yunusst memberikan inspirasi kepada anda

Tutorial

Saturday 11 June 2011

Letusan Dahsyat Matahari

share
 
Share:

Thursday 9 June 2011

Stoner Juara, Spies Podium Pertama

share
 
Share:

ABG China Nekad Jual Ginjal Demi iPad dan iPhone

share
Seorang remaja china, dikenal sebagai xiao zheng (si kecil zheng), pekan lalu telah menjual ginjalnya setelah melihat iklan online yang menawarkan uang kepada orang yang mao mendonorkan organ tubuhnya.

si kecil zheng memperoleh 22.000 yuan (sekitar Rp 29 juta) setelah operasi pengambilan ginjal di rumah sakit di chenzhou, provinsi hunan, china bagian tengah. tindakan si kecil Zheng menjual organnya sederhana, ia ingi mempunyai iPad2 buatan Apple Computers.

sampai di rumah, ibu si kecil zheng, nyonya liu, heran melihat anaknya membawa iPad2, komputer notebook, dan sebuah iPhone. semua gadget ini dibilang mahal untuk ibunya, dan kecurigaan pun bertambah setelah melihat bekas luka jahitan operasi di badan anaknya.

bagi si kecil zheng, iPad2 dan iPhone yang dibeli dengan menjual ginjalnya adalah contoh bagaimana apple dengan berbagai produk futuristiknya menjadi produk sakral yang harus dimiliki. si kecil zhang beranggapan, dengan memiliki iPad2 dan iPhone, dunia berada dalam genggamannya, dan tidak peduli dengan komplikasi akibat operasi pengambilan ginjalnya.
sumber: kompas
Share:

Larang Jilbab, Ahmadinejad Kecam FIFA

share
Pemerintah Iran akan mendalami dan mempelajari kasus ini sebelum mengajukan protes resmi.
VIVAnews - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyebut induk sepakbola dunia FIFA sebagai organisasi 'diktator'. Pernyataan itu terlontar satu hari setelah FIFA memutuskan melarang pemain bola wanita Iran mengenakan jilbab. Atas tindakan itu, Ahmadinejad juga melontarkan kecaman.

"Mereka (FIFA) adalah diktator dan penjajah yang ingin memaksakan gaya hidup orang lain. Kami akan menghadapi mereka. Kami bertindak sesuai hak-hak anak-anak perempuan kami," ujar Ahmadinejad seperti dikutip Guardian.

Ahmadinejad mengatakan, apa yang dilakukan wanita muslim di Iran dengan mengenakan jilbab adalah bentuk ajaran agama. Tidak ada alasan bagi FIFA melarang mereka mengikuti pertandingan.

Pelarang ini, menurutnya adalah yang kali kedua. Tahun lalu timnas perempuan Iran juga diskors karena alasan serupa. Padahal, Divisi Perempuan Federasi Sepak Bola Iran, telah memodifikasi kostum mereka pada bagian penutup kepala dan itu mendapat persetujuan Presiden FIFA, Sepp Blatter.

Namun, pertandingan kualifikasi Olimpiade 2012 antara timnas wanita Iran lawan Yordania hari Jumat lalu dihentikan oleh FIFA, setelah para pemain Iran memakai jilbab yang dirancang khusus untuk sepak bola.

Menyelesaikan persoalan ini, pemerintah Iran akan mendalami dan mempelajari kasus ini sebelum mengajukan protes resmi. "Kami akan memperjuangkan hak dari para pemain sepak bola wanita kami," tegas Ahmadinejad.
Meskipun demikian, apapun hasil protes Iran, mereka tetap tak bisa tampil di Olimpide. Soalnya, Iran kalah WO 0-3 saat bertanding di Amman, Yordania karena tampil menggunakan jilbab.
Sementara dalam suratnya, FIFA menyatakan telah mengeluarkan keputusan mengenai seragam pertandingan. Dasar FIFA menghukum Iran adalah sebagai berikut:

"Keputusan FIFA pada bulan Maret 2010 mengizinkan pemain memakai topi yang menutupi kepala mereka ke garis rambut, tetapi tidak memperpanjang bawah telinga untuk menutupi leher, masih berlaku.

Meskipun delegasi Iran memahami peraturan ini, para pemain keluar mengenakan jilbab, kepala dan leher mereka benar-benar tertutup, yang merupakan pelanggaran Law of The Game FIFA. Komisaris pertandingan dan wasit memutuskan menerapkan dengan benar Law of The Game, sehingga timnas Iran terpaksa didiskualifikasi"(np)
• VIVAnews
Share:

Monday 6 June 2011

Daftar isi

Share:

Pengkhianatan Naskah Proklamasi: Piagam Jakarta.

share
Sebuah Tinjauan Kritis

Berikut isi teks proklamasi yang disusun oleh duet Soekarno-Hatta:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Banyak kritikan terhadap Naskah Proklamasi, salah satunya adalah oleh almarhum KH Firdaus AN. Seorang Ulama yang lahir di Sumatera dan menempuh perjuangan islam melalui jalur politik.

Kritik KH Firdaus AN terhadap teks Proklamasi :

1. Teks Proklamasi seperti tersebut di atas jelas melanggar konsensus, atau kesepakatan bersama yang telah ditetapkan oleh BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 22 Juni 1945.

2. Yang ditetapkan pada 22 Juni 1945 itu ialah, bahwa teks Piagam Jakarta harus dijadikan sebagai Teks Proklamasi atau Deklarasi Kemerdekaan Indonesia.


3. Alasan atau dalih Bung Hatta seperti diceritakan dalam bukunya Sekitar Proklamasi hal. 49, bahwa pada malam tanggal 16 Agustus 1945 itu, 'Tidak seorang di antara kami yang mempunyai teks yang resmi yang dibuat pada tanggal 22 Juni 1945, yang sekarang disebut Piagam Jakarta, ' tidak dapat diterima, karena telah melanggar kaidah-kaidah sejarah yang harus dijunjung tinggi. Mengapa mereka tidak mengambil teks yang resmi itu di rumah beliau di Jl. Diponegoro yang jaraknya cukup dekat, tidak sampai dua menit perjalanan? Mengapa mereka bisa ke rumah Mayjend.

Nisimura, penguasa Jepang yang telah menyerah dan menyempatkan diri untuk bicara cukup lama malam itu, tapi untuk mengambil teks Proklamasi yang resmi dan telah disiapkan sejak dua bulan sebelumnya mereka tidak mau? Sungguh tidak masuk akal jika esok pagi Proklamasi akan diumumkan, jam dua malam masih belum ada teksnya. Dan akhirnya teks itu harus dibuat terburu-buru, ditulis tangan dan penuh dengan coretan, seolah-olah Proklamasi yang amat penting bagi sejarah suatu bangsa itu dibuat terburu-buru tanpa persiapan yang matang!

4. Teks Proklamasi itu bukan hanya ditandatangani oleh 2 (dua) orang tokoh nasional (Soekarno-Hatta), tetapi harus ditanda-tangani oleh 9 (sembilan) orang tokoh seperti dicantum dalam Piagam Jakarta. Keluar dan menyimpang dari ketentuan tersebut tadi adalah manipulasi dan penyimpangan sejarah yang mestinya harus dihindari. Teks itu tidak otentik dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Deklarasi Kemerdekaan Amerika saja ditandatangani oleh lebih dari 5 (lima) orang tokoh.

5. Teks Proklamasi itu terlalu pendek, hanya terdiri dari dua alinea yang sangat ringkas dan hampa, tidak aspiratif. Ya, tidak mencerminkan aspirasi bangsa Indonesia; tidak mencerminkan cita-cita yang dianut oleh golongan terbesar bangsa ini, yakni para penganut agama Islam. Tak heran banyak pemuda yang menolak teks Proklamasi yang dipandang gegabah itu. Tak ada di dunia, teks Proklamasi atau deklarasi kemerdekaan yang tidak mencerminkan aspirasi bangsanya. Teks Proklamasi itu manipulatif dan merupakan distorsi sejarah, karena tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Dalam sejarah tak ada kata maaf, karena itu harus diluruskan kembali teks Proklamasi yang asli. Adapun teks Proklamasi yang otentik, yang telah disepakati bersama oleh BPUPKI pada 22 Juni 1945 itu sesuai dengan teks atau lafal Piagam Jakarta.

Jelasnya, teks proklamasi itu haruslah berbunyi seperti di bawah ini:

PROKLAMASI
Bahwa kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia ini harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan. Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke pintu gerbang Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka dengan ini rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia, yang melindungi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.



Jakarta, 22 Juni 1945

Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta, Mr. Ahmad Soebardjo, Abikusno Tjokrosujoso, A.A. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, H. Agus Salim, KH. Wahid Hasjim, Mr. Muh Yamin.

KH Firdaus AN mengusulkan supaya dilakukan koreksi sejarah. Untuk selanjutnya, demi menghormati musyawarah BPUPKI yang telah bekerja keras mempersiapkan usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, maka semestinya pada setiap peringatan kemerdekaan RI tidak lagi dibacakan teks proklamasi ”darurat” susunan BK-Hatta. Hendaknya kembali kepada orisinalitas teks proklamasi yang otentik seperti tercantum dalam Piagam Jakarta 22 Juni 1945 di atas.

Benarlah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang mensinyalir bahwa dekadensi ummat terjadi secara gradual. Didahului pertama kali oleh terurainya ikatan Islam berupa simpul hukum (aspek kehidupan sosial-kenegaraan). Tanpa kecuali ini pula yang menimpa negeri ini. Semenjak sebagian founding fathers negeri ini tidak berlaku ”amanah” sejak hari pertama memproklamirkan kemerdekaan maka diikuti dengan terurainya ikatan Islam lainnya sehingga dewasa ini kita lihat begitu banyak orang bahkan terang-terangan meninggalkan kewajiban sholat. Mereka telah mencoret kata-kata ”syariat Islam” dari teks proklamasi. Bahkan dalam teks proklamasi ”darurat” tersebut nama Allah ta’aala saja tidak dicantumkan, padahal dibacakan di bulan suci Ramadhan..! Seolah kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia tidak ada kaitan dengan pertolongan Allah ta’aala...! 
Share:

Jenderal Mesir Ungkap Tes Keperawanan

share
VIVAnews - Seorang Jenderal di Mesir mengaku adanya "tes keperawanan" atas sejumlah perempuan yang ditahan saat demonstrasi anti rezim Hosni Mubarak awal Maret lalu. Itu adalah pengakuan pertama yang dibeberkan seorang perwira tinggi militer Mesir atas kasus itu, yang sudah jadi rahasia umum.

Menurut stasiun berita CNN, Selasa 31 Mei 2011, tuduhan adanya tes keperawanan itu muncul dalam laporan yang disusun lembaga Amnesty International, beberapa pekan setelah aksi unjuk rasa 9 Maret di Kairo. Menurut laporan itu, sejumlah perempuan demonstran dipukul, disetrum, dan pakaian mereka dilucuti. Para demonstran itu juga diancam tuduhan pelacuran dan harus menjalani tes keperawanan.

Saat itu, seorang perwira bernama Mayor Amr Imam mengungkapkan bahwa 17 perempuan telah ditahan. Namun, dia membantah laporan adanya penyiksaan dan tes keperawanan.

Namun, menurut CNN, seorang jenderal senior Mesir mengakui sekaligus membela penerapan tes itu. "Para perempuan yang ditahan itu tidak seperti anak Anda atau anak saya," kata jenderal yang tidak mau disebutkan namanya itu. "Mereka menginap di tenda-tenda bersama para lelaki di Lapangan Tahrir. Di tenda itu juga ditemukan bom molotov dan narkoba," kata si jenderal.

Menurut dia, tes itu penting dilakukan agar tidak muncul klaim dari perempuan demonstran bahwa mereka telah diperkosa saat ditahan pihak berwajib. "Kami tidak ingin mereka berkoar bahwa mereka telah diserang secara seksual atau diperkosa. Maka kami ingin membuktikan apakah mereka memang tidak lagi perawan," kata sumber CNN itu.

Tes itu, menurut dia, menunjukkan tidak ada yang masih perawan. Sumber itu tidak menjelaskan bagaimana tes keperawanan itu berlangsung dan berapa orang yang telah menjalaninya.

Sebelumnya, seorang perempuan 20 tahun bernama Salwa Hosseini mengaku sebagai salah satu korban tes itu setelah ditangkap di tengah unjuk rasa Maret lalu. Kepada CNN, dia menceritakan bagaimana tentara berseragam mengikat dia di suatu museum.

Salwa lalu ditelentangkan di atas lantai dan ditampar. Dia pun disetrum dengan pistol listrik dan dituduh sebagai pelacur.

Menurut Salma, dia dan 17 perempuan lain lalu dipaksa menjalani tes keperawanan. "Kami tidak mau karena dilakukan oleh dokter laki-laki," kata Salma. Namun, mereka tidak berdaya karena diancam akan disetrum lagi dengan pistol listrik bila menolak dites.

Belum ada penjelasan resmi dari Mesir mengenai tes kontroversial itu. (eh)
• VIVAnews
Share:

Translate

Arquivo do blog

Total Pageviews

Facebook