yunusst memberikan inspirasi kepada anda

Tutorial

Monday 8 May 2017

Resmi!!! Pemerintah bubarkan HTI


Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), organisasi massa yang mengusung dan berpropaganda model pemerintahan khilafah, dibubarkan pemerintah.
Pembubaran tersebut diutarakan langsung Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan RI Wiranto, dalam konferensi pers, Senin (8/5/2017).
“Setelah kami melakukan pengkajian, dipelajari secara komprehensif dan mendalam, kami menyimpulkan membubarkan HTI,” tutur Wiranto.
Ia mengatakan, HTI bertindak di luar koridor hukum dan sistem ketatanegaraan Indonesia. Sebab, ormas tersebut selalu mempropagandakan mengganti sistem pemerintahan yang berdasarkan Pancasila.
Wiranto menyebutkan, aktivitas HTI tersebut dianggap mengganggu ketertiban umum dan kenegaraan. Apalagi, banyak warga yang sudah meminta ada penertiban terhadap ormas-ormas yang bertentangan dengan Pancasila.
Selanjutnya, kata dia, pemerintah akan mengajukan pernyataan pembubaran tersebut kepada pengadilan untuk dikuatkan.
Ia mengungkapkan, pemerintah akan bertindak sama terhadap ormas yang terang-terangan anti-Pancasila dan melakukan propaganda mengenai hal itu.
“Yang lain nanti ya, satu-satu dulu,” tandasnya.
Share:

Tuesday 2 May 2017

Bogor-Cianjur Rawan Kecelakaan, Aher Usulkan Lagi Jalur Puncak II


Kecelakaan lalu lintas di jalur Puncak semakin sering terjadi. Untuk mengurangi angka kecelakaan itu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan akan mengusulkan lagi rencana pembangunan Jalan Puncak II. “Sekarang ada rapat dengan Bapak Presiden terkait dengan infrastruktur di Jawa Barat. Salah satu yang kami ajukan adalah Puncak II,” kata Aher, sapaan Ahmad Heryawan, di Bandung, Selasa, 2 Mei 2017.

Aher mengatakan,  pembangunan Jalan Puncak II sudah diusulkan sejak tahun2011. Pemerintah Jawa Barat saat itu mengajukan anggaran Rp 800 miliar. Pemerintah pusat baru menggelontorkan Rp 40 miliar untuk memulai pembangun jalan. “Hampir tiap tahun kami ajukan ke pusat,” kata dia.

Aher mengatakan, dengan meningkatnya angka kecelakaan di jalur Puncak, pemerintah Jawa Barat semakin terpacu untuk segera merealisasikan pembangun jalan alternatif menuju kawasan Puncak itu. “Sekarang momentumnya ada, dan perhatian pusat ada, mudah-mudahan anggarannya ada,” kata dia.
Share:

Monday 1 May 2017

HTI kau musuhi, FPI kau perangi. Perampok uang rakyat tak kau persoalkan


Perampok uang rakyat tak kau persoalkan.
Penjarah kekayaan negara tak kau adukan,
Pelacur negara tak kau basmi,
Pengemplang pajak tak kau tuntut.
Pembakar hutan tak kau meja hijaukan.
Padahal itu yang manifes dari kejahatan yang anti-NKRI dan anti-Pancasila.
Lalu mau kamu apa sih?

Gerakan separatis di Papua tak kau lawan.
Bendera-bendera Israel yang bertebaran di rumah-rumah penduduk di Papua tak kau cabut dan persoalkan.
Gerakan separatis yang tersisa di Maluku tak juga kau libas.
Padahal itu yang manifes dari kejahatan yang anti-NKRI dan anti-Pancasila.
Lalu mau kamu apa sih?

Simbol PKI bertebaran di mana-mana tak kau persoalan.
Kongres PKI yang sudah berlangsung berkali-kali kau tak bertindak apa-apa.
Oknum-oknum PKI yang sudah mulai petentang petenteng tak pula kau merasa risau dan melawannya
Oknum-oknum pejabat yang sudah berani terang-terangan menggunakan simbol-simbol komunis tak kau datangi dan kau pukuli.
Padahal itu yang manifes dari kejahatan yang anti-NKRI dan anti-Pancasila.
Lalu mau kamu apa sih?

Terhadap LGBT kau lindungi dengan dalih HAM, padahal pelaku LGBT itu nyata-nyata pelanggar HAM.
Terhadap penista agama kau bela, kau labeli simbol-simbol suci agama.
Terhadap sekularis fundamentalis dan islamophobia kau tak berbuat apa-apa.
Padahal itu yang manifes dari kejahatan yang anti-NKRI dan anti-Pancasila.
Lalu mau kamu apa sih?

Demen sekali teriak tasamuh dan tawasuth, tapi terhadap pikiran yang tak sejalan kau musuhi.
Mudah meneriakan ukhuwah wathaniyah,ukhuwah basyariyah, ukhuwah insaniyah, tapi mempraktekkan ukhuwah Islamiyah saja masih kedodoran.
Lalu mau kamu apa sih?

HTI kau musuhi, kau minta bubarkan dengan dalih anti-Pancasila dan mau mendirikan negara khilafah.
FPI kau perangi, kau halangi, kau kecam dengan dalih ekstrimis, radikalis, anti Pancasila dan anti NKRI.
PKS kau serang habis, kau kuliti, kau sebut wahabi, kau juluki mau menghadirkan negara Islam.
Padahal ketiganya sah secara konstitusional hidup di bumi Indonesia, di bumi Pancasila, di NKRI.
Lalu mau kamu apa sih?

Kau selalu merasa paling NKRI,
Kau selalu merasa paling Pancasila,
Kau selalu merasa paling bhinneka,
Kau seakan merasa paling Indonesia.
Kau anggap di luar dirimu tak paham dan anti NKRI,
Kau anggap di luar dirimu tak paham dan anti Pancasila.
Kau anggap di luar dirimu tak paham dan anti kebhinnekaan.
Lalu mau kamu apa sih?

(Yogyakarta, 29/4/2017)

Oleh Ma’mun Murod Al-Barbasy, Tokoh Muda Muhammadiyah
Share:

Sunday 30 April 2017

kecelakaan di puncak kembali terjadi, 8 orang tewas


- Insiden kecelakaan maut kembali terjadi di Jalur Wisata Puncak, tepatnya di Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur, Minggu (30/4/2017) siang.

Delapan orang dikabarkan meninggal dunia di lokasi kejadian.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Yusri Yunus menjelaskan insiden kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 10.30 WIB.

Baca juga: Warga Tabur Bunga Peringati 7 Hari Tabrakan Maut di Megamendung Puncak


Kecelakaan ini melibatkan beberapa kendaraan seperti Bus Pariwisata Kitrans bernomor polisi B 7058 BGA menabrak Avanza Silver bernomor polisi B 1608 BKV, Avanza dan pikap dan beberapa kendaraan roda dua.

"Data sementara delapan orang meninggal dunia di lokasi kejadian," ujar Kombes Yusri dalam keterangannya, Minggu (30/4/2017).

Belum diketahui secara pasti kronologi serta korban luka dalam kecelakaan maut yang kembali terjadi di jalur puncak ini.

"Saat ini anggota dibantu masyarakat masih melakukan evakuasi TKP," ujar Yusri.

Sebelumnya, kecelakaan serupa terjadi di jalur Puncak, Bogor, tepatnya di tanjakan Selangor, Sabtu lalu. Empat orang meninggal ketika bus wisata yang remnya blong menghantam kendaraan.




Share:

Saturday 29 April 2017

20 Mei, Ribuan Aktivis akan kepung Jakarta untuk turunkan Jokowi?


Kekecewaan terhadap kepemimpinan Joko Widodo sebagai Presiden RI mulai memunculkan reaksi di kalangan mahasiswa. Rencananya pada 20 Mei 2015 mendatang, ribuan aktivis mahasiswa dari berbagai jaringan elemen kampus di daerah berencana menyerbu masuk Jakarta untuk menggelar aksi besar-besaran.

Aksi tersebut akan digelar secara besar-besaran di depan Istana Negara di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Pihak aparat kepolisian diminta untuk tidak menghalangi.

“Sekitar seminggu sebelum tanggal 20 Mei, rekan-rekan mahasiswa dari berbagai daerah akan masuk Jakarta untuk bergabung dalam aksi besar-besaran di Istana Negara,” demikian pesan singkat yang disebarkan oleh Progres 98, Sabtu (21/3/2015).

Disebutkan bahwa perwakilan dari kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Pulau Jawa akan tiba di Jakarta pada 18-19 Mei 2015.

Aksi ini sebagai simbol bahwa suara kekecewaan rakyat secara perlahan mulai berembus dan menggugah kesadaran mahasiswa di seluruh tanah air untuk bergerak dalam sebuah konsolidasi aksi nasional.

Informasi yang kami himpun dari beberapa sumber menyebutkan, konsolidasi lintas elemen aksi mahasiswa dan rakyat tersebut terus bergulir.

Progres 98 menyerukan kepada seluruh kalangan pendukung perubahan untuk bersatu mendukung aksi mahasiswa dalam gerakan Kebangkitan Nasional 20 Mei.

“Sudah saatnya seluruh potensi anak bangsa bersatu dan bergerak mengepung Istana Negara melalui aksi damai untuk mendesak Jokowi – JK diturunkan dari kekuasaan,” seruan Progres 98 melalui fan page http://www.facebook.com/progres.98

Di antara penggagas aksi ini adalah para mantan aktivis 1998 dan perhimpunan alumni dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta. Mereka telah menyiapkan serangkaian pertemuan untuk kesiapan aksi besar-besaran tersebut.


Editor : Redaktur | teropongsenayan.com
tag: #Jokowi  #demo mahasiswa

Share:

Friday 28 April 2017

Katanya “Dua Minggu Kelar, Tinggal Panggil Programmer”; Ini Sudah 2,5 Tahun Gak Kelar Juga


Home  Berita  Katanya “Dua Minggu Kelar, Tinggal Panggil Prog

“Saya kalo bekerja selalu pake target! Tahu saya, target itu HARUS TERCAPAI. Kalo ndak tercapai, ya urusannya akan lain…”

Pak, cuma mau ngingetin, dulu ada yang pasang target “DUA MINGGU SELESAI!”

Kira-kira sudah tercapai belum ya targetnya???

Katanya tinggal panggil programmer, ahli IT, bikin “e-e”an cukup 2 minggu bakal kelar.

Nah kalo sudah 2,5 tahun gak kelar juga, apa targetnya direvisi atau yang bikin target di”reshuffle” ya Pak???

27 Oktober 2014 melantik kabinet Kerja untuk pertama kali.

Tidak sampai 10 bulan kemudian…

12 Agustus 2015 mereshuffle kabinet Kerja jilid 1.

Hanya 11 bulan kemudian…

27 Juli 2016 mereshuffle kabinet Kerja jilid 2.

Kini, 9 bulan kemudian, mulai menyindir kinerja menterinya.

2017 segera menyusul reshuffle kabinet Kerja jilid 3?

Demi menyediakan tempat buat sang “adik” tercinta yang gak laku dijual untuk jabatan publik yang harus didapat melalui ajang pemilihan??

Kalau itu terjadi, 2,5 tahun menjabat, sudah 3 kali bongkar pasang kabinet.

Kalau dalam organisasi, suatu organisasi yang keseringan berubah komposisi pengurusnya, itu organisasi yang labil.

Kalau perusahaan keseringan gonta ganti direksi dan manajer, pasti itu perusahaan yang bad managed.

Kalau ibarat orang menikah, bolak balik kawin cerai. Malah ada yang sudah dicerai, dirujuk lagi.

Sesungguhnya perbuatan/tindakan seseorang adalah cerminan dari pikirannya.

Orang yang kokoh pendirian, yang istiqomah, yang yakin dengan keputusannya, gak akan gampang berubah pikiran dan “membuang” orang/pihak lain hanya untuk menyelesaikan masalah yang sesungguhnya berasal dari ketidakmampuan dirinya menjadi problem solver.

Jadi, yang selesai dua minggu apa?

E ndilalah…

E la dhalah…

E jebule…

E lha kok ngene…

E…, ora ngoco dhisik

(Iramawati Oemar)
Share:

Janji Allah itu Pasti !! Begini kondisi Buni Yani saat ini


Lelaki berkacamata minus itu keluar dari pintu dan menyambut dengan hangat. Senyumnya mengembang lebar di wajahnya yang berseri.

Dengan peci berwarna putih, bersarung kotak-kotak, dan berbaju koko putih lengan panjang dengan aksen colekat muda memanjang ke bawah, Buni Yani mempersilakan saya masuk ke rumahnya, di kawassan Cilodong, Depok, Jawa Barat. Sebuah rumah yang asri, dengan tetananaman di halaman. Rumahnya sama sekali tidak besar, hanya tipe 45 dengan luas lahan 114 m2.

Saya tidak mengira, Senin sore itu akhirnya bisa jumpa dengan sosok yang berjasa besar kepada umat Islam ini. Lewat unggahan video pidato Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok di Kepulauan Seribu yang menista surat al Maidah ayat 51, Buni berhasil membangkitkan ghiroh ummat atas penistaan terhadap agamanya.

“Rasa cemburu atau ghiroh dalam konteks beragama adalah konsekuensi dari Iman itu sendiri. Jika agamamu, nabimu, kitabmu dihina dan engkau diam saja, jelaslah ghiroh telah hilang darimu. Jika ghiroh telah hilang dari hati, gantilah bajumu dengan kain kafan. Sebab kehilangan ghiroh sama dengan mati,” tulis ulama besar Buya Hamka dalam bukunya yang berjudul Ghiroh.

Ghiroh yang dipantik video penistaan agama oleh Ahok inilah yang berbuah protes yang merebak di mana-mana. Demo yang berbalut tajuk aksi bela Islam digelar berjilid-jilid di Jakarta, melibatkan ratusan ribu bahkan jutaan umat yang ikhlas datang dari seantero negeri.

Buni berperawakan sedang saja, bahkan bisa disebut kecil. Lelaki kelahiran Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) 48 tahun lalu itu benar-benar bersahaja. Kami duduk di ruang tamu dengan lebar tiga meter. Hanya ada satu set meja kursi sederhana berwarna cokelat gelap. Jarak ruang tamu dan ruang keluarga yang juga merangkap ruang makan hanya dipisah oleh lemari buku kecil. Di sisi kiri pintu, juga ada lemari buku yang susunannya tidak bisa disebut rapi. Mungkin karena si empunya memang hobi membaca, hingga belum sempat meletakkan kembali buku yang usai dibacanya dengan rapi.

Sejak menjadi tersangka akibat video unggahannya menjadi viral, Buni memang harus mengubah ritme hidupnya. Sebelumnya dia adalah dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta Pusat. Namun, seiring dengan merebaknya kasus penistaan agama oleh Ahok, berbagai intimidasi dan ancaman terus bertubi-tubi menimpanya. Gangguan dan prilaku premanisme bahkan juga menghinggapi kampus tempatnya mengajar. Tidak ingin masalahnya merembet ke kampus, Buni memilih mengundurkan diri sebagai pengajar.

Tapi teror terus saja bergelombang datang. Telepon genggamnya dipenuhi berbagai pesan dan ancaman. Bahkan ada juga beberapa ancaman yang akan membunuh. Namun baginya semua itu dianggap sebagai risiko perjuangan.

“Syukur alhamdulillah, sejauh ini terror dan ancaman itu hanya ditujukan kepada saya saja. Allah masih melindungi anak dan istri dari hal serupa itu. Tapi beberapa kali para peneror datang ke rumah dengan mobil. Mereka tidak memang masuk, tapi hanya mondar-mandir di gang depan. Sesekali mereka memarkir mobilnya cukup lama pas di depan rumah tanpa keperluan yang jelas. Sepertinya orang-orang itu memang bermaksud menjatuhkan mental saya dan keluarga,” paparnya.

Obrolan hangat di sore yang cerah itu harus terhenti sejenak. Saya harus pamit ke masjid. Maklum, tadi berangkat belum masuk waktu sholat ashar. Kereta commuter line yang mengangkut saya dari stasiun Bojong Indah, Jakbar, memang tepat waktu. Tapi Obeth, anak muda pengemudi ojek Grab yang membawa saya dari stasiun Depok, rupanya tidak kenal jalan dan daerah Cilodong. Akibatnya kami harus berputar-putar memakan waktu hampir satu jam. Jadilah saya telat melaksanakan shalat ashar.

Buni memang tuan rumah yang baik. Dia tidak saja menunjukkan masjid di komplek perumahan itu, tapi juga menemani menuju lokasi. Saya memintanya kembali ke rumah begitu masjid yang dituju tampak. Usai, shalat saya segera kembali karena tidak sabar ingin melanjutkan obrolan yang amat menarik tadi.

Sambil menyeruput teh manis di cangkir dan
Share:

Translate

Arquivo do blog

Total Pageviews

Facebook