yunusst memberikan inspirasi kepada anda

Tutorial

Thursday 12 October 2017

Jadwal Kualifikasi Piala AFF U-19 Timnas

dilansir Bola.com, Jakarta - Usai berlaga di Piala AFF U-18 2017, Timnas Indonesia U-19 bersiap tampil di Kualifikasi Piala Asia U-19 2018. Tim asuhan Indra Sjafri bersaing di Grup F bareng Korea Selatan, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Timor Leste.
Hasil babak kualifikasi memang tidak berpengaruh karena Tim Merah-Putih sudah pasti lolos dengan status tuan rumah. Namun, pelatih Indra Sjafri tak ingin anak-asuhnya jadi bulan-bulanan di fase kualifikasi ini.


Arsitek asal Sumatra Barat tersebut Egy Maulana dkk. bisa unjuk kapasitas sebagai tim yang layak diperhitungkan di persaingan elite Piala Asia U-19 2018. Pertandingan-pertandingan kualifikasi Grup F dimainkan di Paju, Korea Selatan, pada 31 Oktober-8 November.
Pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri, memanggil 24 pemain untuk mengikuti pemusatan latihan yang akan digelar di Bekasi mulai Jumat (29/9/2017).
"Sesuai program yang sudah ada, kami memang mengagendakan pemusatan latihan lagi pada akhir September ini usai mengikuti Piala AFF beberapa waktu lalu. Dalam pemusatan latihan di Bekasi ini akan diselingi dua uji coba internasional," ujar Indra Sjafri.
Dalam daftar 24 pemain yang dipanggil mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19, ada dua pemain baru yang berposisi sebagai penjaga gawang. Absennya Muhammad Riyandi yang mengalami cedera saat Piala AFF U-18 2017 membuat Indra ingin menjajal dua penjaga gawang baru, Rakasurya Handika dari PPLP Jawa Tengah dan Adi Satrio dari Banten.
Selain di Bekasi, rencananya Tim Merah-Putih juga akan melakoni pemusatan latihan di Kota Batu dan Yogyakarta sebelum bertolak ke Negeri Gingseng. Dalam Kualifikasi Piala Asia U-19 yang dimulai tanggal 31 Oktober hingga 8 November 2017 itu, Indonesia tergabung di grup F bersama tuan rumah Korea Selatan, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Timor Leste.
Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi Brunei Darussalam dalam laga pertama. Namun, sudah dipastikan Tim Garuda Nusantara hanya akan mempertajam persiapan dengan mengikuti turnamen tersebut mengingat anak asuh Indra Sjafri itu sudah dipastikan lolos karena akan bertindak sebagai tuan rumah dalam putaran final Piala Asia U-19 2018.
1 dari 3 halaman

Jadwal Laga Timnas U-19



Ads by Kiosked
Jadwal Timnas Indonesia U-19 di Kualifikasi Piala Asia U-19 2018:
31 Oktober 2017: Indonesia Vs Brunei Darussalam
2 November 2017: Indonesia Vs Timor-Leste
4 November 2017: Korea Selatan Vs Indonesia
6 November 2017: Malaysia Vs Indonesia
*) Pertandingan digelar Paju National Football Center
2 dari 3 halaman

Komposisi Pemain Timnas U-19


Susunan Pemain Timnas Indonesia U-19:
Kiper: Rakasurya Handika (PPLP Jateng), Gianluca P. Rossy (Jawa Tengah), Aqil Savik (Jawa Barat), M Adi Satrio (Banten)
Belakang: M. Rifad Marasabessy (Madura United), Dedi Tri Maulana (Sulawesi Tengah), Rachmat Irianto (Persebaya), Julyano Pratama Nono (Ragunan). Kadek Raditya (Bali). Firza Andika (Sumatera Utara), Irsan Lestaluhu (Maluku), Samuel Christianson (Persija U-19), Nurhidayat Haris (PSM)
Tengah: Syahrian Abimanyu (Persija U-19), Witan Sulaeman (Ragunan), Resky Fandi Witriawan (Sulawesi Barat), Asnawi Mangkualam Bahar (PSM), Muhammad Iqbal (Sumatera Barat), Feby Eka Putra (Jawa Timur), Saddil Ramdani (Persela), Egy Maulana Vikri (Ragunan), Luthfi Kamal (DKI Jakarta).
Depan: Hanis Saghara Putra (Jawa Timur), M. Rafli Mursalim (DKI Jakarta)
Share:

Monday 9 October 2017

Ustad 'seleb'

Mungkin bukan lagi sebuah hal yang aneh, jika belakangan fenomena “ustadz nyeleb” justru terlampau lebih dikenal dan populer ditengah masyarakat dibanding tokoh agama lainnya yang menghindari hingar-bingar dunia publik. Media Sosial (medsos) menjadi semacam “ruang akrobatik” para ustadz “seleb”, entahkarena memang sekadar ingin menunjukkan eksistensinya ke ruang publik soal kehidupan dirinya atau memang kebetulan dicitrakan oleh media kemudian menjadi informasi yang dikonsumsi publik. Bukan hanya ceramah-ceramahnya yang memenuhi lini medsos, diakses ratusan ribu orang dan memiliki ribuan penggemar. Medsos sepertinya telah menggeser fenomena keagamaan yang sebelumnya “sakral” menjadi “profan” bahkan tak jarang menampilkan sikap hedonistik yang dibungkus “baju agama”.
Belum hilang kegaduhan publik soal situs nikahsirri yang kemudian dipolisikan, muncul fenomena menggelikan yang viral di medsos foto salah satu ustadz beken yang “nyeleb” dengan ketiga istrinya yang tampak akur. Menggelikan karena ternyata seorang tokoh agama yang selalu mengisi ruang publik keagamaan yang bernuansa “sakral” justru mempertontonkan sikap hedonisme yang didukung oleh klaim kebenaran agama. Ya, beristri lebih dari satu dalam syariat Islam “dibolehkan” selama mampu berbuat adil kepada istri-istrinya, jika tidak, maka keadilan memang hanya akan terwujud jika seorang laki-laki hanya memiliki satu istri.
Ada benarnya penelitian yang dilakukan Meyer dan Moors dalam bukunya, Religion, Media, and the Public Sphere, yang menyebutkan bahwa ruang publik agama menjadi bentuk baru dalam proses meditasi, proliferasi di ranah publik, dan mengaburkan beberapa batasan antara hiburan dan agama (Meyer & Moors, 2001). Saya kira, keberadaan ustadz-ustadz “seleb” yang lebih memanfaatkan medsos sebagai peningkatan citra dirinya adalah bagian dari proses proliferasi di ranah publik sehingga mengaburkan batasan agama yang dinilai “sakral” dengan hiburan yang justru sangat “profan” bahkan hedonistik. Mereka dengan sadar memanfaatkan medsos untuk mendongkrak kepupuleran mereka, masa bodo dengan soal penilaian publik nantinya seperti apa.
Saya cenderung menyebutnya dengan istilah “ustadz seleb”, karena memang dirinya diposisikan bak artis yang segala tingkah laku dan ucapannya menjadi perhatian bahkan panutan publik. Yang ngefans terhadap ustadz “seleb”-pun rasanya banyak sekali, bahkan terkadang para pengikutnya seperti mengkultuskan karena apapun yang dikatakan ustadz mereka seluruhnya adalah kebenaran. Berapa banyak mereka yang memposting ulang ungkapan-ungkapan ustadz “seleb” yang bertebaran di medsos? Bahkan tak segan-segan para netizen membanding-bandingkannya dan bahkan ada juga yang mendiskreditkan ustadz-ustadz lainnya karena saking ngefans-nya terhadap ustadz yang digandrungi oleh dirinya.
Soal fenomena ustadz seleb yang beristri banyak, pernah ada sebuah postingan jenaka dari sebuah warganet yang berasal dari Timur Tengah. Dalam unggahannya yang berbahasa Arab, warganet ini menyindir soal makna ayat Al-Quran yang artinya, “nikahilah wanita-wanita yang kamu sukai, dua, tiga, atau empat..”, yang diterjemahkan secara berbeda menjadi, “gaulilah istri-istri kamu, dua, tiga, atau empat..”. Makna nikah secara bahasa memang artinya “bersetubuh’ atau menggauli”, bukan pada pemaknaan prosesinya. Bagi saya, ini bisa menjadi kritik yang cukup menohok namun jenaka, kepada mereka yang memang gemar berbangga dengan mempunyai istri lebih dari satu dan mengunggahnya di ranah medsos.

Medsos telah menjadi ruang proliferasi para ustadz “seleb” untuk mendongkrak kepopulerannya di ranah publik. Hampir semua ustadz—baik yang berwatak salafi maupun sunni—seperti berlomba-lomba mengunggah berbagai ceramah keagamaannya di ranah medsos, bahkan seringkali sepertinya saling kritik, saling sahut dan tak jarang saling mempertentangkan “ideologi”nya masing-masing. Para netizen penikmat ceramah medsos ini-pun seakan terpolarisasi menjadi kelompok pro dan kontra yang terkadang salingnyinyir bahkan tanpa sadar mereka justru menjadi komunitas-komunitas mirip fans clubyang akan hadir dimana ustadz selebritisnya “manggung”. Disinilah kaburnya batasan antara ruang agama dan ruang hiburan, sehingga terkadang ustadz yang gak lucu dalam memberikan ceramah agamanya dianggap kosong “nilai” dan tak berbobot di hadapan publik.
Kemunculan medsos memang telah menggeser secara nyata wilayah-wilayah “privat” menjadi “publik” dalam hal apapun, termasuk agama. Jangankan soal ceramah agama, debat publik atau kajian ilmiah lainnya, sampai soal ustadz yang menikahi istri lebih dari satu-pun bukan lagi wilayah privat, tetapi publik harus tahu karena hal ini dianggap penting. Seakan seperti hendak menyatakan, “kalau anda belum jadi ustadz, maka belum layak beristri lebih dari satu”. Mindset seperti inipun pada akhirnya bersemayam dalam setiap pikiran mereka yang mulai moncer karir keustadzannya dan menjadi selebritas dalam bidang agama. Saya yakin, jika anda sudah mulai dikenal sebagai ustadz-pun, rasanya sudah siap-siap harus mengikuti prosesi menjadi ustadz “seleb”, memanfaatkan medsos, dikenal media, diperhatikan publik dan mengunggah hal-hal privat menjadi publik.
Bagi saya, sebutan “ustadz” yang disematkan oleh masyarakat bukanlah semata-mata bentuk penghormatan, tetapi justru terdapat beban tanggung jawab yang besar secara agama karena setiap umatnya melakukan kekeliruan, ustadz itu akan menanggung “dosa” nya. Saya membayangkan, betapa Nabi Muhammad adalah sosok sempurna tetapi paling peduli terhadap hal kecil apapun yang terjadi dengan umatnya. Bahkan, hingga di detik-detik kepulangannya kehadapan sang Maha Agung, Nabi Muhammad bahkan beberapa kali menyebut-nyebut umatnya, karena merasa khawatir, bahwa apa yang diperbuat dirinya selama hidup disalahartikan dan menjadi bencana bagi umatnya sendiri. Betapa sayangnya Rasulullah kepada umatnya, hingga seakan-akan dirinya tak punya urusan pribadi kecuali urusan yang berkait dengan kebaikan umat.

Para ustadz “seleb” sepertinya hanya mempertontonkan kepiawaian berorasi, public speaking secara mantap, menggiring setiap emosi massa untuk membangun “pengkultusan” pada dirinya, tanpa sadar maupun tidak. Agama sepertinya sedang “diperdagangkan” di ranah publik, melalui medsos, televisi atau media apapun yang mengusung banyak sponsor didalamnya. Para pengusaha aksesoris keagamaan pun ikut mengeruk keuntungan yang luar biasa dari sebuah penampilan ustadz “seleb” yang “manggung” di berbagai saluran media. Lalu, jika keagamaan marak diberbagai lini media, berbanding luruskan dengan sikap keagamaan masyarakat yang semakin baik? Karena asupan “gizi agama” yang hampir setiap hari mereka dapatkan secara bebas di ranah publik? Anda-pun bisa menilai, mana ustadz yang menjadi selebritis dan mana ahli agama yang sesungguhnya
Share:

Friday 6 October 2017

PASANG IKLAN

Blog yunusst - peluang usaha bisnis online membuka kesempatan untuk beriklan dengan harga yang sangat murah. Beberapa fakta tentang blog gusbud yang bisa anda jadikan pertimbangan untuk beriklan di blog ini bisa anda simak sebagai berikut.

1. Pengunjung blog yunusst rata2 1.500/hari lihat statistik overview berikut ini



2. Alexa Rank blog yunusst 53.000 dan terus membaik.
3. Harga iklan sangat murah, berikut daftar harganya
- Iklan baner 125 x 125 Rp. 30.000/ Bulan ( tersedia 4 slot)
- Iklan Posting review Rp.60.000,-
- Iklan baner melayang diatas dengan tombol close 300x 250 Rp.300.000/Bulan
- Iklan baner melayang dibawah tanpa tombol close 468 x 60 Rp.200.000/Bulan

4. Untuk pemesanan silahkan yunusstmuhammad@yahoo.co.id atau no hp 0888-0876-9334
5. yunusstmuhammad@yahoo.co.id tidak bertanggungjawab atas akibat dari iklan yang anda pasang.
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pengiklan
1. Iklan tidak mengadung SARA
2. Iklan tidak mengandung unsur pornografi

terimakasih
Share:

Ketika Egy Maulana Vikri Diperhitungkan Media Internasional

dilansir kumparan.com - Tak bisa dipungkiri, Egy Maulana Vikri adalah salah satu talenta terbaik Indonesia saat ini. Pendar pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19 itu sudah berhasil membelalak mata pecinta sepak bola Indonesia. Kehebatannya mengolah Si Kulit Bulat di usia yang masih begitu belia membuatnya mendapat banyak puja-puji.
Julukan "Egy Messi" yang diberikannya juga bukanlah pujian biasa. Pemain kelahiran Medan itu memang banyak diprediksi bisa sehebat itu. Dia dinilai bisa menjadi Messi-nya Indonesia. Dan untuk saat ini, peluang Egy untuk mewujudkan itu jelas masih terbuka lebar.
Nyatanya, kehebatan Egy juga tak hanya diakui oleh publik Indonesia saja. Dunia internasional pun mengakui kalau bakat pemain berusia 17 tahun itu memang begitu besar dan jelas tidak sembarangan. Egy memiliki pelbagai atribut untuk benar-benar menjadi bintang, menjadi pesepak bola Indonesia terbaik di masa mendatang.
Bahkan baru-baru ini, media ternama Inggris, The Guardian, memasukkannya ke dalam daftar 60 pemain muda dengan talenta terbaik dari seluruh dunia. Dalam artikelnya yang berjudul "Next Generation 2017: 60 of the best young talents in world football" itu, Egy disejajarkan dengan pemain-pemain muda berbakat yang sudah tenar namanya.

Egy Maulana Vikri Egy Maulana Vikri (Foto: Instagram/ @egymaulanavikri)

Di dalam daftar yang sama dengan Egy, ada nama Vinicius Junior. Bintang muda Brasil yang baru bergabung dengan Real madrid di tahun ini. Bintang berusia 16 tahun yang diboyong Madrid dari Flamengo dengan harga luar biasa, 45 juta euro atau setara Rp 713 miliar.
Selain itu, ada juga nama-nama lain yang masuk dalam daftar bersama Egy, seperti bomber muda Juventus, Moise Kean, sampai penyerang Barcelona B, Abel Ruiz. Nama-nama yang masuk dalam daftar ini memang bukan sekadar pemain muda, tapi adalah mereka yang memiliki talenta besar dan sudah terbukti penampilannya di pelbagai kompetisi.
The Guardian sendiri, pada daftar itu, memuji Egy sebagai pemain yang memiliki dribel bagus, kecepatan, dan ketenangan bersama bola. Singkat kata, penampilan Egy begitu mengesankan. Baik itu di Turnamen Toulon sampai di ajang Piala AFF U-18 yang baru berlangsung dan Egy menjadi top-skorernya dengan raihan delapan gol.
Dengan masuk ke dalam daftar bergengsi di media sekelas The Guardian, itu membuktikan kalau Egy memang tengah dipantau oleh dunia dan dunia mengakui bakat besarnya. Pasalnya, di tahun-tahun sebelumnya, nama-nama pemain yang masuk dalam daftar yang sama nyatanya berhasil berpendar karier profesionalnya.

Timnas U-19Egy Maulana Vikri. (Foto: PSSI)

Sebut saja di tahun lalu ada nama Gianluigi Donnarumma dan di tahun 2015, nama bintang Dortmund, Christian Pulisic, dan bek Manchester United yang tengah dipinjamkan ke Crystal Palace, Timothy Fosu-Mensah, masuk dalam daftar tersebut. Kita tahu saat ini nama-nama itu adalah pilihan utama timnya masing-masing.
Para pencinta sepak bola nasional berharap Egy bisa meneruskan jejak pemain-pemain di atas; mampu menembus level atas kompetisi-kompetisi top Eropa. Kebetulan pula, anak asuh Indra Sjafri ini memang diproyeksikan untuk melanjutkan karier di Eropa. Dan bukan hanya sekadar trial, Egy direncanakan bakal dikontrak secara resmi.
Bagi Egy sendiri, sebenarnya ini bukan pertama kali dia diperhitungkan media internasional. Sebelumnya, profil dia sempat diulas oleh Fox Sports Asia. Dalam tulisan berjudul "Believe the hype but be patient with Egy Maulana" (Percayalah, dia memang bagus, tapi beri dia waktu), Egy disebut memiliki talenta yang akan benar-benar besar dalam beberapa tahun mendatang.
Bahkan di tulisan itu, Egy setidaknya dinilai bisa mengikuti jejak bintang Thailand, Chanatip Songkrasin, yang di usia 23 tahun sudah bisa berkarier di kompetisi level teratas Jepang, J1 League, bersama klub Consadole Sapporo.
Well, dengan apapun yang akan terjadi di karier Egy berikutnya, kita tentu berharap agar talentanya benar-benar mendapat wadah yang tepat. Karena akan sangat disayangkan kalau dengan bakat besar yang dimiliki, Egy justru layu sebelum berkembang karena salah melangkah menentukan masa depan.
Share:

Translate

Arquivo do blog

Total Pageviews

Facebook