Ini pengakuan bule Belanda yang diajak damai polisi di Bali

share

Reporter : Ardini Maharani
Kamis, 4 April 2013 09:15:00 Van Der Spek bongkar mafia money changer. ©2013 Merdeka.com
9
 


Seorang bule asal Belanda bernama Kees van Der Spek membuat sebuah dokumentasi cukup menyentak. Dia berhasil menyorot tindakan polisi lalu lintas yang menilangnya saat berada di Bali.

Tak hanya itu, Kees juga membuat dokumentasi mengenai kecurangan kasir money changer di Bali. Ironis memang. Pulau Dewata seharusnya nyaman bagi para turis sebab daerah wisata itu paling tersohor sejagat. Ini malah menjadi ajang sebagian oknum untuk memeras dan membohongi pelancong itu.

Merdeka.com berhasil mewawancarai Kees pada Rabu (3/4), si pembuat dokumentasi soal kebobrokan moral polisi lalu lintas memerasnya hingga Rp 200 ribu dan juga membongkar praktik kotor kasir penukaran mata uang asing.

Kees ternyata seorang jurnalis dari saluran televisi asal Belanda yakni SBS6. Dia membawakan acara berjudul Oplichters in het Buitenland. Tayangan dokumenter ini mewawancarai para turis asal Belanda yang bepergian ke pelbagai negara dan menjadi korban kejahatan di sana. Lalu Kees melakukan perjalanan ke negara yang dimaksud dan merelakan dirinya menjadi korban hanya untuk mengetahui bagaimana tindak kriminalitas itu bisa terjadi.

Berikut petikan wawancara dengan Kees.

Ceritakan bagaimana Anda bisa merekam kejadian tidak menyenangkan yang Anda alami di Bali?

Rekaman itu memang untuk kepentingan program acara televisi dimana saya menjadi pembawa acaranya, berjudul 'Oplichters in het Buitenland". Saya mencari tahu kriminalitas sering menimpa para turis, utamanya asal Belanda, dan saya rela menjadi korban untuk mengetahui kejahatan itu.

Kapan dan di mana Anda mengalami kejadian itu?

Saya memang merahasiakan nama jalan dan tempat. Tapi dokumentasi itu dibuat pada November 2012. Itu pengalaman pertama saya dan kunjungan pertama saya di Bali.

Apakah Anda tahu siapa nama polisi dan kasir di tempat penukaran mata uang asing itu?

Tidak. Saya tidak tahu nama mereka. Tapi wajah mereka tidak kami sensor dan cukup jelas terlihat.

Apa Anda tahu video dokumentasi Anda diunggah ke Youtube?

Saya tidak tahu. Tapi saya tidak masalah. Ini era modern dan banyak orang bisa mengunggah apapun yang mereka inginkan.

Apakah Anda tidak takut datang ke Bali lagi dengan pengalaman tidak menyenangkan itu?

Oh, sama sekali tidak. Saya tidak takut untuk datang ke Bali berkali-kali sebab tempat itu sangat indah. Banyak juga pengalaman yang menggembirakan di sana. Termasuk diajak minum bir oleh polisi yang menilang saya (tertawa).

Apa pesan dari program yang Anda bawakan itu?

Kami ingin memperingatkan pada para turis soal penipuan atau tindak kriminal yang bisa terjadi pada mereka kapan pun dan dimana pun, bukan hanya di Bali. Saya juga mengajak orang untuk berpikir, mereka yang melakukan penipuan sebenarnya mempermalukan diri sendiri. Itu sebabnya wajah mereka tidak disensor.

Secara umum saya menyukai Bali. Kami hanya ingin memperingatkan para pelancong di berbagai belahan dunia agar berhati-hati dengan bentuk kriminal itu dan tetap waspada.
[tts]

Post a Comment

Jangan Lupa untuk selalu komen di blog yunusst

Previous Post Next Post