yunusst memberikan inspirasi kepada anda

Tutorial

Wednesday 25 November 2015

Turki negara NATO pertama jatuhkan pesawat Rusia usai Perang Dingin

Konflik Suriah tiga tahun terakhir telah panas tanpa harus ditambahi insiden baru. Nyatanya, situasi di Timur Tengah, termasuk Eropa, menjadi semakin runyam setelah F-16 Turki menjatuhkan jet tempur Sukhoi Su-24 milik Rusia di Latakia, perbatasan Suriah Selasa (24/11) pagi waktu setempat.
Turki mejatuhkan pesawat Rusia, lantaran Sukhoi itu memasuki wilayah udara mereka berulang kali. Setidaknya 10 kali peringatan diberikan, sampai akhirnya dua F-16 dikirim menjatuhkan jet tempur Negeri Beruang Merah.
Sebaliknya, Rusia merasa tidak bersalah. Su-24 dengan dua awak itu memantau basis militan ISIS di dekat Latakia. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pesawat berada di ketinggian 6 ribu meter dan hanya berputar di wilayah udara Suriah.
Turki adalah anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Merespon insiden itu, seluruh anggota NATO menggelar rapat darurat di Kota Brussels, Belgia, untuk mendengar kronologi penembakan Sukhoi ini versi Turki. Hitungan jam setelah insiden itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumpulkan menteri senior, seluruh jenderal tiga matra, serta Kepala Badan Intelijen Turki.
Rapat kabinet Turki 2015 Merdeka.com
Insiden di Latakia menandai untuk pertama kalinya armada militer NATO terlibat kontak senjata langsung, sekaligus menjatuhkan pesawat tempur Rusia yang pada era Soviet memiliki koalisi militer sendiri bernama Pakta Warsawa. Inilah insiden pertama kekuatan besar dunia setelah Perang Dingin berakhir.
Sebelum Turki menembak jatuh Sukhoi itu, Rusia sepanjang tahun ini saja 50 kali disebut melakukan pelanggaran udara di wilayah negara anggota NATO, khususnya dekat Ukraina. Dari seluruh catatan itu, tiga manuver pesawat Rusia dinilai 'ancaman', sedangkan 13 kejadian dianggap 'pelanggaran serius'.
Terakhir kali armada NATO terlibat kontak senjata langsung dengan kekuatan tempur Rusia adalah pada 1952, ketika jet AS menjatuhkan empat Migs-15 di sela-sela Perang Korea, tepatnya pada operasi penyerbuan Hoeryong.
Dua pilot Su-24 berhasil melontarkan diri, namun jatuh ke kawasan perbukitan Latakia yang dikuasai pemberontak Suriah keturunan Turki. Sempat beredar informasi mereka dibunuh, namun pemerintah Turki belakangan menyatakan kedua penerbang itu dalam kondisi baik-baik saja.
Tak kurang, Presiden Rusia Vladimir Putin segera mengecam Turki karena terkesan melindungi markas para militan. "Rusia ibaratnya ditusuk dari belakang oleh kaki tangan teroris (Turki)," kata Putin.
F-16 Turki 2015 Istimewa
Pemimpin Rusia itu menjamin tindakan Turki menimbulkan konsekuensi serius antar dua negara. Dia menjamin pesawatnya tak pernah memasuki wilayah udara bekas Kekaisaran Ottoman tersebut. "Apakah Turki sekarang ingin menyeret NATO untuk melayani kepentingan ISIS?" kata Putin.
Sebaliknya, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu balik mengkritik Rusia lantaran tak tahu adat. Adalah hak sebuah negara berdaulat untuk menyerang pesawat militer asing yang memasuki wilayah mereka tanpa izin.
"Kami ingin komunitas internasional memahami bahwa pemerintah Turki siap mengorbankan perdamaian, jika keamanan dan kehidupan warga kami di perbatasan terancam. Adalah hak kami mempertahankan kedaulatan setelah peringatan kami tidak diindahkan," kata Davutoglu dalam jumpa pers mendadak kemarin.
Kementerian Pariwisata Rusia langsung memboikot pariwisata Turki. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan warganya sebaiknya tak berkunjung ke Turki, karena negara itu penuh ancaman teroris.
Ketegangan kedua negara mengingatkan momen buruk pada abad 19. Kerajaan Rusia, kala itu, pernah terlibat peperangan dengan Turki yang masih berada di bawah Kekaisaran Ottoman.

Perang kedua negara terjadi pada 1877, berakhir setahun sesudahnya. Rusia awalnya ingin menghadang penambahan pasukan Prancis di kawasan Balkan. Namun Turki, yang tidak terlibat, merasa kedaulatan mereka diganggu oleh Rusia. Peperangan kedua negara meluas meliputi Semenanjung Crimea, Bosnia, Serbia, hingga Laut Hitam.
Turki kala itu nyaris kalah, karena Rusia dibantu milisi dari Bulgaria dan Rumania. Kedua negara sepakat damai pada 31 Januari 1878, setelah Inggris turun tangan.
Tak ingin momen buruk itu terulang, Presiden Uni Eropa Donald Tusk, kemarin malam meminta Turki dan Rusia tak saling memprovokasi. "Setiap pihak kami harap bisa sabar dan mengedepankan akal sehat."
Tapi Analis Politik dari IHS Country Risk, Ege Seckin, pesimis konflik akan mereda. Sekalipun Rusia tidak menyatakan perang pada Turki, tapi upaya membalas rezim Erdogan akan dilakukan Negeri Beruang Merah.
Jet Rusia jatuh ditembak pesawat Turki Anadolu/dailymail.com
Kemungkinan pertama, Rusia akan menaikkan harga gas yang dipasok ke Turki. Atau, kemungkinan terburuk, Rusia mendanai atau mempersenjatai militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok separatis di wilayah selatan Turki, yang ingin merdeka sejak lama. Para milisi di Crimea bisa juga dikirim ke perbatasan Turki lalu mengacau.
"Setidaknya untuk jangka menengah, Turki dan Rusia tidak akan berdiam diri. Akan ada aksi saling balas," kata Seckin.
Tak cuma Uni Eropa yang khawatir. Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama meminta kedua negara menahan diri. Bila dua negara itu ribut, justru yang diuntungkan adalah ISIS.
"Turki dan Rusia harus saling bicara secepatnya," kata Obama.
Sesudah rapat di Brussels, ke-28 anggota NATO sepakat Rusia sudah melanggar wilayah udara Turki. Namun Turki seharusnya bisa menahan diri dengan tidak menjatuhkan pesawat tempur Rusia atau minimal mengusir Sukhoi itu kembali ke Suriah.
Share:

Video Detik-detik Jatuhnya Jet Rusia akibat Ditembak Pesawat Turki

Turki menembak jatuh jet tempur Rusia, Su-24, saat terbang di perbatasan Turki-Suriah, Selasa (24/11/2015).

Penembakan tersebut direkam oleh stasiun televisi di Turki dan menyebar di internet. 

Berikut video detik-detik jatuhnya jet tempur Rusia akibat diserang pesawat F-16 milik Turki.


Video di atas menunjukkan jet tempur Rusia jatuh, dan dua pilot melompat dari pesawat dengan menggunakan parasut. Hingga kini, nasib kedua pilot masih belum jelas.


Share:

Konflik di Suriah Bisa Sulut Perang Dunia Ketiga

AP

Namun, sejumlah kelompok pemberontak di Suriah mengklaim bahwa serangan udara Moskwa yang dibarengi serangan darat dari pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad menyasar juga ke kelompok yang tak berhubungan dengan ISIS, termasuk pejuang yang dilatih AS.

Sementara itu, langit Suriah menjadi sangat ramai. Para komandan militer khawatir bentrokan kapal tempur, helikopter, drone, rudal, dan artileri kian meningkat dan bisa berdampak global.

Seorang pengamat militer memperingatkan bahwa sangat tidak mungkin menjelaskan secara logis mengenai kondisi lalu lintas udara yang demikian rumit tersebut.

"Sejumlah arus lalu lintas militer di udara memunculkan kekhawatiran yang nyata. Sebuah pesawat akan ditembak jatuh akibat kesalahpahaman yang bisa menimbulkan bencana. Itu berarti kita kemungkinan menghadapi detik-detik eskalasi yang membawa kita pada ambang peperangan."

Beberapa pesawat AS di atas langit Suriah telah meninggalkan target, dan bahkan bertaruh nyawa demi menghindari jet-jet Rusia. Gambar radar mengejutkan dari Komando Pusat AS di Qatar menunjukkan seberapa dekat jet F-16 milik AS dengan pesawat tempur Rusia, Su-34, di atas udara Suriah.

Komandan serangan udara AS, Letnan Jenderal Charles Brown, menyatakan, pesawat AS dan Rusia berada dalam jarak 20 mil (32,18 km). Dalam 20 detik, mereka bisa saling menyerang.

Sementara itu, kapal induk China, Lianoning, sudah mangkal di lepas pantai Suriah, dan siap meluncurkan pesawat tempur J-15 untuk melakukan serangan udara. China sendiri diketahui sebagai sekutu Rusia.

Pengamat negara Rusia dari Komunitas Henry Jackson, Dr Andrew Foxall, dikutip The Mirror online mengatakan, sebuah kesalahan sasaran bisa mengarah pada "insiden diplomatik berproporsi bencana".

Peta konflik

Namun, yang paling mengkhawatirkan dan bisa menjadi mimpi buruk adalah bahwa perang tanding yang dilancarkan koalisi global anti-ISIS terhadap pasukan pendukung Assad milik Putin akan mengarah pada ambang konflik besar-besaran.


Mirror.co.ukPeta konflik di Suriah yang bisa menyulut pada perang dunia ketiga.
"Rusia memiliki tujuan yang sangat berbeda dengan koalisi Nato yang mendukung demokrasi liberal serta perubahan rezim di Suriah," kata Dr Foxall.

"Kepentingan utama Kremlin adalah mempertahankan rezim pro-Rusia di Suriah," lanjut dia.

Ketelibatan China akan berdampak lebih rumit. Dikhawatirkan, China melancarkan serangan udara terhadap ISIS sebagai kedok untuk menyerang pemberontak di Suriah.

Ada juga kekhawatiran Barat bahwa Rusia berusaha menyebarkan pengaruhnya di berbagai daerah di Suriah, terutama pada Muslim Syiah Irak dan Iran yang dibenci ekstremis seperti ISIS.

Irak kemungkinan mengikuti pemimpin Suriah yang meminta bantuan Rusia untuk melancarkan serangan udara terhadap ISIS. Hal itu merupakan hasil rencana mata-mata Putin yang dilakukan berbulan-bulan.

Iran sudah mengizinkan Rusia untuk terbang di wilayah udaranya. Dua aliansi rival yang kuat sudah muncul di Timur Tengah, mengingatkan pada sebuah formasi Perang Dunia I.

Ketegangan memuncak di tengah laporan bahwa pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Bahgadadi, telah diselundupkan ke tempat jauh dalam "kondisi yang tak diketahui" setelah konvoinya dibom oleh Angkatan Udara Irak.

Putin mengecam Barat bahwa "mereka memerangi terorisme, tetapi tidak menunjukkan hasil."

Namun, mantan Sekjen Nato, Jaap de Hoop Scheffer, menyatakan kepada media Channel 4, "Saya pikir Putin pada akhirnya akan jatuh pada pedangnya sendiri."

"Dia akan menjadi anti-Kristus untuk setiap Sunni di Timur Tengah."

Di bagian lain di perbatasan bagian barat Suriah, Turki bereaksi keras ketika Rusia melewati wilayah udaranya. Tentu saja, Nato akan membela Turki yang merupakan salah satu anggota, sekaligus sekutunya.

Inggris kemudian mengirimkan 100 pasukannya ke Polandia, Estonia, Litunia, dan Latvia untuk berjaga-jaga dari agresi militer Rusia pasca-intervensi negara bekas Uni Soviet itu ke Ukraina, ditambah peningkatan jumlah serangan Rusia yang melewati langit Inggris.

Mantan kepala M16 (badan intelijen Inggris), Sir John Sawers, telah memperingatkan, Rusia dan Barat akan bentrok jika Putin tidak bekerja sama dengan koalisi yang dipimpin AS.
Share:

Friday 20 November 2015

Honda CBR150R Facelift 2016 Sosoknya Mirip New CBR500R

SHARE 


Honda CBR150R Facelift 2016 Sosoknya Mirip New CBR500R
Honda CBR150R Facelift 2016 Sosoknya Mirip New CBR500R
MESINBALAP.com – PT Astra Honda Motor dirumorkan tengah mengggodok amunisi terbarunya sebagai bagian dari siklus update tahunan. Tapi ini bukanlah produk baru, melainkan sudah ada di pasaran. Hanya perlu dipermak sikit biar tampangnya nambah joss.
Sebetulnya sudah tertulis di artikel terdahulu kalau Honda CBR150R Lokal akan kena facelift tahun depan. Intinya facelift lebih ditekankan di penampilan saja, dan dulu sudah dibilang kalau matanya New CBR150R bakal lebih sipit dari model saat ini.
Tapi tak cuma masalah sipit saja sebab Honda CBR150R 2016 (K45G) juga akan dibekali lampu depan-belakang LED dan speedometer LCD full-digital. Malah menurut kabar burung yang beredar belakangan ini, desainnya akan cukup mirip dengan New CBR500R yang diperkenalkan di pameran otomotif EICMA pekan ini.
Selain mempunyai benang merah dengan New CBR500R, rival terberat Yamaha R15 itu rumornya juga akan mencomot mesin All-New CB150R StreetFire agar biaya produksinya jauh lebih hemat ketimbang ngembangin mesin baru.
New Honda CBR500R
New Honda CBR500R
Jadi selain tampangnya disegarkan, mesinnya juga diganti dari yang sebelumnya menganut overbore menjadi nearly overstroke yang diklaim lebih irit bahan bakar. Mesin 150cc DOHC 4-klep PGM-FI nearly overstroke milik New CB150R itu mampu memuntahkan tenaga 16,9 PS pada 9,000 rpm dan torsi sebesar 13,8 Nm pada 7,000 rpm.
Kabar terkini menyebutkan bahwa Honda CBR150R facelift bakal meluncur di tanah sekitar bulan April-Mei 2016 mendatang. Berdoa saja bro, semoga harganya tidak nearly overprive. haha
Share:

Tuesday 17 November 2015

ISIS kampanyekan Islam versus Barat



Lewat Teror Paris ISIS kampanyekan Islam versus Barat
Teror Menyusul serangan di Ibu Kota Paris, Prancis yang menewaskan 129 orang pada Jumat malam lalu, pengamat politik Timur Tengah Catherine Shakdam mengatakan para teroris menggunakan strategi memecah belah warga muslim di Prancis dan di mana pun dengan propaganda kampanye radikalisasi.

"Yang dilakukan para teroris itu pada dasarnya adalah membagi dunia menjadi Barat dan Islam. Dan karena Prancis mempunyai penganut muslim terbesar di Eropa maka Paris jadi alasan untuk target mereka itu," kata dia kepada Russia Today, Senin (16/11).

Lebih lanjut Shakdam menuturkan, para teroris ingin warga muslim merasa terasing di Prancis dan merasa Islam adalah agama asing di Negeri Anggur itu.

Teroris ingin kaum muda muslim di Prancis tertarik dengan kampanye radikalisasi dan bergabung dengan mereka.

Pada kenyataannya, kata Shakdam, ucapan para politisi yang ingin merangkul ISlam justru berbeda dengan aksi yang dilakukan di Timur Tengah.

"Harusnya Prancis mengikuti jejak Rusia yang menumpas akar masalah radikalisasi untuk melawan teror di Suriah," kata dia.

Senada dengan Shakdam, Editor berita Pan-Afrika Abayomi Azikiwe menuturkan dengan mengasingkan warga muslim dari kehidupan bermasyarakat maka hal itu menjadi situasi yang sempurna bagi berkembangnya paham radikal.

"Di Paris ada banyak warga Timur Tengah, Afganistan, dan muslim lainnya yang mengalami diskriminasi dalam bermasyarakat. Karena itulah hal ini menjadi lahan subur bagi tumbuhnya paham radikal," kata dia.
Share:

Monday 16 November 2015

Polisi Muslim Perancis Gagalkan Upaya Bom Bunuh Diri di Dalam Stade de France

Zouheir, seorang polisi Perancis yang menjaga Stadion Stade de France, menjadi buah bibir setelah berhasil menggagalkan upaya bom bunuh diri di dalam stadion nasional Perancis itu.
Harian the Wall Street Journal melaporkan, Minggu (15/11/2015), Zouheir yang beragama Islam ini tidak mengizinkan seorang pelaku pengeboman untuk masuk ke dalam stadion.
Pelaku diketahui memakai rompi berisikan bahan peledak ketika dilakukan pengecekan di mesin scanning.
Penemuan ini hanya berjarak 15 menit sebelum laga persahabatan Perancis vs Jerman dimulai.
Zouheir melanjutkan, pelaku kemudian berupaya melarikan diri dari polisi dan meledakkan dirinya. Ledakan terdengar hingga ke dalam stadion.
Jaksa Francois Molins menuturkan, pelaku diyakini berencana mendetonasi bom tersebut di dalam stadion untuk memicu huru-hara dahsyat, yang berpotensi menewaskan banyak penonton.
Tercatat, setidaknya ada 80.000 penonton, termasuk Presiden Prancis Francois Hollande dan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier, di dalam stadion.
Ketika ledakan pertama terjadi, Zouheir sempat berpikir bahwa itu hanyalah ledakan kembang api biasa.
Kembang api adalah sesuatu yang lumrah di pertandingan sepak bola di Eropa.
Namun, ketika dia melihat Presiden Hollande dievakuasi keluar dari stadion di daerah St-Denis itu, Zouheri menyadari ada yang tidak beres.
Tiga menit setelah ledakan yang terjadi di paruh pertama pertandingan itu, ledakan lainnya terjadi di luar stadion.
Kemudian, pelaku bom bunuh diri ketiga meledakkan dirinya di dekat restoran cepat saji McDonald.
Salah satu penonton di stadion mengaku mendengar ledakan sebanyak dua kali yang memicu kebingungan.
Ledakan juga dapat terdengar di televisi. Pertandingan tetap berlangsung hingga selesai.
Presiden Federasi Sepak Bola Perancis Noel le Graet mengatakan, informasi ledakan tidak disiarkan ke stadion untuk mencegah terjadinya kepanikan dan huru-hara.
Berita ini akhirnya tersiar sendiri dari mulut ke mulut di antara penonton.
Kesebelasan Jerman memilih tetap tinggal di ruang ganti stadion dan baru meninggalkan lokasi keesokan paginya.
Serangan ini memicu kekhawatiran akan keamanan Perancis mengingat Negeri Mode ini akan menjadi tuan rumah perhelatan sepak bola Euro 2016 yang akan digelar Juni 2016.
Share:

Sunday 15 November 2015

Humor: Bedanya Spanyol, Italia, Jepang & Indonesia soal MotoGP

Humor: Bedanya Spanyol, Italia, Jepang & Indonesia soal MotoGP
Meme Marquez. ©twitter.comTahu nggak apa bedanya Spanyol, Italia, Jepang & Indonesia di ajang MotoGP?

Spanyol: Nggak bisa bikin motor tapi pembalapnya juara
Italia: Bisa bikin motor dan pembalapnya juga langganan juara
Jepang: Bisa bikin motor, tapi pembalapnya nggak ada yang juara 
Indonesia: Nggak bisa bikin motor, nggak ada pembalapnya yang ikut MotoGP, tapi juara ngasih komentar.
Share:

Translate

Arquivo do blog

Total Pageviews

Facebook