SURABAYA- Rupaya kasus penyiksaan terhadap Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi kian berderet panjang. Setelah Sumiati, kali ini menimpa Hariyatin (32), asal Desa Bakalan, RT 03 RW 05, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Akibat penyiksaan majikannya itu, Hariyatin kini mengalami kebutaan di kedua matanya dan sekujur tubuhnya penuh memar. Ibu satu anak ini dengan terisak menceritakan kisah hidupnya yang berangkat ke Arab Saudi untuk mencari perubahan ekonomi keluarga, Desember 2006 silam.
“Kedua mata saya ini buta gara-gara majikan saya di Arab Saudi, Mas,” tutur Hariyatin, didampingi Samsul Huda, suaminya saat berada di RS Mata Undaan, Jalan Undaan Kulon, Kamis (18/11/2010).
Ia menceritakan awal petaka itu. Hariyatin berangkat ke Arab Saudi melalui PT Kemuning Bunga Sejati (KBS) yang berkantor pusat di Jakarta. PT KBS sendiri, memiliki cabang di Blitar. Setelah menjalani training beberapa bulan, ia kemudian diberangkatkan ke Arab Saudi dengan berbekal kontak kerja.
Dalam kontrak kerja tersebut, dirinya dipekerjakan di rumah Hayak, seorang ibu rumah tangga di Riyadh. Namun, tanpa alasan yang jelas, Hayak tidak mau menerimanya hingga Hariyatin di pekerjakan ke rumah Fatma yang tak lain adalah anak Hayak. “Awalnya gak ada masalah saya dengan Fatma ini. Tapi ketika memasuki bulan ke-2, saya mulai mendapat perlakuan kasar dari Fatma,” ungkapnya.
Meski demikian, ia tetap bertahan bekerja di rumah Fatma meskipun mengalami dera siksaan yang bertubi-tubi. Hingga akhirnya, pada Agustus 2010, dia memutuskan pulang dengan bantuan sponsor. Rupanya akibat siksaan yang bertubi-tubi itu membuat retina sebelah kiri dan kanannya rusak.
Hingga akhirnya, Hariyatin mengalami kebutaan. Dengan uang yang tersisa dia berobat ke rumah sakit spesialis mata. Meski sebelumnya sudah pernah berobat ke beberapa rumah sakit namun tak kunjung sembuh. Rupanya, harapan Hariyatin untuk memperoleh perubahan ekonomi keluarga kini hanya tinggal mimpi.(ful)
Akibat penyiksaan majikannya itu, Hariyatin kini mengalami kebutaan di kedua matanya dan sekujur tubuhnya penuh memar. Ibu satu anak ini dengan terisak menceritakan kisah hidupnya yang berangkat ke Arab Saudi untuk mencari perubahan ekonomi keluarga, Desember 2006 silam.
“Kedua mata saya ini buta gara-gara majikan saya di Arab Saudi, Mas,” tutur Hariyatin, didampingi Samsul Huda, suaminya saat berada di RS Mata Undaan, Jalan Undaan Kulon, Kamis (18/11/2010).
Ia menceritakan awal petaka itu. Hariyatin berangkat ke Arab Saudi melalui PT Kemuning Bunga Sejati (KBS) yang berkantor pusat di Jakarta. PT KBS sendiri, memiliki cabang di Blitar. Setelah menjalani training beberapa bulan, ia kemudian diberangkatkan ke Arab Saudi dengan berbekal kontak kerja.
Dalam kontrak kerja tersebut, dirinya dipekerjakan di rumah Hayak, seorang ibu rumah tangga di Riyadh. Namun, tanpa alasan yang jelas, Hayak tidak mau menerimanya hingga Hariyatin di pekerjakan ke rumah Fatma yang tak lain adalah anak Hayak. “Awalnya gak ada masalah saya dengan Fatma ini. Tapi ketika memasuki bulan ke-2, saya mulai mendapat perlakuan kasar dari Fatma,” ungkapnya.
Meski demikian, ia tetap bertahan bekerja di rumah Fatma meskipun mengalami dera siksaan yang bertubi-tubi. Hingga akhirnya, pada Agustus 2010, dia memutuskan pulang dengan bantuan sponsor. Rupanya akibat siksaan yang bertubi-tubi itu membuat retina sebelah kiri dan kanannya rusak.
Hingga akhirnya, Hariyatin mengalami kebutaan. Dengan uang yang tersisa dia berobat ke rumah sakit spesialis mata. Meski sebelumnya sudah pernah berobat ke beberapa rumah sakit namun tak kunjung sembuh. Rupanya, harapan Hariyatin untuk memperoleh perubahan ekonomi keluarga kini hanya tinggal mimpi.(ful)
Post a Comment
Jangan Lupa untuk selalu komen di blog yunusst