Menutup aurat dengan mengenakan
jilbab dan pakaian tertutup tanpa memerlihatkan lekuk tubuh adalah
pakaian yang dianjurkan wanita muslim. Demi memenuhi keragaman dalam
gaya berpakaian itu, masing-masing individu mulai berlomba-lomba
menghasilkan sebuah mode, agar dapat dicontoh oleh muslimah lainnya.
Namun
sayang, dalam menciptakannya, tidak sedikit yang justru menghasilkan
gaya yang di luar batas. Memang, beberapa tampilan menutup bagian kepala
dengan kerudung beraneka ragam gaya, tapi bagian pakaian lainnya masih
mengekspose lekuk tubuh yang semestinya sudah tak layak untuk
ditonjolkan.
Berbicara mengenai fesyen busana muslimah terbaru,
salah satu tren yang tengah hangat serta menjadi topik pembicaraan saat
ini adalah Jilboobs.
Jilboobs merupakan kombinasi kata jilbab
dan boobs (payudara). Gaya berbusana seperti ini mengombinasikan jilbab
beragam gaya dengan pakaian super ketat atau transparan, sehingga
payudara masih menonjol dari balik pakaian yang dikenakan. Tidak hanya
payudara, lekuk tubuh pun masih terlihat jelas.
Melihat
fenomena ini, bagaimana tanggapan dari Natasha Farani Attamimi,
Hijabers berparas cantik yang kerap berbagi tutorial hijab di situs
berbagi video Youtube?
"Jujur, saya sendiri baru tahu mengenai
Jilboobs ini. Mungkin kalau tidak ditanyakan ke saya, tidak akan pernah
tahu. Satu yang pasti, setelah saya melihat ini, saya hanya berkata
miris. Miris jika ini dijadikan tren," kata Natasha saat dihubungin
you, Rabu (6/8/2014)
Jika
gaya seperti ini tidak dijadikan tren oleh para penggunanya tersebut,
Natasha masih bisa memakluminya. Pasalnya, bisa jadi mereka masih dalam
tahap belajar, dan sedang mencari gaya berpakaian muslim yang benar
seperti apa.
"Sebab, saya dulu pun seperti itu. Tapi, kala itu saya dalam tahap
belajar. Saya seperti itu sambil terus mencari bagaimana berpakaian
muslim yang benar. Sampai pada akhirnya, saya menemukan gaya berpakaian
yang pas dan sesuai syariat agama Islam," kata Natasha.
"Pakaian
ketat yang digunakan dalam gaya berbusana Jilboobs tersebut adalah
pakaian yang cocok dijadikan dalaman. Setelah pakaian ketat itu,
biasanya akan ditutupi dengan outer (pakaian luar) yang sesuai dengan
syariat," tambah Natasha.
"Entah itu kardigan panjang, atau baju
muslimah itu sendiri. Baju-baju ketat ini cocok dijadikan dalaman, bukan
luaran," kata Natasha menjelaskan.
Natasha berharap, fenomena
ini tidak terlangsung lama. Dan, mereka yang mencontoh gaya berbusana
itu adalah individu yang sedang dalam tahap belajar seperti dirinya,
sambil mencari informasi tentang bagaimana gaya berpakaian yang benar.
"Saya
berharap seperti itu. Saya tidak berani men-judge, karena saya sendiri
pun masih dalam tahap belajar sampai saat ini. Kalau gaya seperti ini
berlangsung lama, benar-benar miris," kata Natasha.
Di akhir
obrolan, wanita cantik 22 tahun mengatakan, banyak jenis outer yang
sesuai dengan syariah dengan harga relatif murah. Tak perlu membeli
gamis yang terbilang mahal, yang penting aurat tertutup dan lekukan
tubuh tidak terlihat.