yunusst memberikan inspirasi kepada anda

Tutorial

Saturday 14 September 2013

Andai Papua Menjadi Jakarta

Oleh: Fuandani
Jakarta ibukota Indonesia dengan populasi
manusia terbesar di Indonesia. Ibukota yang
tanpa kita melihatnya kita sudah dapat
menfsirkannya. Pembangunannya paling pesat
diantara kota-kota lain di Indonesia, dengan
segala fasilitas yang selalu dipenuhi oleh
pemerintah.
Sedikit ulasan diatas apabila kita bandingkan
dengan daerah Indonesia bagian timur,
Papua. Dapat langsung terbayang apa dan
seperti apa disana. Ingat kenapa presiden
pertama Indonesia Soekarno sangat mati-
matian mempertahankan Irian Jaya. Itu
karena memang tanah Papua kaya akan
sumber daya alam. Namun, bagaimana
perkembangan struktur dan infrastrukturnya?
Yang apabila kita bandingkan dengan Jakarta,
180 derajat sangat berbeda.
Maka, jangan heran sampai saat ini warga
tanah Papua selalu menuntut kemerdekaan
atas tanah mereka. Ya memang karena
ketidak seimbangan apa yang diberikan
pemerintah kepada mereka.
Kita lihat saja Freeport, perusahaan emas
yang menjadi raja di tanah orang. Mengikis
semua kekayaan alam yang dimiliki oleh
Papua habis hampir tanpa sisa. Sedangkan
hasil laba penjualannya hanya beberapa
persen masuk kedalam kas negara. Itupun
baru terkadang tidak tersalurkan kepada
mereka sang pemilik tanah, warga Papua.
Maka, jangan heran apabila warga Papua
selalu memberontak menuntut kemerdekaan.
Kita kembali ke Jakarta, pusat pemerintahan
di Indonesia. Pelahap dana penghasilan dari
emas tanah Papua. Terkadang perlu
dipertanyakan, kemana dana tersalurkan.
Kalau memang untuk pembangunan negara,
kenapa tidak merata, sehingga menimbulkan
banyak kontroversi. Kalau memang untuk
pembangunan Jakarta sang ibukota. Kenapa
Jakarta masih tertinggal dari pada ibukota
negara tetangga seperti Singapura dan
Malaysia.
Kemacetan, asap polusi serta gaya hidup yang
bisa dibilang terlalu mewah apabila kita
melirik sejenak ke tanah Papua, yang
mungkinjauh bebrbeda. Kalua memang warga
Indonesia menentang kabaradaan miss World
karena bertentangan dengan dengan adat
ketimuran kita. Namun, mengapa warga
Papua masih belum memakai pakaian? Alasan
kalau itu budaya, namun kenapa budaya
Indonesia masih banyak yang tercuri oleh
negara tetangga, seperti batik, tari bali dan
lain sebagainya. Dan seperti tak lama ini
peninggalan sejarah warisan kerajaan
Mataram Kuno bisa tercuri. Alangkah lucunya
negri ini.
Dibidang pendidikan. Pemerintah Jakarta bisa
mengeluarkan kartu pintar kepada warganya,
namun mengapa warga Papua tidak bisa
mendapatkan kartu pintar dari pemerintah.
Karena pendidikan layak adalah hak bagi
seluruh warga Indonesia. Maka, tak usah kita
mengembor-gemborkan “Sekolah Bertaraf
Internasional� atau sering kita kenal
dengan SBI. Karena, ini sangat well di Jawa
apalagi Jakarta. Namun, bagaimana di daerah
lain, seperti Papua. Jangankan SBI, untuk
menemukan guru sang pahlawan tanpa tanda
jasa di sekolah-sekolah Papua sangat sulit.
Tak urung juga perkomplekkan Freeport di
Papua, jauh lebih canggih dibandingkan
Jakarta. Namun, dibalik pagar besi komplek
tersebut, masih banyak warga yang untuk
makanpun mereka harus mencari. Untuk
tidurpun mereka juga harus mencari tempat
berteduh yang layak bagi keluarganya.
Keringat mereka diperas untuk kenikmatan
para colonial emas, tanpa mereka mencicipi
madu dari hasil tersebut. Kalaupun bisa
mencicipinya, itu tidak sampai 2%nya bahkan
tyidak sampai 1% na.
Maka, mungkin Jakarta sudahlah seperti negri
dongeng impian bagi masyarakat Papua. Dan
sekarang warga Papua mulai membuka mata.
Banyak dari mereka merantau ke tanah Jawa
untuk menuntut ilmu untuk membangun tanah
kelahiran mereka, demi keutuhan NKRI
dengan pendidikan, ekonomi dan sosial yang
merata dan memiliki hak yang sama layaknya
warga Indonesia umumnya. Semangat warga
Papua, kalian masih saudara kami.

Share:

0 comments:

Post a Comment

Jangan Lupa untuk selalu komen di blog yunusst

Translate

Arquivo do blog

Total Pageviews

Facebook