Suara gemericik air terdengar jelas saat ratusan ikan saling berkejaran di selokan depan rumah warga Kampung Naringgul Ciasin, Desa Bendungan, Bogor, Jawa Barat.
Tampak ratusan ikan memenuhi selokan itu yang merupakan hasil kreatifitas warga Kampung Naringgul Ciasin.
"Iya benar kang di sini (selokan yang ada ikannya)," kata seorang warga, Sri Suyatmi (47) saat ditemui Kompas.com di ujung gang.
Selokan sepanjang 300 meter yang memisahkan dua desa di kawasan Puncak Bogor ini memang sangat berbeda.
Jika selokan biasanya identik dengan sampah, mampet, bau, di sini justru tak ada satu pun sampah yang tersangkut terbawa arus.
Air selokan ini jernih mengalir tanpa henti melewati sekat-sekat besi yang dipasang di selokan depan rumah penduduk desa.
Gang di perkampungan ini memang sempit, namun berkat kebersihan lingkungannya, permukiman itu menjadi enak dipandang mata.
Selain itu, tak ada jentik nyamuk yang berani hidup di selokan ini sehingga menambah kenyamanan orang untuk duduk-duduk di depan rumah sambil menikmati udara segar Puncak Bogor.
Rindangnya pohon di gang-gang sempit itu seakan membuat pengunjung ingin berlama-lama. Uniknya, tak ada plang larangan membuang sampah di kampung ini karena kesadarannya sudah tinggi.
Tak ayal, daya tarik desa ini menarik perhatian wisatawan luar negeri dan lokal. Selain itu, banyak pula warga yang ingin belajar ecovillage atau pengelolaan kampung ramah lingkungan.
"Iya sudah pada sadar (buang sampah), ditambah banyaknya pengunjung (wisatawan) ada yang dari Jepang dan orang lokal, pelajar," timpal saudari Sri, Tuti Mulyanti (49), Selasa (30/10/2019).
Kompas.com kembali melanjutkan perjalanan, tampak ikan-ikan di dalam selokan itu muncul ke permukaan seakan hendak menyapa warga yang melintasi jalan.
Meski demikian, Tuti mengakui bahwa kondisi selokan tidak seperti tiga tahun lalu. Dulu, saking banyaknya tumpukan sampah, selokan itu menyebabkan banjir.
"Iya dulu banyak (sampah) enggak seperti sekarang," ucap Tuti sembari menunjukkan rumah pengurus ecovillage di Desa Bendungan.
Rasa tanggung jawab, kata Tuti, muncul dari dalam diri warga setelah menanam bibit ikan di selokan rumah mereka.
Baca juga: Pria Asal Bali Ciptakan Hidropande, Pompa Air Ramah Lingkungan jadi Solusi Saat Kekeringan
Terdapat 40 kepala keluarga dan setiap kepala keluarga di desa ini memiliki lapak di dalam selokan dengan ukuran sekatan 2 sampai 5 meter.
Tak lama kemudian, salah seorang warga terlihat melemparkan pakan ikan ke dalam selokan, dan seketika suara air terdengar berisik dari dalam selokan tersebut.
"Iya, ini pakan ikan, selain itu biasanya dikasihsisa makanan dari dapur (nasi) juga berguna, jadi dibuang enggak sia-sia," ucap Irfah Satiri.
Pria berusia 52 tahun ini adalah Ketua Ecovillage Bendungan Asri Ramah Berbudaya Lingkungan (Baraya).
Menurutnya, pengembangan ecovillage Baraya ini diprakarsai oleh swadaya masyarakat desa. Ia pun dipercaya menjadi ketua organisasi tersebut.
Irfah mengaku bahwa ide selokan itu berawal dari keresahannya terhadap selokan yang dipenuhi tumpukan sampah.
Post a Comment
Jangan Lupa untuk selalu komen di blog yunusst