ketika mobil Suzuki APV bernopol N 1793 HR di kendarai Dimas Novan Bagus Permadani (20) Asal Desa Kademangan Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto bersama Dinda Dwi Amanah Sari (19) asal Jl. Dokter Cipto Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Malang melaju dari arah Batu menuju Mojokerto. Dilokasi kejadian, mobil melaju kencang dan tak terkendali. Dugaan kuat mobil mengalami rem blong.

AKP Bobby M Zulfikar Kasat Lantas Polres Mojokerto, mengatakan, akibat tidak terkendalinya laju mobil ini, langsung menabrak empat motor di depannya hingga mengakibatkan tiga pengendara motor tewas di lokasi. “Dugaan awal mobil rem blong sehingga sopir tidak mampu mengendalikan laju kendaraan dan langsung menghantan sejumlah kendaraan didepannya,” ungkap Bobby, jumat (28/9/2018) malam.

Sementara dari pengakuan sopir kepada petugas kepolisian, terungkap fakta mencengangkan. Sebelum terjadi kecelakaan, mobil yang di tumpanginya sebenarnya telah mengalami rem blong di kawasan wisata Sendi, namun ia tetap memaksa melanjutkan perjalanan.
Hingga saat sampai di lokasi kejadian, di tambah pengemudi tidak hafal medan, mobil yang di tumpanginya bersama satu temanya melaju dengan kencang, hingga pengemudi pun tak dapat mengendalikan mobil Suzuki APV dan menabrak empat motor yang ada di depannya.
kunjungi juga wisata sendi adventure sebagai alternative liburan di akhir pekan
Akibat kejadian tersebut, tiga korban meninggal dunia dan empat korban selamat mengalami luka serius dan harus dirawat di Puskesmas Pacet dan Sumberglagah. Data yang di dapat, identitas tiga korban meninggal dunia antara lain, Fery Selamat Sobagyo, laki-laki 26 tahun asal Desa Seduri, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto pengendara motor Honda Beat nopol S 3837 NN. Soedarsono (54) pengendara motor Honda Supra X 125 nopol S 5009 TA warga asal Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto dan Tofik Hidayat, (32) pengendara motor Honda Vario nopol AG 3957 FB asal Dusun Pengkol, Desa Kasreman, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri.
Sementara itu, korban selamat dan dievakuasi ke Puskesmas Pacet, yakni Deni Hardianto (23) dan Deni Hariyanto (23) pengendara motor Honda Supra X 125 nopol S 3231 SE asal Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto yang mengalami luka ringan.


Sedangkan, dua korban lainnya yang merupakan penumpang dan sopir Suzuki APV dievakuasi ke RS Sumberglagah, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto untuk mendapatkan perawatan medis. Kejadian kecelakaan tersebut kini dalam penanganan Unit Laka Lantas Polres Mojokerto. Petugas terus melakukan pendalaman perkara untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut.
Share:

Monday 24 September 2018

Cara membuat Video ulang tahun

Cara membuat video ulang tahun dengan aplikasi video scribe.

https://youtu.be/Vfy8jPwqc4g

Tonton video lengkap nya di youtube.


Share:

Thursday 6 September 2018

Aksi unjukrasa buruh yang di PHK oleh PT Pei Hai.

Dikutip dari Jombang.tv Sumobito – Sejumlah buruh PT Pei Hai yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak, menggelar aksi unjukrasa di depan pintu gerbang pabrik yang berada di Desa Jogoloyo, Kecamatan Sumobito, Jombang, Senin (3/9/2018) pagi. Tak hanya itu, dugaan pelecehan seksual juga menjadi faktor lain aksi unjukrasa tersebut. Dengan pengawalan ketat aparat kepolisian, para buruh ini bergantian menyuarakan aspirasi sambil membentangkan poster tuntutan.
Aksi unjukrasa buruh yang di PHK oleh PT Pei Hai.

“Yang menjadi tuntutan kita, tolak PHK yang alasannya karena absensi yang tidak jelas, absensi yang beradasarkan penilaian subyektif suka dan tidak suka. Padahal yang di PHK ini adalah Ketua, wakil ketua dan bendahara serikat buruh. Artinya Pei Hai dengan sengaja menghabiskan temen teman karyawan tetap agar merekrut harian lepas,” papar Nurul Chakim, korlap aksi pada sejumlah jurnalis.


Sedikitnya ada 35 buruh yang mengalami PHK sepihak, dengan rincian 9 orang adalah serikat pekerja. “Ini adalah upaya yang bisa kita simpulkan bahwa menghalang halangi teman teman untuk berserikat. Ada dugaan itu, karena teman teman, ketua dan wakil ketua itu tidak boleh di PHK tanpa melalui proses musyawarah. Ini terjadi seperti itu, tidak ada musyawarah tidak ada pertemuan tiba tiba dipanggil akan di PHK,” imbuh Chakim menjelaskan.

Sementara, terkait adanya dugaan pelecehan seksual, dikatakan Chakim bahwa, salah satunya yakni apabila ada buruh yang hendak melakukan cuti haid, harus benar benar dibuktikan. “Dirogoh (diraba,red) sampai memang benar benar ada bukti bahwa dia memang benar benar berdarah, dipanggil ke klinik,” ujarnya.

“Dan juga ketika ada orang hamil, sudah kelihatan besar 6 atau 7 bulan ini harus mengambil, eh…tidak boleh kerja. Yang jelas harian lepas harus putus tidak boleh bekerja. Kalau ingin bekerja lagi setelah melahirkan kesini lagi, nah ini kan upaya pelanggaran memutus status yang semestinya mereka terima,” sambung Chakim.

Dengan berbagai macam temuan tersebut, dalam waktu dekat ini, PT Pei Hai akan dilaporkan ke Komnasham. “Kita akan melaporkan ke International Labour organization (ILO) yang ada dinaungan PBB bahwa terjadi pelanggaran telak disini. Kita bersama teman teman akan merumuskan tuntutannya,” pungkas Chakim.
Hingga berita ini ditulis, pihak perusahaan tidak mau dikonfirmasi. Sedangkan aksi buruh ini akan terus dilakukan apapbila tuntutan mereka tidak dipenuhi. (jb1/adm)
Share:

Translate

Arquivo do blog

Total Pageviews

Facebook