Acara reality show di Indonesia diramaikan dengan program acara biro perjodohan bernama Take Me Out Indonesia. Acara ini tentang 30 perempuan berusia 20-40 tahun berstatus single. Mereka mencari pasangan. Bisa untuk suami, pacar, atau sekedar coba-coba. Di setiap episodenya, ada 7 pria single yang keluar satu demi satu untuk dipilih dan memilih para perempuan itu.
Suksesnya acara Take Me Out, memunculkan acara serupa dengan judul Take Him Out yang berisi kebalikannya. Take Him Out berisi 30 pria single dan 7 perempuan single di setiap episodenya.
Biro jodoh asal tiru
Take Me Out adalah sebuah program televisi yang lisensinya dipegang FremantleMedia. Saat ini Take Me Out telah ditayangkan di 3 negara Eropa (Spanyol, Netherland, Denmark), menyusul UK. Dari sini aja, udah kelihatan banget nuansa asal tiru yang penting laku. Rating tinggi, iklan berdatangan, dan itu artinya banyak rupiah berdatangan. Sedangkan bagi pesertanya, lumayanlah bisa nampang di layar kaca dan ditonton oleh orang se-Indonesia raya.
Orang Indonesia memang suka sekali meniru terutama dalam hal tayangan-tayangan TV. Kalo yang ditiru baik sih, nggak masalah. Tapi kalo yang ditiru adalah hal-hal yang negatif, maka ini yang bahaya. Biro jodoh di TV ini adalah salah satu acara yang diadopsi habis dari mereka yang berbudaya sangat jauh dari kita.
Bukan masalah Timur dan Barat, tapi yang lebih urgen adalah budaya non Islam yang diadopsi habis-habisan oleh masyarakat kita yang mayoritas muslim. Lihat aja gaya berbusana para perempuan di acara itu. Bagaian “atas-bawah” terbuka semua. Hanya di bulan Ramadhan dan awal Idul Fitri aja mereka kayaknya diharusnya berpakaian yang agak tertutup. Catet lho, “agak” hehehe..
Ini dari segi gaya busana. Cara memilih pasangan, juga dilakukan secara primitif. “Kok bisa? Padahal mereka berada di panggung canggih dan modern penuh sentuhan teknologi,” mungkin itu pikirmu. Non, modern nggaknya sesuatu, itu bukan ditentukan dari penampilan fisik semata. Itu cuma artificial alias palsu. Primitif atau modern itu bisa dilihat dari bagaimana acara ini merancang 30 kandidat dalam memilih satu calon di depan.
Fisik, itu yang utama pria memilih perempuan. Meskipun yang perempuan cerdas, tapi kalo nggak cantik dan langsing jangan harap bakal terpilih. Jenis pekerjaan, itu pilihan utama perempuan dalam memilih si pria. Jabatan direktur atau pemilik sebuah perusahaan, bisa dipastikan hampir semua perempuan menyalakan lampunya agar dipilih oleh si pria tersebut.
Iman dan takwa? Boro-boro, euy. Jauh dah! Belum lagi baju pembawa acara yang bagian “atas bawah” serba terbuka. Bener-bener ajang pamer aurat tiada henti!
“Take Me Out Ramadhan”
Episode “Take Me Out Ramadhan” adalah yang paling bikin saya muak dari semua episode yang ada. Gimana nggak, kalo yang hak dan yang batil dicampur aduk jadi satu. Ibarat minum susu kecampur sama air comberan, udah gitu ada lalat ijonya. Hueks…siapa sudi?
Di acara tersebut, menghadirkan narasumber yang terkenal dengan nama Ustadz Cinta. Dia bertugas untuk terus ngasih nasihat-nasihat cintanya. Pake dalil-dalil yang terkesan maksa pula. Hmm.. mending kalo bener, yang terjadi malah jaka sembung tuh dalil alias nggak nyambung. Bagaimana mungkin seseorang yang disebut ustadz dan paham Islam bisa menjadi narasumber untuk menyampaikan dalil bagi acara umbar aurat dan jelas-jelas hedonis itu? Aha, jadi agak-agak sedikit nuduh nih (eh, bukan ding, curiga aja), jangan-jangan uang memang bisa melupakan segalanya. Mungkin dia dan manajemennya berpikir, “Nggak masalah ayat-ayat Allah dijual, yang penting doku tebal.” Naudzhubillah. Mudah-mudahan sih tidak. Tapi ya nggak tahu juga sih. Ikutan di situ aja udah menunjukkan gimana kualitas sebenarnya. Kasihan banget!
Di acara Take Me Out edisi Ramadhan, emang baju pun sudah mulai berubah bentuk. Para perempuan yang semula pada pamer sekwilda (maaf, sekitar wilayah dada) dan bupati (buka paha tinggi-tinggi) sudah mulai ditertibkan. Celana panjang atau rok menutup lutut, dengan baju atasan yang tidak boleh terlalu terbuka menghiasi Take Me Out edisi Ramadhan dan Syawal. Tapi, biarpun para peserta udah mulai sopan gaya berbusananya, ternyata pembawa acara tetap cuek-cuek aja. Pundak, leher dan dada terbuka lebar tak masalah. Begitu juga dengan rok pendek di atas lutut tetap muncul di episode demi episode. Gawat!
Post a Comment
Jangan Lupa untuk selalu komen di blog yunusst