Jamal (66) penjual sate di kawasan jalan Sabang, Jakarta Pusat yang tetap menjajakan usahanya meski ada aksi teror di kawasan Sarina Kamis (14/1/2016).
Jumat, 15 Januari 2016 | 06:18 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Penjual sate di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, itu terlihat tenang dan serius saat mengipasi sate di balik gerobaknya, Kamis (14/1/2016) siang.
Jamal, nama pria berusia 66 tahun itu. Ia seolah tak terganggu dengan hiruk pikuk yang terjadi tidak jauh dari tempatnya berjualan.
Padahal dari terdengar beberapa kali suara ledakan dan baku tembak yang terjadi di sekitar gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin.
Seolah tak terusik, Jamal, yang dibantu istrinya, Heni, tetap melayani beberapa pelanggan, yang juga tampak santai menikmati sate racikan Jamal.
Tidak takutkah Jamal?
Jamal mengaku mendengar suara ledakan pertama, yang terjadi sekitar pukul 10.40 WIB.
"Ada suara duaarr. Awalnya saya kira itu cuma suara petir, enggak lama ada suara itu lagi dan orang-orang pada lari, baru deh saya tahu kalau suara itu bom," kata Jamal kepada Kompas.com, Kamis siang.
Heni mengakui ia dan suaminya sebenarnya ingin menjauhi lokasi ketika mendengar suara ledakan.
"Kami pas dengar suara yang kedua dan lihat orang-orang lari, awalnya sempat mau ikut lari juga. Cuma setelah ingat dagangan, kami enggak jadi ikutan lari," ujar Heni, yang mengaku sudah berjualan di kawasan Sabang sejak 1974.
Rupanya keberadaan Jamal dan ketenangannya tertangkap mata seorang netizen. Sebuah akun Path menggunakan nama Wimpy menulis kesannya.
" The satay booth just about 100 meter from terrorist attack area just 2 hours ago and this guy still grill his satay and people keep ordering the satay. This is Jakarta!!! You can't terror Jakarta people!!! Fear is not in our dictionary ."
Atau bila diterjemahkan berbunyi " Gerobak sate itu hanya sekitar 100 meter dari lokasi serangan teroris hanya dua jam lalu dan peria ini masih membakar satenya dan orang-orang tetap memesan satenya. Inilah Jakarta!!! Anda tidak bisa meneror warga Jakarta!!! Kata takut tidak ada dalam kamus kami. "
Posting Wimpy pun menjadi viral. Beberapa posting serupa, yang menggambarkan "aktivitas bisnis kecil" seolah tak terganggu di sekitar Sarinah, bermunculan.
Ada foto-foto pedagang asongan yang berjualan di tengah kerumunan warga yang menonton baku tembak antara teroris dengan aparat kepolisian.
Foto-foto lain menunjukkan warga yang nekat menonton baku tembak itu. Mereka seperti seolah tidak khawatir terkena peluru nyasar.
Post a Comment
Jangan Lupa untuk selalu komen di blog yunusst