yunusst memberikan inspirasi kepada anda

Tutorial

Friday 6 March 2015

Puslitbang Litprof SDM Kemkominfo Selenggarakan Fasilitasi Sertifikasi Kompetensi Berbasis SKKNI di BPPTIK

y / In Berita /
 
Pusat Penelitian dan Pengembangan Literasi dan Profesi Badang Litbang SDM Kementerian Kominfo menyelenggarakan kegiatan Fasilitasi Sertifikasi Kompetensi berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Kegiatan tersebut diselenggarakan di Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) Cikarang selama 3 hari pada hari Selasa (3/3/2015) sampai dengan Kamis (5/3/2015). (Dok BPPTIK)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Literasi dan Profesi Badang Litbang SDM Kementerian Kominfo menyelenggarakan kegiatan Fasilitasi Sertifikasi Kompetensi berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Kegiatan tersebut diselenggarakan di Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) Cikarang selama 3 hari pada hari Selasa (3/3/2015) sampai dengan Kamis (5/3/2015). (Dok BPPTIK)
BPPTIK – Bekasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Literasi dan Profesi Badang Litbang SDM Kementerian Kominfo (Puslitbang Litprof SDM Kemkominfo) menyelenggarakan kegiatan Fasilitasi Sertifikasi Kompetensi berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Kegiatan tersebut diselenggarakan di Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) Cikarang selama 3 hari pada hari Selasa (3/3/2015) sampai dengan Kamis (5/3/2015).
Acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Kominfo, Sri Cahaya Choironi, di auditorium BPPTIK. Turut hadir dalam pembukaan kepala BPPTIK, Nusirwan.
Acara dilanjutkan dengan materi asesmen oleh Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi (LSP TIK) Surabaya, Edwin Surjosaptanto.
Sertifikasi profesi yang dibuka pada kegiatan fasilitasi ini antara lain pada bidang keahlian Jaringan Komputer (Cluster Junior Networking), Programmer (Cluster Junior Programming), Multimedia (Cluster Junior Multimedia), Operator (Cluster Junior Operator Assistant/Practical Office), Desain Grafis (Cluster Junior Graphic Design), dan Technical Computer Support (Cluster Basic Computer Assembling).
Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 80 orang dengan kualifikasi SMK, lulusan SMK, D1, D2, dan D3 bidang teknologi informasi dan komunikasi dari berbagai kota di pulau Jawa. (LPA/hdn)
Share:

"Cina anjing ... "

"Cina anjing ... " Begitulah teriak seorang anggota DPRD kepada Gubernur DKI dalam proses mediasi di Kemendagri. Berita di media sosial menengarai teriakan itu datang dari mulut Haji Tubagus Arif, S. Ag. (Sarjana Agama, Sodara-sodara!), anggota DPRD DKI dari Partai Keadilan Sejahtera.
Ucapan, 'Cina, Lu' sendiri sering dipakai untuk menghina etnik Cina di Indonesia. Pengertiannya tidak sekedar kulit kuning dan mata sipit tetapi juga serakah (karena dianggap kaya dan kekayaannya diperoleh dengan cara tidak adil) dan kafir.
Sementara 'Anjing, Lu' adalah makian yang sangat kasar.
Dengan menggandakan hinaan ini, politisi ini seakan menyatakan keyakinan moralnya. Orang seperti Ahok tidak sederajat dengan dirinya karena (1) dia Cina; (2) dia sederajat anjing.
Sikap dan keyakinan seperti ini bukan sesuatu yang aneh di negeri ini. Orang menjadi makin eksklusif. Mereka tidak saja menolak apa saja yang dianggap bukan bagian dari identitasnya. Mereka juga merasa berhak untuk melontarkan hinaan sekeji-kejinya.
Ironisnya, bangunan argumen yang dipakai oleh DPRD DKI untuk menentang Ahok adalah bahwa dia tidak tahu etika dan tidak tahu sopan santun. Tapi kita lihat sendiri, apakah tingkahlaku anggota DPRD ini beretiket dan santun?
Sisi yang baik adalah bahwa Ahok kabarnya menyerap hinaan itu dengan mengatakan, "Daging anjing itu enak ..."
Tapi kita tahu dimaki 'Anjing" itu tidak enak. Begitu juga untuk etnik Cina yang dihina kecinaannya.
Dan sesungguhnya mulut anjing jauh lebih santun daripada mulut politisi ini.
* Made Supriatma
Share:

Monday 2 March 2015

Sebentar Lagi Bayi Bisa Dihasilkan Tanpa Peran Perempuan

Sebentar lagi perempuan tidak dibutuhkan untuk membuat bayi. Ups, bagi perempuan, jangan tersulut emosi dulu. Ini berlaku bagi dua laki-laki yang saling mencintai dan ingin punya anak biologis tanpa sel telur donor dari perempuan. Naoke Irie dari Welcome Trust Cancer Research University of Cambdridge pada 15 Januari 2015 lalu memublikasikan makalah hasil penelitian menarik di jurnal Cell tentang peran SOX 17 dalam mengatur perkembangan primordial germ cell (PGC). Seperti diberitakan situs IFLScience, Selasa (24/2/2015), PGC sendiri bisa dikatakan sebagai sel punca yang akan berkembang menjadi sel telur dan sel sperma. Perkembangan PGC ditentukan oleh sejumlah gen serta hormon yang diproduksi oleh tubuh. Selama ini, gen yang dikenal sebagai penentu perkembangan PGC bernama keluarga gen SOX. Dalam penelitian, Irie beserta rekannya menemukan bahwa SOX17 pun berperan menentukan perkembangan PGC, apakah akan menjadi sel sperma atau sel telur. Dengan mengetahui peran gen tersebut, peluang untuk merekayasa perkembangan sel bisa dilakukan. Misalnya, hormon atau zat kimia tertentu dimanfaatkan untuk menginduksi agar PGC berkembang menjadi sel telur, meskipun berasal dari tubuh laki-laki. Karena PGC dari tubuh laki-laki membawa kromosom X, sel telur yang dihasilkan nantinya bisa berfungsi. Sel telur itu selanjutnya bisa dibuahi oleh sperma dari laki-laki lain sehingga menghasilkan zigot dan kemudian berkembang menjadi embrio. Meski perempuan tidak dibutuhkan dalam proses menghasilkan bayi, ibu wali tetap dibutuhkan untuk membawa embrio sehingga memungkinkannya berkembang menjadi bayi yang dilahirkan 9 bulan 10 hari kemudian. Secara teknologi, modifikasi perkembangan sel PGC dimungkinkan. Namun, tantangan yang lebih besar nantinya adalah masalah moral. Bisakah mengatur perkembangan sel? Bisakah dua laki-laki memiliki anak biologis? Pasti akan ada yang mengatakan, itu menentang kodrat. Modifikasi perkembangan PGC hanya alternatif bagi pasangan laki-laki yang menginginkan anak biologis. Sementara itu, perempuan tetap berarti bagi pasangan heteroseksual. Bagi pasangan sesama jenis untuk perempuan, alternatif serupa mungkin akan dibuat pada masa mendatang.

Share:

Kejanggalan penggerebekan begal di sasak panjang

1. Lokasi Sasak Panjang Peta Sasak Panjang Sasak panjang Berlokasi tepatnya di Kampung Sasak Panjang, Desa Citayam, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor. 2. Penggerebekan Polisi Yup, seperti diberitkan sebelumnya bahwa Mapolresta Depok melakukan penggerebegan dengan mengerahkan kekuatan besar yakni dengan ratusan personil gabungan dibantu aparat reskrim dari Dirkrimum Polda Metro Jaya terhadap desa Sasak Panjang yang disinyalir menjadi pusat penjualan barang curian dan pembegalan. Hasilnya dua truk berisi spare part, onderdil dan pretelan mesin motor yang diduga hasil curian dan pembegalan, diangkut ke Mapolresta Depok dalam penggerbekan itu. Dalam operasi besar besaran ini polisi melakukan pengawalan dan menunjuk ada 4 pelaku utama sebagai penadah motor curian untuk di preteli onderdilnya dan di jual. Dari target itu ada 2 pelaku berhasil di amankan dan 2 lainnya masih dalam pengejaran Polresta Depok. Polsek Bojong Gede berencana melakukan razia puluhan toko-toko spare part dan onderdil bekas yang berjejer di kampung Sasak Panjang dan Citayam. Weh masih berlanjut 3. Rahasia Umum Tentang Sasak Panjang Sudah rahasia umum gan, bahwa Kampung Sasak Panjang dan Kampung Bulu yang berada di perbatasan Kota Depok dengan Kabupaten Bogor tersebut menjadi pusat penjualan suku cadang dan onderdil bekas dengan kualitas yang baik menurut informasi yang berkembanga adalah berasal dari sepeda motor hasil pembegalan.James Bons yang pernah mampir ke sini tahun 2004 lalu memang menjumpai kampung yang sepi, tapi di dalamnya sungguh ramai dengan pasar onderdil yang murah dan berkualitas, mmm bboleh jadi memang hasil dari kejahatan. 4.Kejanggalan Beberapa kejanggalan yang ditemui di lapangan. Bahwa dalampenggerebegan tersebut para pelaku yang menjadi sasaran hilang, sangat cepat dan entah ke mana mereka pergi. Demikian dijelaskan Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Agus Salim yang memimpin penggerebekan. Usai menggeledah kios, polisi merangsek masuk ke rumah-rumah warga yang ada di sekitar, namun tak seorang pun pria dewasa ditemukan di rumah-rumah warga kecuali pria lanjut usia dan yang telah renta tak berdaya di antara balai bambu. Yang didapati hanyalah kaum wanita dan ibu-ibu dan mereka hanya membisu ketika polisi menanyakan ke mana pemilik kios sekaligus suku cadang yang jumlah tak terhitung itu. Para pelaku ini seolah tahu akan disergap. Ya, walau semua wanita di desa itu bungkam, seluruh rumah penduduk digeledah, hasilnya polisi menemukan ribuan unit suku cadang yang sudah dipreteli di beberapa rumah penduduk. Adakah beking, atau bocor info?
Share:

Translate

Arquivo do blog

Total Pageviews

Facebook