Putin : Dominasi Barat akan berakhir dan di gantikan oleh Asia

  


Presiden Rusia Vladimir Putin menyinggung perang dunia II (PD II). Dalam kemunculan terbarunya si sebuah acara lokal Kamis waktu setempat, Putin mengatakan dunia kini menghadapi dekade paling berbahaya sejak world war meletus.

Ia juga menyebut dominasi Barat di dunia akan segera berakhir. Menurutnya, Amerika Serikat (AS) serta sekutu merupakan "penghasut", memainkan peran "berbahaya, berdarah, dan kotor" serta menabur "kekacauan" di seluruh dunia.

"Periode sejarah dominasi Barat yang tak terbagi atas urusan dunia akan segera berakhir," kata Putin sebagaimana dikutip dari Reuters dan AFP, Jumat (28/10/2022).

"Kami berdiri di perbatasan sejarah. Di depan mungkin adalah dekade yang paling berbahaya, tidak dapat diprediksi, terpenting sejak akhir Perang Dunia II," tambahnya.

Ia pun menegaskan tak pernah menyesal melakukan serangan ke Ukraina yang disebutnya "operasi militer". Serangan Ukraina, katanya, hanyalah bagian dari "pergeseran tektonik dari seluruh tatanan dunia".

"Rusia tidak menantang elit Barat, Rusia hanya berusaha mempertahankan haknya untuk eksis," tambahnya lagi.

Pemimpin berumur 70 tahun itu juga menyinggung klaim penggunaan senjata nuklir oleh Kremlin di Ukraina. Menurutnya hal itu tidak masuk akal sama sekali bagi Moskow, baik dalam hal politik atau militer.

Ditegaskannya, Ukraina-lah yang berencana menggunakan "bom kotor". Ini merujuk ke senjata radioaktif atau biasa disebut senjata nuklir kecil dalam perang.

Rusia sendiri telah mengajukan pengaduan ke Dewan Keamanan PBB. Negeri itu menuntut penyelidikan internasional atas "kegiatan biologi-militer" Ukraina.

AS juga terseret dalam hal ini. Kegiatan tersebut diyakini melibatkan Paman Sam.

"Kami akan senang jika salah, tetapi kami tidak bisa mengabaikan ini begitu saja," kata Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia.

"Tuduhan ini sangat serius dan dapat menyebabkan konsekuensi yang sangat, sangat disayangkan," tambahnya.

Serangan dari Belarus dan Tembak Satelit AS

Sementara itu, perang Rusia dan Ukraina masih terus terjadi. Kamis, beberapa wilayah Ukraina seperti Kyiv dan Zarapozhia terus menjadi target serangan misil pasukan Kremlin.

Terbaru, tentara Rusia dari Belarusia juga diyakini akan ikut menyerang Ukraina. Minsk selama ini menjadi sekutu dekat Rusia dan menjadi pangkalan militer tentara Presiden Vladimir Putin.

Mengutip CNBC Internasional, kemungkinan serangan disampaikan wakil kepala operasi staf umum Kyiv, Oleksii Hromov. Pemerintah Presiden Volodykyr Zelensky disebut sudah mempersiapkan pasukan untuk kemungkinan serangan itu.

Peningkatan jumlah pasukan Ukraina juga dilakukan. Khususnya di utara negara, yang dekat ke perbatasan Belarusia.

"Saat ini pembentukan pasukan penyerang (di Belarus) tidak dapat diamati," katanya, dikutip Jumat.

"Namun ada dan akan ada ancaman. (Karenanya) kami bereaksi. Kami telah meningkatkan pasukan kami ke arah utara," tambahnya.

Di sisi lain, Rusia mengancam akan menarget satelit komersial AS, termasuk sekutu, jika negeri Presiden Joe Biden itu terlibat dalam perang Ukraina. Ini menjadi ancaman baru pasca pembicaraan menteri pertahanan kedua negara dan pemberitahuan Rusia ke AS soal latihan perang nuklir, Grom.

"Infrastruktur kuasi-sipil mungkin menjadi target yang sah untuk serangan balasan," kata Wakil Direktur Departemen Non-Proliferasi dan Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia, Konstantin Vorontsov dimuat oleh kantor berita negara Tass.

"Kita berbicara tentang keterlibatan komponen infrastruktur luar angkasa sipil, termasuk komersial, oleh AS dan sekutunya dalam konflik bersenjata," tegasnya.

Post a Comment

Jangan Lupa untuk selalu komen di blog yunusst

Previous Post Next Post