yunusst memberikan inspirasi kepada anda

Tutorial

Friday 28 April 2017

Katanya “Dua Minggu Kelar, Tinggal Panggil Programmer”; Ini Sudah 2,5 Tahun Gak Kelar Juga


Home  Berita  Katanya “Dua Minggu Kelar, Tinggal Panggil Prog

“Saya kalo bekerja selalu pake target! Tahu saya, target itu HARUS TERCAPAI. Kalo ndak tercapai, ya urusannya akan lain…”

Pak, cuma mau ngingetin, dulu ada yang pasang target “DUA MINGGU SELESAI!”

Kira-kira sudah tercapai belum ya targetnya???

Katanya tinggal panggil programmer, ahli IT, bikin “e-e”an cukup 2 minggu bakal kelar.

Nah kalo sudah 2,5 tahun gak kelar juga, apa targetnya direvisi atau yang bikin target di”reshuffle” ya Pak???

27 Oktober 2014 melantik kabinet Kerja untuk pertama kali.

Tidak sampai 10 bulan kemudian…

12 Agustus 2015 mereshuffle kabinet Kerja jilid 1.

Hanya 11 bulan kemudian…

27 Juli 2016 mereshuffle kabinet Kerja jilid 2.

Kini, 9 bulan kemudian, mulai menyindir kinerja menterinya.

2017 segera menyusul reshuffle kabinet Kerja jilid 3?

Demi menyediakan tempat buat sang “adik” tercinta yang gak laku dijual untuk jabatan publik yang harus didapat melalui ajang pemilihan??

Kalau itu terjadi, 2,5 tahun menjabat, sudah 3 kali bongkar pasang kabinet.

Kalau dalam organisasi, suatu organisasi yang keseringan berubah komposisi pengurusnya, itu organisasi yang labil.

Kalau perusahaan keseringan gonta ganti direksi dan manajer, pasti itu perusahaan yang bad managed.

Kalau ibarat orang menikah, bolak balik kawin cerai. Malah ada yang sudah dicerai, dirujuk lagi.

Sesungguhnya perbuatan/tindakan seseorang adalah cerminan dari pikirannya.

Orang yang kokoh pendirian, yang istiqomah, yang yakin dengan keputusannya, gak akan gampang berubah pikiran dan “membuang” orang/pihak lain hanya untuk menyelesaikan masalah yang sesungguhnya berasal dari ketidakmampuan dirinya menjadi problem solver.

Jadi, yang selesai dua minggu apa?

E ndilalah…

E la dhalah…

E jebule…

E lha kok ngene…

E…, ora ngoco dhisik

(Iramawati Oemar)
Share:

Janji Allah itu Pasti !! Begini kondisi Buni Yani saat ini


Lelaki berkacamata minus itu keluar dari pintu dan menyambut dengan hangat. Senyumnya mengembang lebar di wajahnya yang berseri.

Dengan peci berwarna putih, bersarung kotak-kotak, dan berbaju koko putih lengan panjang dengan aksen colekat muda memanjang ke bawah, Buni Yani mempersilakan saya masuk ke rumahnya, di kawassan Cilodong, Depok, Jawa Barat. Sebuah rumah yang asri, dengan tetananaman di halaman. Rumahnya sama sekali tidak besar, hanya tipe 45 dengan luas lahan 114 m2.

Saya tidak mengira, Senin sore itu akhirnya bisa jumpa dengan sosok yang berjasa besar kepada umat Islam ini. Lewat unggahan video pidato Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok di Kepulauan Seribu yang menista surat al Maidah ayat 51, Buni berhasil membangkitkan ghiroh ummat atas penistaan terhadap agamanya.

“Rasa cemburu atau ghiroh dalam konteks beragama adalah konsekuensi dari Iman itu sendiri. Jika agamamu, nabimu, kitabmu dihina dan engkau diam saja, jelaslah ghiroh telah hilang darimu. Jika ghiroh telah hilang dari hati, gantilah bajumu dengan kain kafan. Sebab kehilangan ghiroh sama dengan mati,” tulis ulama besar Buya Hamka dalam bukunya yang berjudul Ghiroh.

Ghiroh yang dipantik video penistaan agama oleh Ahok inilah yang berbuah protes yang merebak di mana-mana. Demo yang berbalut tajuk aksi bela Islam digelar berjilid-jilid di Jakarta, melibatkan ratusan ribu bahkan jutaan umat yang ikhlas datang dari seantero negeri.

Buni berperawakan sedang saja, bahkan bisa disebut kecil. Lelaki kelahiran Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) 48 tahun lalu itu benar-benar bersahaja. Kami duduk di ruang tamu dengan lebar tiga meter. Hanya ada satu set meja kursi sederhana berwarna cokelat gelap. Jarak ruang tamu dan ruang keluarga yang juga merangkap ruang makan hanya dipisah oleh lemari buku kecil. Di sisi kiri pintu, juga ada lemari buku yang susunannya tidak bisa disebut rapi. Mungkin karena si empunya memang hobi membaca, hingga belum sempat meletakkan kembali buku yang usai dibacanya dengan rapi.

Sejak menjadi tersangka akibat video unggahannya menjadi viral, Buni memang harus mengubah ritme hidupnya. Sebelumnya dia adalah dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta Pusat. Namun, seiring dengan merebaknya kasus penistaan agama oleh Ahok, berbagai intimidasi dan ancaman terus bertubi-tubi menimpanya. Gangguan dan prilaku premanisme bahkan juga menghinggapi kampus tempatnya mengajar. Tidak ingin masalahnya merembet ke kampus, Buni memilih mengundurkan diri sebagai pengajar.

Tapi teror terus saja bergelombang datang. Telepon genggamnya dipenuhi berbagai pesan dan ancaman. Bahkan ada juga beberapa ancaman yang akan membunuh. Namun baginya semua itu dianggap sebagai risiko perjuangan.

“Syukur alhamdulillah, sejauh ini terror dan ancaman itu hanya ditujukan kepada saya saja. Allah masih melindungi anak dan istri dari hal serupa itu. Tapi beberapa kali para peneror datang ke rumah dengan mobil. Mereka tidak memang masuk, tapi hanya mondar-mandir di gang depan. Sesekali mereka memarkir mobilnya cukup lama pas di depan rumah tanpa keperluan yang jelas. Sepertinya orang-orang itu memang bermaksud menjatuhkan mental saya dan keluarga,” paparnya.

Obrolan hangat di sore yang cerah itu harus terhenti sejenak. Saya harus pamit ke masjid. Maklum, tadi berangkat belum masuk waktu sholat ashar. Kereta commuter line yang mengangkut saya dari stasiun Bojong Indah, Jakbar, memang tepat waktu. Tapi Obeth, anak muda pengemudi ojek Grab yang membawa saya dari stasiun Depok, rupanya tidak kenal jalan dan daerah Cilodong. Akibatnya kami harus berputar-putar memakan waktu hampir satu jam. Jadilah saya telat melaksanakan shalat ashar.

Buni memang tuan rumah yang baik. Dia tidak saja menunjukkan masjid di komplek perumahan itu, tapi juga menemani menuju lokasi. Saya memintanya kembali ke rumah begitu masjid yang dituju tampak. Usai, shalat saya segera kembali karena tidak sabar ingin melanjutkan obrolan yang amat menarik tadi.

Sambil menyeruput teh manis di cangkir dan
Share:

Tuesday 24 January 2017

Nantang Habib Rizieq, PDIP Mwnghancurkan Dirinya Sendiri

Pernyataan Sekjen PDIP yang terkesan menantang Habib Rizieq sebaiknya ditarik kembali. Karena pernyataan tersebut akan menghancurkan PDIP sendiri. Demikian dikatakan aktivis politik Yudi Syamhudi Suyuti dalam pernyataan kepada suaranasional, Kamis (19/1).

Kata Yudi, Habib Rizieq sudah menyatakan siap berdialog secara kekeluargaan dengan Ibu Megawati Soekarnoputri dan PDIP. Sehingga jika tawaran akan persatuan justru dibalas dengan perlawanan, maka PDIP lah sumber pemecah belah dan antikebhinekaan.

“Keinginan Habib Rizieq untuk berdialog adalah bentuk jiwa besar seorang pemimpin umat Islam yang nasionalis. Habib Rizieq disini sangat memahami tentang kebhinekaan,” ungkap Yudi. Yudi mengatakan, kekuatan Islam di belakang Habib Rizieq ini, jauh lebih besar dan lebih kuat dibanding PDIP.

“Bahkan saat ini kekuatan Islam juga didukung kekuatan Nasionalis dan Kerakyatan yang sangat solid dalam satu front,” ungkap Yudi. Menurut Yudi, tidaklah sulit untuk memenangkan perang melawan dengan PDIP.

Baik perang politik, hukum ataupun perang fisik. Apalagi PDIP, Ibu Megawati dan Presiden Jokowi sedang tidak populer di sebagian besar masyarakat. “Karena kasus penistaan agama oleh Ahok, kemudian berpotensi gagalnya proyek infrastruktur Jokowi dan dugaan keterlibatan korupsi Sekjen PDIP,” jelas Yudi.

Yudi mengatakan, musyawarah dan dialog akan lebih bernilai bagi bangsa Indonesia, dibandingkan dengan adu kekuatan. Adu kekuatan akan hanya menguntungkan bangsa lain. “Jadi kita semua berharap, persoalan antara Habib Rizieq dan Ibu Megawati Soekarnoputri dapat selesai secara kekeluargaan.

Dan tidak perlu terjadi benturan besar. Semoga Ibu Megawati dan PDIP juga memiliki jiwa nasionalis yang sama dengan Habib Rizieq,” pungkas Yudi.

Share:

Friday 6 January 2017

Bogor - Bali Via Jalur Darat


Saat libur akhir tahun 2015 lalu, Saya & keluarga pergi ke Bali melewati jalur darat Bogor-Denpasar. Perginya lewat jalur utara Pulau Jawa (Pantura), dan pulangnya lewat Jalur Tengah.

Mana yg lebih enak & nyaman, ke Bali lewat jalur utara atau jalur tengah? Nah, inilah pengalaman menarik yg akan Saya bagikan kepada Sobat Pembaca dp(dot)net kali ini…!

Sebelum berangkat ke Bali, Kami mencari literatur di internet untuk mencatat jalur kota/kabupaten mana saja yg akan dilalui sepanjang Pulau Jawa sampai Bali. Ada 2 referensi yg didapat dari hasil googling di internet : lewat jalur utara & lewat jalur tengah.

Perjalanan Berangkat dari Bogor Menuju Denpasar-Bali.

Beberapa sumber menyebutkan lebih enak lewat jalur utara karena akan melewati jalan-jalan yg dekat dengan laut, jadi bisa sambil melihat suasana pantai. Trus, kami juga dapat pertimbangan bahwa jalan di Pantura relatif bagus & datar, tidak berbukit-bukit.

Di sisi lain, Kami dapat informasi bahwa jalur tengah lebih jauh waktu tempuhnya, dan kami punya pengalaman melewati jalan berbukit (melewati kaki gunung) di jalur tengah ketika pulang dari Jogjakarta.

Nah, setelah Kami berhitung untung-ruginya, akhirnya diputuskan Kami berangkat lewat jalur utara. Petunjuk berikut bisa diikuti jika Sobat berangkat dari kota sekitar Bogor : seperti Jakarta, Bekasi, Depok, dan Tangerang.

Berikut Literatur peta gabungan yg Kami dapat dari ulasan di internet utk Jalur Utara (Pantura) :

Bogor – Tol Jagorawi – Tol Lingkar Luar Jakarta – Tol Cikampek – Sukamandi – Ciasem – Pamanukan – Patrol – Kandang Haur – Lohbener – Jatibarang – Palimanan – Tol Kanci – Pejagan – Losari – Brebes – Tegal – Pemalang – Comal – Pekalongan – Batang – Weleri – Kendal – Semarang – Demak – Kudus – Pati – Rembang – Tuban – Babat – Lamongan – Gresik – Surabaya – Pasuruan – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi (Pelabuhan Ketapang) – Bali (Pelabuhan Gilimanuk) – Negara – Tabanan – Denpasar.

Jalur di atas ternyata belum mencantumkan Tol Cipali yg merupakan tol terbaru & terpanjang di Indonesia. Jalur tsb panjangnya sekitar 116,7 km dan menghemat waktu tempuh sekitar 3-4 jam dibandingkan jalur lama sebelum adanya Tol Cipali.

Jalur di atas adalah jalur lama yg diulas orang di internet, Saya mencoba mencari ulasan Tol Cipali yg dimasukkan ke jalur tsb. Namun belum ketemu juga ulasan orang lain yg menyambungkan Tol Cipali dg jalur tsb.

Akhirnya Saya mencoba mencari-cari berita di Internet yg terkait peresmian Tol Cipali, jarak tempuh, dan kota apa saja yg dipangkas dg Tol Cipali tsb.

Ketemulah rangkaian jalur baru yg Saya sambungkan dg Tol Cipali sbb :

Jalur lama yg warna merah Saya hapus :

Bogor – Tol Jagorawi – Tol Lingkar Luar Jakarta – Tol Cikampek (keluar Tol Cikarang)- Sukamandi – Ciasem – Pamanukan – Patrol – Kandang Haur – Lohbener – Jatibarang – Palimanan – Tol Kanci – Pejagan – Losari – Brebes – Tegal – Pemalang – Comal – Pekalongan – Batang – Weleri – Kendal – Semarang – Demak – Kudus – Pati – Rembang – Tuban – Babat – Lamongan – Gresik – Surabaya – Pasuruan – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi (Pelabuhan Ketapang) – Bali (Pelabuhan Gilimanuk) – Negara – Tabanan – Denpasar.

Jalur baru yg sudah Saya edit dg tambahan TOL CIPALI adalah sbb :

Bogor – Tol Jagorawi – Tol Lingkar Luar Jakarta- Tol Cikampek (keluar Tol Cikarang)- TOL CIPALI – Palimanan – Tol Kanci – Losari – Brebes – Tegal – Pemalang – Comal – Pekalongan – Batang – Weleri – Kendal – Semarang – Demak – Kudus – Pati – Rembang – Tuban – Babat – Lamongan – Gresik – Surabaya – Pasuruan – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi (Pelabuhan Ketapang) – Bali (Pelabuhan Gilimanuk) – Negara – Tabanan – Denpasar.

Tampak Tol Cipali telah memotong beberapa jalur kota/kabupaten yg bisa menghemat perjalanan sekitar 3-4 jam, tergantung kecepatan mobil yg Sobat bawa. Total panjang jalan Tol Cipali adalah 116,7 km.

gerbang-tol cipali cikopo palimanan
ini adalah Gerbang Tol Cipali, yg merupakan gabungan dari nama Tol Cikopo & Tol Palimanan. Gerbang Tol Cikopo
Share:

Translate

Arquivo do blog

Total Pageviews

Facebook