Gantung sepatu dan hidup mapan usai tak lagi aktif sebagai atlet tentu menjadi impian para pesepakbola. Namun apa daya, masalah keuangan yang pelik tak jarang membuat kehidupan mereka malah jadi berantakan.
Di bawah ini adalah kisah para pesepakbola legendaris Indonesia yang sempat hidup susah karena mengalami masalah keuangan usai pensiun.
Anang Ma'ruf
Di tahun 2015, mantan pemain timnas sepak bola Indonesia ini melamar kerja sebagai driver ojek online.
Keputusan diambil Anang karena menjadi driver ojol adalah profesi yang terbilang fleksibel dalam waktu, dia pun masih bisa membina salah satu sekolah sepakbola Simo United yang dirintis pada tahun 2015.
Diberitakan detik, Anang terakhir bermain di klub Surabaya Muda pada tahun 2014 dan ikut dalam Liga Nusantara. Setelah itu ia menjadi asisten pelatih di PSM Madiun. Namun karena PSSI disanksi FIFA, klub yang dibelanya bubar dan tak jadi ikut kompetisi karena liga telah dihentikan oleh PSSI.
Alasan lain yang membuat Anang menjadi driver saat itu adalah karena usahanya yang didirikan di Bali telah bangkrut. Roda ekonomi keluarganya pun semakin terpuruk.
Anang tidak menampik fakta bahwa, nama besarnya tak akan menjadi jaminan kesuksesan. Dia yang cuma lulusan SMA mengaku sulit mencari pekerjaan formal.
"Usaha saya bangkrut, sehingga saya harus memulai dari nol. Saya dulu jadi pemain dari nol dan kini jadi pelatih juga dari nol, saya sudah terbiasa hidup susah jadi saya tak mudah menyerah meski ekonomi keluarga sedang sulit," ucap Anang, delapan tahun yang lalu di detik.
Fachri Firmansyah
Saat Garuda Muda tengah mencari pemain terbaik untuk Piala AFF 2014, Fachri sempat mengikuti seleksi timnas U-19 di bawah asuhan Indra Sjafri bersama 30 pemain lain. Meski gagal masuk dalam skuat U-19, Fachri menjadi penggawa timnas U-21.
Dia juga ikut membela timnas saat tampil di turnamen COTIF di Spanyol pada Agustus 2014. Namun sayangnya, Fachri mengalami cedera ligamen akibat sliding tackle dari lawan.
Sejatinya, kecelakaan itu tentu menjadi tanggung jawab PSSI namun PSSI sendiri dikabarkan seperti menutup mata dan tidak memperdulikan Fachri. Alhasil, Fachri dibantu Sriwijaya FC untuk urusan berobat.
Cedera lutut memang akan memakan waktu lama, dan jika tidak ditangani dengan cepat maka Fachri tidak akan bisa bermain bola lagi.
Diberitakan oleh detik pada 2016 lalu, Fachri sempat beralih profesi menjadi satpam di perusahaan berdomisili Surabaya.
Berkat kisahnya yang viral di media, Ketua Umum PSSI pada 2017, Edy Rahmayadi, menawarkan Fachri untuk berkarier di Tentara Nasional Indonesia (TNI). Alhasil dia pun lulus seleksi dan mulai bertugas di 2017.
Post a Comment
Jangan Lupa untuk selalu komen di blog yunusst