yunusst memberikan inspirasi kepada anda

Tutorial

Sunday 12 May 2019

Real Count KPU update 78% Suara Masuk


HASIL HITUNG SUARA PEMILU PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN RI 2019

TINGKAT NASIONAL

Versi: 12 May 2019 15:15:03 Progress: 634.950 dari 813.350 TPS (78.06602%) 

 

 

Share:

Thursday 2 May 2019

Ricuh Massa Berbaju Hitam di May Day Kota Bandung, Bawa Kain Berlambang Anarchy



Di lansirTRIBUNNEWSBOGOR.COM - Perayaan Hari Buruh atau May Day di Kota Bandung berlansung ricuh, Rabu (1/5/2019).
kericuhan terjadi karena ada massa dari kelompok lain yang dipastikan bukan merupakan masa buruh datang berbondong-bondong ke lokasi acara di Sekitar Gedung Sate, Kota Bandung.
Dalam video yang beredar di media sosial, kelompok massa berbaju hitam tersebut dibubarkan oleh polisi karena diduga telah menimbulkan gesekan dengna para massa buruh.

Dikutip dari Tribun Jabar, Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Irman Sugema, membenarkan bahwa ratusan orang tersebut diduga menimbulkan gesekan dengan buruh yang sedang menyampaikan aspirasi di depan Gedung Sate.
"Kami menindak cepat untuk memisahkan mereka dengan buruh, agar kegiatan May Day bisa berjalan lancar dan aman," kata Kapolrestabes Bandung, Rabu (01/5/2019).

Kombes Pol Irman Sugema menjelaskan bahwa kelompok tersebut menggunakan identitas pakaian yang dominan berwarna hitam.
Ia juga menyampaikan bahwa anggota kelompok tersebut terdiri dari berbagai usia.
Beberapa di antaranya pelajar, mahasiswa, dan bahkan ada yang berstatus pengangguran.
Saat diamankan, polisi menyita sejumlah barang berupa piloks, double stick, dan beberapa botol anggur merah.
Share:

Kelompok massa penyusup aksi Mayday dicurigai akan letupkan kerusuhan


LENSAINDONESIA.COM: Kelompok massa berpakaian serba hitam dan bercadar yang akan melakukan aksi bareng buruh di depan Gedung Grahadi Jl Gubernur Suryo, Surabaya, Rabu (1/5/2019) diduga kelompok Anarkhi dengan afiliansi luar negeri.
Hal tersebut diungkap Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, saat dikonfirmasi melalui ponselnya, usai polisi bersikap tegas membubarkan kelompok tersebut. “Pembubaran ini bukan hanya terkait masalah mengantongi izin atau tidak. Tapi mereka merupakan kelompok Anarkhi dengan bendera A dilingkari hitam,” terangnya.
Selain ditengarai akan melakukan kerusuhan, massa yang menutupi wajahnya dengan kain hitam tersebut juga merupakan kelompok alifiansi luar negeri. “Itu adalah kelompok luar negeri yang menginginkan adanya kerusuhan dan memang tidak tunduk pada pemerintah,” tambahnya.
Kombes Frans Barung menegaskan lebih lanjut, bahwa kelompok tersebut merupakan penyusup yang sengaja akan melakukan kerusuhan. “Mereka penyusup yang sengaja ingin adanya kerusuhan, saat ini sudah ada yang kami amankan dan sedang dimintai keterangan di Mapolrestabes Surabaya,” pungkasnya.
Share:

Monday 29 April 2019

Real Count KPU (Update 29 April 2019 Pkl 11.30 WIB)

HASIL HITUNG SUARA PEMILU PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN RI 2019
TINGKAT NASIONAL

Versi: 29 Apr 2019 11:15:03 Progress: 413.242 dari 813.350 TPS (50.80740%) 

 






 

Share:

Friday 26 April 2019

HASIL HITUNG SUARA PEMILU PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN RI 2019

HASIL HITUNG SUARA PEMILU PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN RI 2019
TINGKAT NASIONAL

Versi: 26 Apr 2019 13:45:05 Progress: 301.977 dari 813.350 TPS (37.12756%) 

 

Share:

Wednesday 24 April 2019

Mahfud MD : KPU tidak curang

Pakar Tata Negara Mahfud MD menyebutkan tidak terjadi kecurangan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam penghitungan suara. Kecurangan justru terjadi antarkontestan.
“Tidak ada kecurangan yang dilakukan oleh KPU. Kecurangan itu terjadi antarpeserta pemilu, seperti adanya jual beli suara dan politik uang,” ujarnya seusai memberikan kuliah umum di Aula Barat Kampus ITB Jalan Ganeca, Rabu, 24 April 2019.
Mahfud menyebutkan itu sebagai kecurangan horisontal yang dilakukan peserta pemilu. Ini yang membedakan dengan pemilu pada masa orde baru. Mahfud mengatakan pada masa itu sebagai kecurangan vertikal yang dilakukan oleh negara.
“Pemerintah sudah mengatur sejak setahun sebelumnya, jatah kursi untuk tiap partai politik. Sehingga, rakyat menjadi tenang. Baru marah kemudian setelah bertahun-tahun dan berunjuk rasa pada reformasi,” ungkapnya.
Kegaduhan yang terjadi, kata Mahfud, selama penghitungan suara justru tidak seramai yang diberitakan. Dikatakan Mahfud, pada Selasa, 23 April 2019 ia menyambangi KPU dan melihat proses input data. Menurut Mahfud, faktanya justru berbeda.
“Data yang baru diinput itu baru dari 179.000 TPS. Sementara kesalahan yang terjadi itu, hanya di 87 TPS dan itu pun sudah dikoreksi,” katanya.
Ia menyebutkan itu manusiawi kesalahan manusia yang menginput. Formulir C1 sendiri sudah benar.
Mahfud justru mengapresiasi KPU yang telah membuka penghitungan. Mahfud mengatakan jika penghitungan tidak dibuka seperti saat ini, akan lebih gaduh karena semua seakan-akan ditutup-tutupi.
Share:

Tuesday 23 April 2019

Demokrat: Quick Count Punya Metodologi, Jangan Tak Percaya lalu Marah

Di lansir
Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin mengatakan, setiap hitung cepat atau quick count mempunyai metodologi ilmiah.


"Yang namanya real count dan quick count memang ada metodologinya. Tentunya kami tidak bisa, walaupun saya tidak secara mutlak harus percaya, kalau metodologi itu dijalankan sesuai dengan norma-norma yang standar dan baku, memang seperti itu keadaannya," ucap Amir kepada Liputan6.com, Kamis (18/4/2019).

Dia pun mengimbau, pihak yang kalah pemilu berdasarkan hasil quick count tidak perlu marah-marah. "Tidak bisa kita, karena dikabarkan kecenderungan menurun, lantas tidak percaya, bahkan marah, atau apa pun, itu tidak perlu," ungkap Amir.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto meyakini dirinya lah yang memenangkan Pilpres 2019. Keyakinan Ketua Umum Partai Gerindra itu berdasarkan hasil real count internal pihaknya, bukan quick count yang diselenggarakan sejumlah lembaga survei.
Share:

Translate

Arquivo do blog

Total Pageviews

Facebook