Pemerintah Kota Bogor memastikan wilayahnya siaga satu Covid-19 seiring dengan peningkatan kasus yang terjadi beberapa hari terakhir.
Satgas Covid-19 Kota Bogor melakukan antisipasi dengan menambah ruang isolasi dan juga menghentikan sementara simulasi pembelajaran tatap muka (PTM).
“Pertama data menunjukkan Covid-19 di Kota Bogor grafiknya naik, ini harus diwaspadai, ini situasinya siaga satu, mungkin ini karena efek mudik, atau varian baru. Memang belum ditemukan, tapi kemungkinan varian ada itu besar ada, makanya setiap kasus kita anggap berbahaya,” ujar Wali Kota Bogor Bima Arya seusai meninjau vaksinasi Covid-19 di Griya Melati, Kelurahan Bubulak, Kota Bogor, Selasa 15 Juni 2021.
Menurut Bima, tingkat hunian ruang isolasi rumah saat ini mencapai 49 persen, dan sedikit lagi menyentuh ambang batas.
Baca Juga: Soal Belanja Rp 1.700 T, Prabowo Akui Jokowi Belum Setuju!
Oleh karena itu, ia memerintahkan setiap rumah sakit untuk menambah tempat tidur. Selain itu, Satgas Covid-19 juga menjajaki ruang isolasi tambahan sehingga ketika terjadi ledakan, para pasien Covid-19 bisa diarahkan ke tempat tersebut.
“RSUD sudah ditambah jadi 100 tempat tidur untuk mengantisipasi ledakan beberapa hari ke depan,” kata Bima.
Lebih lanjut, dengan kondisi siaga satu, Bima meminta masyarakat untuk dapat menahan mobilitas, pengamanan di wilayah diperketat, dan Satgas Covid-19 akan lebih tegas dalam menegakkan protokol kesehatan.
“Kita lihat pembiaran terjadi, warga merasa kondisinya sudah biasa. Banyak tempat yang operasionalnya lebih dari jam Sembilan. Termasuk vaksin kita percepat, saya langsung minta ke Menkes, nanti Presiden juga akan datang ke Bogor meninjau vaksinasi di stasiun,” ujar Bima.
Terkait rencana PTM, Bima Arya menyebutkan hingga kini Pemkot Bogor belum dapat memastikan apakah PTM dapat digelar pada tahun ajaran baru.
Namun demikian, ia menyebut simulasi tatap muka untuk sementara dihentikan sementara.
“Proses simulasi nya dihentikan dulu, mulai besok karena kondisinya seperti ini. Sejauh ini sebenarnya berjalan lancar. Lonjakan kasus ini banyak terjadi dari luar kota, atau kerumunan di luar kota, kecuali pesantren,” kata Bima.***
Post a Comment
Jangan Lupa untuk selalu komen di blog yunusst