AFP
caption: Perdana Menteri Tony Abbott dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu di Jakarta tahun 2013
TRIBUNNEWS.COM.SYDNEY -Perdana Menteri Australia Tony Abbott menolak memberikan konfirmasi apakah dia mengetahui wartawan mendengarkan dan merekam pembicaraan teleponya dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Wartawan ABC di Jakarta mengukuhkan berita bahwa ketika kedua kepala pemerintahan berbicara, para wartawan secara tidak sengaja dijinkan tetap berada di ruangan.
Salah seorang diantaranya kemudian merekam pembicaraan tersebut dan memuat isinya di internet.
Dalam pembicaraan itu, SBY mengajukan rencana pertemuan bulan Juni dengan PM Abbott.
Yudhoyono: Because that time will be the election for a new president. If we can meet before August, then we can complete everything. We can strengthen and step up our relationship even higher. (Karena waktu itu akan menjelang pemilihan presiden. Bila kita bisa bertemu sebelum Agustus, kita bisa menyelesaikan semuanya. Kita bisa memperkuat dan meningkatkan hubungan ke tingkat lebih tinggi).
Abbott: I will prove that there is a new relationship between Indonesia and Australia as fast as possible. (Saya akan membuktikan bahwa akan ada hubungan baru antara Indonesia dan Australia secepat mungkin)
Yudhoyono: I'd be glad to join, and we can meet before August ... like in June. We can prove that new relationship. I believe our relationship will get stronger and benefit each other. (Saya senang kita bisa bertemu sebelum Agustus, misalnya bulan Juni. Kita bisa membuktikan adanya hubungan baru. Saya percaya hubungan kita akan lebih erat dan bermanfaat bagi kedua negara).
Sumber ABC di kalangan pejabat tinggi diIndonesiamengukuhkan bahwa rekaman itu benar, namun mengijinkan wartawan mendengarkan pembicaraan Abbott dan SBY adalah sebuah "kesalahan."
Kepada ABC hari Selasa pagi, Abbott mengatakan pembicaraan berlangsung dalam 'suasana hangat" dan "yang penting adalah kualitas dari pembicaraan."
Pembicaraan dilakukan guna mengatur pertemuan alternatif, setelah PM Abbott membatalkan rencana pertemuan sebelumnya di Bali karena persiapan pengajuan APBN di Australia, dan juga adanya operasi untuk menangkal pencari suaka, yang diperkirakan bisa mempermalukan Presiden SBY.
Secara resmi, pertemuan hari Rabu direncanakan "memperbarui saling percaya" menyusul ketegangan hubungan antar kedua negara menyusul tuduhan bahwaAustraliamenyadap telepon Presiden SBY.
Namun pejabatIndonesiamengatakan bahwa pembicaraan belum akan menyentuh hal penting bagi kerjasama penuh antar kedua negara.
Patroli maritim bersama dan kerjasama keamanan lainnya masih dibekukan, danIndonesiamengatakan kerjasama penuh tidak akan terjadi sampai kedua negara menandatangani kesepakatan baru mengenai perilaku antar kedua negara.
Di Batam, kesepakatan ini tidak akan ditandatangani, namun kedua pemerintahan berharap sudah akan diselesaikan sebelum berakhir masa pemerintahan SBY bulan Oktober. (ABC)
Post a Comment
Jangan Lupa untuk selalu komen di blog yunusst