23.17 WIB: "Bagimu Negeri" dinyanyikan. Terima kasih
telah mengikuti live blog kami. Semoga rangkaian debat ini bisa menjadi
bahan pemikiran Anda dalam menentukan pilihan capres-cawapres 9 Juli
nanti.
23.15 WIB: Pernyataan penutup dari Prabowo-Hatta.
Prabowo yang bicara. “Malam ini kita mengakhiri kampanye politik yang cukup panjang, sebagai bagian dari tanggung jawab konstitusi kita, kita ingin membangun demokrasi yang kuat. Pada 9 Juli nanti, rakyat akan memilih presiden. Jika kita mendapat mandat, kami ingin bekerja keras menyejahterakan, membangun bangsa yang terhormat, berdiri di atas kaki sendiri, produktif, tidak hanya membeli dari bangsa lain, tapi bermartabat menjual dan membuat barang-barang sendiri. Kami akan berjuang agar seluruh rakyat Indonesia bisa hidup layak, sejahtera, seperti dicita-citakan oleh pendiri bangsa Indonesia. Kami juga akan menghormati keputusan rakyat Indonesia demi negara, bangsa, dan rakyat kita yang kita cintai.”
23.12 WIB: Pernyataan penutup dari Jokowi-JK.
Kata Jokowi, “Kita tahu semuanya Indonesia mengalami masalah, problem yang banyak, tapi setiap problem ada jalan keluarnya, kita punya pakar di bidang itu. Yang selalu menghalangi adalah kelompok-kelompok kepentingan tadi, mafia tadi. Kerjasama koalisi tanpa syarat. Kami ingin hadir untuk membawa perubahan, membawa terobosan, membawa langkah-langkah nyata. Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh kader, relawan, yang sudah bekerjakeras untuk cita-cita bersama. Kami lahir, dididik, bekerja di Indonesia. Kami hanya tunduk pada Konstitusi Indonesia dan kehendak rakyat dan selalu setia pada Indonesia.”
23.04 WIB: Setiap perpanjangan kontrak, banyak sekali justru perpanjangan itu merugikan kita? Seperti Freeport, yang sahamnya bisa dapat 51% hilang, atau kontrak-kontrak migas lain. Perlukah ada investigasi?
Jawaban Jusuf Kalla. “Saya sangat setuju untuk dibikin investigasi, siapa yang pernah memiliki saham Freeport, dan ke mana saham itu. Saham Newmont, ke mana dan siapa yang punya? Berapa dividen yang masuk?”
Tanggapan Jokowi. “Investigasi perlu. Banyak kelompok kepentingan dalam tambang. Orang sudah mengerti siapa yang dapat. Tapi kita punya niat, kemauan nggak untuk menyelesaikan. Kalau hanya renegosiasi bisa-bisa saja, tapi kalau kelompok-kelompok kepentingan itu masih ada dan mengatur, sampai kapanpun kita akan seperti ini terus. Koalisi kami adalah tanpa syarat, komitmen di depan yang ingin kami ajukan sehingga kami tak ingin tersandera, terbebani dengan masa lalu, kontrak-kontrak yang sudah disebutkan.”
Tanggapan Hatta Rajasa. “Artinya bapak setuju dengan renegosiasi. Persoalannya adalah bagaimana renegosiasi itu bisa menguntungkan sebesar-besarnya buat kita? KAlau kita bilang ada kelompok kepentingan, maka tidak berjalan. Kita berupaya keras agar ada renegosiasi kontrak, menyangkut sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Siapapun yang merugikan kepentingan negara harus kita sikat.”
Tanggapan Prabowo. “Saya ingin memberi tanggapan dan mengucapkan terima kasih pada Presiden SBY sehingga renegosiasi kontrak blok Tangguh sehingga mendapat tambahan Rp250 T.”
Tanggapan balik dari Jusuf Kalla. “Pertama soal Newmont, keputusan kita saham diberikan ke negara, BUMN, menurut informasi Menko Perekonomian memberi saham ke pemerintah dan swasta. Sehingga saya setuju sekali.”
“Blok Tangguh, tiap 4 tahun harus dinegosiasi. Pada 2008, saya berbicara dengan Presiden Cina Hu Jintao siap negosiasi, begitu saya tinggalkan tidak ada negosiasi. Itulah bunyi kontrak yang saat itu, jadi tidak ada yang spesial. Jika naiknya iya. Kita berterimakasih.”
23.03 WIB: Bagaimana menghentikan laju kerusakan hutan di Indonesia?
Prabowo menjawab. “Strateginya adalah mengikutsertakan rakyat yang tinggal di hutan, di pinggir-pinggir hutan, memberdayakan dalam program ekonomi, pemberdayaan mereka, diberi penyuluhan hidup sehingga tidak merambah hutan. Perlu ada pengetatan pengawasan melalui satelit, mengawasi illegal logging, penambangan liar, dan sanksi keras pada perusahaan yang melanggar tata kelola hutan. Juga aparat-aparat penegak hukum perlu kita tatar kembali untuk menjaga hutan, masa depan kita semua, harus ada intervensi pemerintah secara besar-besaran, untuk kita benahi hutan dan lingkungan hidup kita.”
Tanggapan Jokowi-JK. Jokowi bicara, “Tata ruang kita sebetulnya hampir selesai dan harus segera diselesaikan, jadi jelas mana yang hutan lindung, alam, produksi, dan konversi. Karena kita tidak punya kebijakan satu peta, jadi tumpang tindih. Hutan lindung diberi konsesi, produksi, pertambangan, dan perkebunan. One map policy ini sangat penting. Suatu provinsi di Kalimantan, ada 753 kasus, hutan kita akan digerus karena peta di lapangan tidak ada kejelasan. Di peta bisa terpaut 1 cm, tapi di lapangan bisa berhektar-hektar hutan di lapangan rusak karena gambar yang dibikin tangan.”
Hatta memberi tanggapan. “Tadi Pak Jokowi bilang banyaknya izin di hutan lindung. Tahun 2003 ada 13 perusahaan asing yang mendapat izin hutan lindung, apa pendapat Bapak? Bahwa ada perusahaan asing yang mendapat izin hutan lindung, apa bapak setuju? Akan mencabut atau renegosiasi kembali?”
Tidak ada kesempatan menjawab karena ini adalah sesi tanggapan.
22.46 WIB: Pertanyaan JK buat Prabowo-Hatta. “Saya ingin menanyakan pidato Anda soal kleptokrasi, ada maling-maling. Saya ingin jelaskan, tidak ada maling di bidang energi, dan pangan dalam partai pendukung kami. Karena tidak ada maling minyak, mafia minyak, mafia daging, beras, gula, haji. Pidato bapak ditujukan buat siapa?”
Prabowo menjawab. “Yang saya maksud adalah proses demokrasi kita, terjadi jual beli suara, macam-macam, bahwa roh dari demokrasi sedang dirusak dari macam-macam. Saya tidak mengatakan bahwa dari partai saya tidak ada maling. Yang saya maksud adalah fenomena dari bangsa kita. Siapa tahu di pihak partai bapak ada juga, di partai A dan B ada juga. Saya ingin masyarakat menjaga demokrasi, tidak ikut dalam permainan-permainan yang terjadi di lapangan.”
Hatta menambahkan. “Sebetulnya kalau kita menjalankan demokrasi dan penegakan hukum, maka mafia apapun kita serahkan pada penegakan hukum. Tidak perlu kita melontarkan sesuatu yang tidak ada datanya. Jadi bisa di-trace siapa yang disebut Pak JK itu.”
Tanggapan JK. “Karena pidato bapak, ada pihak, sedangkan kita berkampanye ada dua pihak. Minyaknya di KPK, dagingnya di KPK, hajinya di KPK, Qurannya di KPK.”
Tanggapan Jokowi, “Supaya pertanyaannya dikaitkan dengan energi, daging, bukan soal siapa mafia beras, minyak, daging. Prabowo sudah menjelaskan dengan jelas, jadi terima kasih.”
Kata Prabowo, “Bukan maksud kami menyebut soal maling-maling. Tapi kita sebagai bangsa ada kelemahan-kelemahan, kalau tidak punya kelemahan, ada dosa terhadap rakyat. Kalau ada pemerintah yang menandatangani kontrak yang merugikan negara selama puluhan tahun, itu bagaimana? Tolonglah kita mawas diri, introspeksi. Saya ingin mengingatkan rakyat, jangan sampai demokrasi yang sudah kita bangun, kita rusak sendiri.”
Hatta menjawab. “Saya bersyukur, renegosiasi kontrak, bahwa blok Tangguh sudah naik jadi 12 saat ini.”
22.41 WIB: Pertanyaan Prabowo-Hatta buat Jokowi-JK. Prabowo yang menanyakan. “Inti dari pangan adalah sawah kita berkurang drastis. 2015, defisit sawah kita adalah 750 ribu hektar. Kami punya lahan menambah 2,5 juta hektar lahan untuk sawah? Apakah bapak setuju ekstensifikasi besar-besaran di atas 1 juta, mengarah ke 2 juta atau lebih?”
Jokowi menjawab. “Tambahan sawah sangat diperlukan. Tapi harus dilihat dulu, airnya dari mana. Di Papua, sudah dibuka, tapi dibiarkan begitu saja, karena tidak pernah dipikirkan airnya dari mana, bendungannya dibangun di mana. Yang pertama, tentukan dulu, ada airnya atau tidak, sungai yang bisa dibendung atau tidak? Pertama buat bendungan dulu. Baru buat irigasi dulu. Baru itu membuat sawah akan berhasil. Jangan kebalik-balik. Kita tidak ingin ada kegagalan sudah terlanjur hutan ditebang, tapi sawah tidak bisa dikerjakan lagi. Oleh sebab itu, semuanya harus dikalkulasi, dihitung, yang dikerjakan ini bukanlah sebuah proyek, tapi program yang bermanfaat bagi negara, bagi rakyat, karena rakyat dapat pembagian lahan dan kesejahteraan petani akan meningkat.”
Tanggapan Prabowo. “Tentunya di abad 21 ada teknologi, ada sistem manajemen, tentu harus direncanakan dengan baik. Tapi bapak belum menjawab, setuju atau tidak dengan penambahan jumlah sawah kita? Saya mengerti, membuat sawah harus ada sumber air. Tidak ada air, tidak ada tanaman yang hidup.”
Tanggapan Jokowi. “Saya rasa tidak perlu dijawab, karena dalam visi misa kita jelas, kita ingin membangun 1 juta hektar per tahun, jelas. Yang ingin saya tekankan adalah penerapannya, sekarang yang ada membuat visi misi, tidak diimplementasikan, tapi tidak dilakukan, tidak segera dilakukan. Kalau hanya ingin, akan, akan, banyak sekali. Yang penting bagaimana mengimplementasikan ini, membuat manajemen perencanaan, riil, konkret, nyata yang betul-betul dirasakan oleh rakyat. Yang penting adalah pengawasan, seperti di Papua, atau sejuta lahan gambut. Tidak hanya sekali atau dua kali mengalami kesalahan. Jangan mengulangi kesalahan, jangan mengulangi kesalahan, jangan mengulangi kesalahan.”
22.34 WIB: Pertanyaan dari Jokowi-JK buat Prabowo-Hatta. “Menjelang Lebaran, harga daging sapi selalu makin mahal. Tadi pagi ke pasar, harganya Rp120 ribu per kg. Mestinya dengan impor, harga daging sapi bisa stabil, lebih murah. Bagaimana dengan kebijakan impor daging sapi?”
Prabowo menjawab. “Masalah kenaikan harga pangan menjelang puasa, selalu menjadi masalah buat kita. Masalah daging adalah salah satu daripada komoditas pangan yang selalu naik menjelang bulan puasa. Untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas petani-petani kita menambah jumlah ternak yang ada di Indonesia, menambah pengusaha-pengusaha yang akan menjalankan pabrik pemotongan sapi, dan memperlancar distribusi sapi yang ada di Indonesia. Indonesia menghasilkan banyak ternak sapi. Kadang mendatangkan sapi dari NTT lebih susah daripada mendatangkan dari Australia. Masalah-masalah inilah yang harus kita perbaiki bersama. Bagaimana kita memperlancar produksi pertanian, peternakan di segala bidang, terutama daging, susu, dan sumber protein lainnya. Perlu pendekatan komprehensif, besar-besaran, memperbaiki dari hulu ke hilir, memperbaiki mindset dari neoliberal.”
Tanggapan Jokowi. “Mestinya kalau kita punya strategi jangka panjang, mestinya kita bisa memulai, bakalan-bakalan sapi diberikan di desa-desa, terpusat di satu kandang, gampang dicek, dikontrol, semua petani ikut dalam program ini. Pertama, dapat pupuk dari sana. Kedua, kita bisa mendapatkan energi dari kotoran sapi di kandang itu. Ketiga, jangka panjang, kita akan punya stok sapi hidup yang sewaktu-waktu bisa jadi suplai daging sapi. Jangan sampai impor daging karena stok dalam negeri tidak cukup. Dalam waktu 5-6 tahun bisa kita selesaikan impor. Dalam setahun, impor tidak dalam bentuk daging fresh, tapi carcass, ada daging yang harganya Rp30 ribu, Rp40 ribu, Rp75 ribu, tukang bakso bisa hidup dari cara impor ini. Tidak seperti sekarang semua harus beli yang harganya Rp120 ribu.”
Tangapan Prabowo lagi. “Sebagian dari pandangan bapak soal ternak di desa saya setuju. Sebagian. Di kandang, berkelompok, naga-naganya ke arah koperasi. Saya mendukung koperasi ternak, petani. Kalau saya, jangankan carcass, saya ingin itu ternak lahirnya di Indonesia, kalau perlu carcass-pun kita tidak impor. Kita harus melipatgandakan jumlah ternak kita, di semua desa di seluruh Indonesia, yang mampu membesarkan ternak harus kita lakukan. Di ujungnya kita tidak perlu impor carcass sekalipun.”
Hatta menambahkan. “Konsumsi daging sapi meningkat 2,2 kg, tapi impor kita menurun. Awalnya akan mahal harganya, tapi menguntungkan peternak dan membuat rangsangan meningkatnya populasi sapi, sehingga swasembada dan harganya turun.”
22.26 WIB: Kini memasuki segmen kelima. Para calon saling bertanya, menanggapi, dan menanggapi balik.
Sesi pertama, pasangan Prabowo-Hatta mengajukan pertanyaan lebih dahulu.
Hatta Rajasa bertanya. “Kita semua ingin hidup dalam suasana bersih, hijau, dan sehat. Penghargaan tertinggi adalah Kalpataru, banyak kota menginginkan itu. Termasuk juga upaya membangun udara sehat, bersih. Apa tanggapan Jokowi dan upaya mencapai itu?”
Jokowi menjawab. “Kalpataru baik diberikan pada perseorangan dan lembaga, tapi tidak hanya piala, tapi juga insentif, dana, dan anggaran agar dapat mengembangkan apa yang kerjakan jadi lebih besar lagi. Piala, hanya dapat barangnya. Kalau dapat dana, bisa lebih memperluas lagi, memperbaiki DAS, area tangkapan, atau merawat desanya. Kalau hanya piala, tapi akan lebih baiknya jika dapat dana atau anggaran. Agar semua ingin memperbaiki desanya, daerah tangkapan air, memperbaiki kotanya, dan memperbaiki negara yang kita cintai.”
Tanggapan Prabowo-Hatta. Hatta Rajasa memberi tanggapan. “Bentuk penghargaan dalam insentif atau piala bukan sesuatu yang terlalu prinsip. Yang penting adalah penghargaan adalah refleksi membangun kotanya jadi bersih dan sehat. Dari apa yang dijelaskan, kenapa DKI Jakarta tidak dapat? Padahal biasanya dapat? Solo malah belum dapat? Apa yang salah?”
Jusuf Kalla bilang, “Pertanyaan Bapak bagus, tapi keliru. Itu bukan Kalpataru, tapi Adipura.”
Jokowi menambahkan, “Solo pernah mendapat penghargaan green city dari Kementerian Lingkungan Hidup. Silakan cek di sana.”
JK menjawab, “Karena pertanyaannya keliru, saya tidak bisa jawab.”
22.13 WIB: Pertanyaan Prabowo buat Jokowi-JK. “Saya kaget dalam kampanye, bapak bilang petani tidak perlu koperasi, padahal koperasi vital, sokoguru bagi kehidupan petani dan nelayan kita?”
Jokowi yang menjawab. “Mungkin bapak salah baca atau salah dengar. Saya kira semua orang tahu, koperasi adalah sokoguru ekonomi kita. Tidak mungkin seorang Jokowi mengatakan seperti itu. Hanya masalahnya di desa ada beberapa hal yang harus kita tuntaskan, baik soal perangkat desa, kelembagaan yang ada di desa, baik dana yang akan dikucurkan Rp1,4 miliar menurut UU Desa, perlu ada Badan Usaha Desa, baik koperasi atau yang lainnya. Tapi lebih baik koperasi. Desa harus bisa mandiri. Oleh sebab itu, kita ingin ternak yang ada di desa, subsidi pemerintah dipusatkan pada satu tempat, satu kandang, sehingga nantinya kotoran sapi ini diarahkan ke produksi energi, sehingga desa bisa swasembada energi dan daging sendiri. Pengelolaan-pengelolaan seperti inilah yang diperlukan, perlu memperkuat perangkat desa.”
22.09 WIB: Pertanyaan dari Jokowi-JK buat Prabowo-Hatta. JK yang memberi pertanyaan. “Energi kita sangat kritis, impor terbesar kita dalam sejarah, subsidi kita naik terbesar dalam sejarah, defisit kita terbesar dalam sejarah, listrik kita mulai padam di mana-mana. Apa yang terjadi?”
Jawaban Hatta Rajasa. “Sejak bapak wapres pun, terjadi declining produksi kita. Sumur-sumur kita declining, tapi dipastikan awal 2015 jadi naik lagi. Dari rencana pembangunan 10 ribu MW, tapi terhambat oleh tata kelola yang terlalu terburu-buru. Banyak hal yang perlu kita jelaskan. Tapi banyak yang jauh lebih baik. Kita akan mencapai lagi 1 juta barel dan 43 juta MW. Kita tidak boleh menggantungkan pada energi fosil, kuncinya adalah insentif, feed in tarif agar energi terbarukan bisa berjalan dengan baik.”
22.06 WIB: Pertanyaan Hatta Rajasa buat Jokowi-JK. “Dunia mengakui Indonesia adalah champion dalam global climate change, di Bali kita berhasil menambah deklarasi untuk Kyoto Protocol. Bagaimana efektivitas Protokol Kyoto.”
“Indonesia pendukung utama Protokol Kyoto, dunia harus bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan, hutan. Indonesia juga protes kenapa AS tidak melakukan Protokol Kyoto. Di Bali, kita mendorong REDD. Pelaksanaannya sangat lambat, Eropa dan AS tidak menjalankan dengan baik. Carbon credit tidak berjalan dengan baik, insentif untuk menjaga hutan tidak terjadi. Australia, Norwegia hanya berjanji memberi $1 miliar, tapi tidak ada. Jadi kita harus berjuang sendiri.”
22.04 WIB: Segmen 4 debat, kandidat bisa saling bertanya. Jokowi-JK memberi pertanyaan pertama buat Prabowo-Hatta. “Saat ini kita sebagai pengimpor beras sangat besar, 2,7 juta ton, dan pernah swasembada pada 2008-2009. Pertanyaan saya pada Hatta Rajasa sebagai Menko Perekonomian, apa yang salah? Dan pada Prabowo sebagai Ketua HKTI, apa yang salah?”
Hatta menjawab dulu. “Kalau melihat data impor dari 2000 sampai sekarang, tidak pernah kita tidak mengimpor. Kita pernah swasembada, tapi 2007-2008, dunia mengalami krisis, tapi Indonesia mengalami surplus, bahkan membantu negara tetangga kita, Filipina. Kita hanya mengimpor jika betul-betul mengalami gangguan, iklim ekstrem, meningkatkan tambahan dana buat petani kita, Rp2 T setahun agar bisa survive. Nah impor yang selalu kita lakukan untuk beras-beras tertentu, beras untuk masyarakat asing, dsb.”
Prabowo menjawab. “Sebagai Ketua Umum HKTI saya selalu mengingatkan pemerintah, bahkan ditegur oleh Jusuf Kalla karena statement saya menolak impor beras. Bapak sebagai Ketua Umum Golkar, saya sebagai anggota Golkar, bapak memanggil saya karena statement saya menolak impor beras.”
21.52 WIB: Pertanyaan sama buat Prabowo-Hatta.
Prabowo menjawab lebih dulu. “Masalah kerusakan lingkungan tidak lain juga karena daya dukung Bumi kita, daya dukung wilayah teritorial bangsa kita sudah sangat berat menampung ledakan penduduk. Jadi Indonesia tiap tahun harus menerima tambahan 5 juta warga baru. Tambahan penduduk ini berarti 5 juta mulut baru, siapkan makan, semua fasilitas yang dibutuhkan oleh seorang warga negara. Ini yang mempercepat proses kerusakan lingkungan. Juga dengan kurangnya regulasi atau pengawasan tambah mempercepat rusaknya lingkungan.”
“Dilema bagi kita, kalau kita tidak mempercepat pertumbuhan, bagaimana kita menciptakan lapangan kerja? Bagaimana strategi kami? Strategi banyak jalur, sekaligus dengan pendidikan bisa menanamkan pengertian hubungan antara pembangunan ekonomi dan butuhnya kita menjaga lingkungan. Tidak bisa tidak, kita harus mengejar pertumbuhan ekonomi. Pendidikan harus kita dorong dan jadi sektor investasi yang besar. Jalur pembangunan yang harus kita gunakan, baru keseimbangan bisa dicapai.”
Hatta menjawab. “Pada 2015 MDG akan berakhir, bersambut dengan sustainable development goals..” Sayang, waktu sudah habis.
21.48 WIB: Pertanyaan buat Jokowi-JK. Menipisnya SDA dan meningkatnya kerusakan lingkungan jadi indikasi belum terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Bagaimana strategi Jokowi-JK dalam menserasikan pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan pelestarian lingkungan?
Jokowi menjawab lagi. “Mestinya kita harus menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi, kelestarian lingkungan, dan hajat hidup orang banyak. Ketiganya harus berjalan paralel untuk mendapat kemanfaatan bukan hanya ekonomi. Jangan dinomorsatukan atau nomorduakan. Sekarang hutan kita rusak. DAS kita juga rusak. Terumbu karang di pantai juga rusak. Karena kita terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi dan tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Ketiganya harus berjalan bersamaan, lingkungan harus dijaga karena inilah yang akan kita beri ke anak cucu. Kita tidak lagi berteori, apa yang kita ketahui harus segera kita kerjakan, kita laksanakan, kita implementasikan. Kekurangan kita adalah melaksanakan. Merencanakan kita sudah banyak sekali.”
JK dipersilakan menjawab. “Antara ekonomi dan lingkungan harus disesuaikan dengan teknologi. Kalau sawah 1 hektar bisa menghasilkan 1,5 ton padi, dengan teknologi bisa 6-7 ton padi, biar hutan tetap terjaga. Sawit juga, kesejahteraan ekonomi terjaga, tapi lingkungan tetap terjaga.”
21.44 WIB: Pertanyaan yang sama buat Jokowi-JK.
Jokowi yang menjawab. “Sebetulnya energi yang kita punyai sangat melimpah, baik minyak, gas, maupun panas bumi, dan terbarukan. Banyak kesempatan yang bisa kita kelola dari situ. Pertama, menyangkut minyak dan gas dan panas bumi, kita harus berani memutuskan, BBM harus dialihkan ke gas, lebih murah dan stok yang ada bisa mengurangi beban dari BBM. Kedua, infrastruktur terkait gas, pemipaan gas ke industri, perumahan, harus segera dikerjakan. Pemipaan untuk gas bisa dikerjakan dalam 3 tahun, kecepatan tinggi. Sangat menyedot banyak energi adalah kemacetan. Yang ke depan, namanya transportasi publik harus dikerjakan secara baik di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Tidak ada kata tidak. Karena ini menyangkut visi ke depan, agar energi bisa dipakai secara efisien.”
“Banyak sekali lahan marjinal, tanaman, canthel atau sorgum bisa ditanam di mana-mana, tidak ada riset yang baik, tidak ada insentif, dan tidak ada pasarnya untuk biofuel. Pertamina harus membuka pasar. Jangan sampai kita memberi insentif buat BBM tapi tidak memberi insentif buat biofuel yang bisa dinikmati oleh petani.”
21.40 WIB: Segmen ketiga adalah pendalaman tema debat. Masing-masing calon akan mendapat dua pertanyaan yang sama. Pertanyaan pertama buat Prabowo-Hatta.
“Dalam rangka mencapai kedaulatan energi, kita menghadapi berbagai tantangan. Satu, liberalisasi tata kelola energi. Kedua, subsidi BBM yang terus meningkat. Ketiga, porsi penggunaan energi terbarukan kita masih rendah, kecil, hanya 6% dari target 23% pada 2025. Bagaimana strategi Prabowo-Hatta untuk menata ulang sektor energi?”
Waktunya 3 menit.
Hatta yang menjawab. “Penataan ulang terhadap sektor energi wajib dilakukan. Sambil menghormati kontrak-kontrak liberal, tapi tetap harus ada renegosiasi agar sebesar-besar pendapatan untuk kemakmuran rakyat. Bagaimana energi kita berkelanjutan? PErtama, upaya meningkatkan cadangan dengan eksplorasi. Kedua, penting bagi kita untuk mengembangkan sumur-sumur tua dengan enhanced oil recovery, untuk menambah cadangan. Tapi ini jangka pendek karena fosil fuel. Utamanya adalah diversifikasi dengan energi terbarukan. Kuncinya insentif, riset, spending untuk meningkatkan, dan pola bisnisnya harus menarik. Harus ada feed in tariff, energi terbarukan harus ada insentif dari pemerintah. Prabowo-Hatta ingin meningkatkan bauran energi di atas 20%, 25% pada 2025 atau 2030. Dengan feed in tariff, pola bisnis ini akan terjadi.”
“Bagaimana kita menghemat energi? Bagaimana elastisitas energi dari 1,63 ditekan jadi 0,8, penghematan dilakukan dalam pembangunan kita. Kesimpulan, pertama, eksplorasi untuk meningkatkan cadangan. BUMN diberi porsi untuk eksplorasi meningkatkan cadangan, diversifikasi energi, penghematan energi. Ini adalah hal-hal yang penting dari sustainable energy kita.”
21.29 WIB: Dari visi misi Prabowo-Hatta, akan meningkatkan produksi dengan pertanian rakyat. Bagaimana strateginya menghadapi dampak perubahan iklim?
Prabowo menjawab pertama. “Masalah pertanian yang kita hadapi, kita mengalami ancaman besar, setiap tahun kita kehilangan lahan untuk pertanian, 60 ribu hektar per tahun. Kementerian Pertanian memperkirakan 2015 kita butuh tambahan lahan 730 ribu hektar. Kalau kita bicara produktivitas, pertama intensifikasi lahan yang sudah ada, yang kedua, harus menambah 60 ribu hektar lahan yang hilang jadi real estate, pabrik, harus ditambah. Pertama, harus memperbaiki pupuk. Jenis yang dipakai di Indonesia ketinggalan, pupuk majemuk yang spesifik. Perlu ada pupuk untuk jagung, beras, ubi, dll, tidak satu pupuk untuk semua. Dengan memberi pupuk majemuk saja, dengan lahan yang ada, kita bisa meningkatkan produksi 40%. Ini sudah dibuktikan di 100 kabupaten di seluruh Indonesia.”
“Kita butuh tambah 730 ribu hektar yang hilang, tahun depan. Berarti, jika Prabowo-Hatta mendapat mandat, akan menambah 2 juta hektar sawah baru untuk mengantisipasi lahan hilang. Intensifikasi, ekstensifikasi, pengairan, irigasi, butuh usaha besar namun mampu melakukannya.”
Hatta Rajasa tak dapat waktu buat menambah komentar soal mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
21.24 WIB: Berdasarkan visi dan misi yang Pak Jokowi-JK sampaikan, ketahanan pangan melalui agribisnis pertanian melalui ekspor, bagaimana strategi menghadapi tantangan liberalisasi perdagangan?
Jokowi menjawab. "Yang harus dilihat lebih dulu adalah pasarnya. Kalau pasarnya sudah jelas ada, baru berproduksi. Petani diperintahkan untuk menanam pepaya, melon, dan semangka, tapi pasarnya di mana? Petani asal diberi arahan, kawalan, PPL, berproduksi apapun bisa. Jangan anggap remeh petani. Persoalannya adalah kita tidak pernah menyiapkan pasar untuk mereka. Kalau mereka disuruh tanam pepaya, harus disiapkan industri ekstrak jus pepaya. Inilah yang bertahun-tahun tidak pernah kita lihat atau jalankan. Kita semua tahu problemnya, masalahnya, ngerti masalahnya, tapi yang tidak ada adalah niat untuk menjalankannya. Pakar kita banyak, tanah kita subur, kuncinya hanya di niat dan kemauan."
JK diminta menambahkan. “Setiap ekspor perlu nilai tambah yang baik. Contoh sawit, jika CPO-nya saja, kurang, industri hilirnya perlu dibangun. Daya saing pertanian ada, lahan agraris kita subur, perlu ada nilai tambah dalam bentuk pengolahan dan pasar adalah inti dari kemakmuran rakyat. Perlu pendapatan yang lebih besar daripada menanam saja.”
21.09 WIB: Kini giliran Jusuf Kalla menyampaikan visi misi Jokowi-JK.
"Pangan dan energi adalah kebutuhan pokok kita semua, juga lingkungan yang baik. Pangan dan energi kita dalam lima tahun terakhir mengalami krisis luar biasa. Dengan luas lahan sawah 8 juta hektar, yang ditanami 12 juta, tahun terakhir mengimpor pangan pada 2012 sebesar 2,7 juta ton, padahal pada 2008-2009 sudah swasembada beras."
"Energi, tidak ada lagi gerak manusia tanpa energi. Situasi kritis, BBM yang impornya begitu banyak, listriknya yang padam di banyak kota di Indonesia. Soal pangan, pertama, tingkatkan produktivitas, penyediaan bibit, pupuk, dan perbaikan pengairan."
"Energi, kita harus segera mengadakan perubahan-perubahan cara berpikir soal energi. Kita harus memperbaiki sistem mix energi yang baik, konversi dari minyak ke BBG ke kendaraan, secara nyata, bukan pidato, dan harus memperbaiki transportasi umum. Perlu ada diversifikasi, baik energi terbarukan, geothermal, air, dan sebagainya."
"Lingkungan hidup kini menjadi kebutuhan pokok. Tiap tahun harus memperbaiki 2 juta hektar hutan, memperbaiki sungai, dan memperbaiki kota-kota kita. Semuanya serba urgent akibat kelambatan menangani dalam tahun-tahun terakhir ini. Jokowi-JK berjanji mencetak sejuta hektar sawah untuk memenuhi kebutuhan pokok kita."
21.04 WIB: Cawapres nomor urut 1, Hatta Rajasa, mendapat kesempatan menyampaikan visi misinya di bidang pangan, energi, dan lingkungan.
“Pangan, energi, lingkungan. Tiga-tiganya adalah kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Tanpa lingkungan hidup yang baik, susah mengembangkan sektor pangan dan energi. Pangan harus terjangkau, terakses dengan mudah. Prabowo-Hatta berkomitmen dengan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan akan dikembangkan jadi sasaran dan kebijakan. Pangan harus dalam kecukupan. Pangan harus terjangkau oleh seluruh masyarakat. Ketiga harus mengembangkan diversifikasi pangan. Keempat, bagaimana mengembangkan kualitas pangan dan gizi masyarakat, serta mitigasi, agar tidak ada kerusakan pangan.”
“Untuk energi, pertama, harus menaikkan produksi migas, mengurangi impor, dan mengembangkan diversifikasi energi.”
“Di lingkungan, sustainable development jadi keharusan. Pertama, penting bagi kita lingkungan hidup untuk mengatasi global climate change. Kedua, penting untuk melakukan konservasi agar ekosistem terpelihara. Ketiga, harus sungguh-sungguh meningkatkan kualitas air, udara, dan tanah. Serta bagaimana upaya kita agar prinsip-prinsip dasar sustainable development menjadi dasar pembangunan.”
“Lingkungan hidup bukanlah suatu warisan, tapi titipan dari generasi-generasi ke depan yang harus ditingkatkan, agar generasi ke depan hidup lebih baik daripada kita.”
21.04 WIB: Seperti biasa, 4 menit untuk menyampaikan visi dan misi. Kemudian moderator memberi waktu 3 menit untuk menggali visi misi tersebut. Pertanyaan sama akan diajukan ke masing-masing kandidat, ada 2 menit untuk menjawab. Kemudian masing-masing kandidat bisa saling bertanya dan memberi tanggapan, ada 2 menit untuk menjawab dan 2 menit untuk menanggapi. Kemudian mereka mendapat kesempatan untuk memberi pernyataan penutup selama 2 menit.
Mari mulai debat dengan segmen pertama.
20.57 WIB: Moderator debat malam ini adalah Rektor Universitas Diponegoro, Sudharto P Hadi. Dia sudah memanggil dua pasangan capres-cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Prabowo-Hatta tetap mengenakan seragam kemeja putih dan celana kremnya, sementara Jokowi mengenakan kemeja kotak-kotak dan Jusuf Kalla mengenakan kemeja putih. “Indonesia Raya” kini dinyanyikan.
20.50 WIB: Ketua KPU Husni Kamil Manik baru memberikan sambutan. Dia mengingatkan mulai pukul 00.00 WIB nanti, tim sukses masing-masing capres sudah membersihkan alat peraga kampanye karena memasuki masa tenang. Setelah menang, ia berharap, maka pasangan capres-cawapres adalah pimpinan nasional kita semua, bukan dari salah satu tim kampanye saja. “Yang terpilih adalah pimpinan kita, yang menang adalah rakyat Indonesia. Agar tim kampanye capres-cawapres mulai malam ini mengingatkan untuk bisa menahan diri, menertibkan diri. Mudah-mudahan dengan penyelenggaraan pemilu yang tertib bisa jadi teladan buat bangsa-bangsa lain.”
23.15 WIB: Pernyataan penutup dari Prabowo-Hatta.
Prabowo yang bicara. “Malam ini kita mengakhiri kampanye politik yang cukup panjang, sebagai bagian dari tanggung jawab konstitusi kita, kita ingin membangun demokrasi yang kuat. Pada 9 Juli nanti, rakyat akan memilih presiden. Jika kita mendapat mandat, kami ingin bekerja keras menyejahterakan, membangun bangsa yang terhormat, berdiri di atas kaki sendiri, produktif, tidak hanya membeli dari bangsa lain, tapi bermartabat menjual dan membuat barang-barang sendiri. Kami akan berjuang agar seluruh rakyat Indonesia bisa hidup layak, sejahtera, seperti dicita-citakan oleh pendiri bangsa Indonesia. Kami juga akan menghormati keputusan rakyat Indonesia demi negara, bangsa, dan rakyat kita yang kita cintai.”
23.12 WIB: Pernyataan penutup dari Jokowi-JK.
Kata Jokowi, “Kita tahu semuanya Indonesia mengalami masalah, problem yang banyak, tapi setiap problem ada jalan keluarnya, kita punya pakar di bidang itu. Yang selalu menghalangi adalah kelompok-kelompok kepentingan tadi, mafia tadi. Kerjasama koalisi tanpa syarat. Kami ingin hadir untuk membawa perubahan, membawa terobosan, membawa langkah-langkah nyata. Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh kader, relawan, yang sudah bekerjakeras untuk cita-cita bersama. Kami lahir, dididik, bekerja di Indonesia. Kami hanya tunduk pada Konstitusi Indonesia dan kehendak rakyat dan selalu setia pada Indonesia.”
23.04 WIB: Setiap perpanjangan kontrak, banyak sekali justru perpanjangan itu merugikan kita? Seperti Freeport, yang sahamnya bisa dapat 51% hilang, atau kontrak-kontrak migas lain. Perlukah ada investigasi?
Jawaban Jusuf Kalla. “Saya sangat setuju untuk dibikin investigasi, siapa yang pernah memiliki saham Freeport, dan ke mana saham itu. Saham Newmont, ke mana dan siapa yang punya? Berapa dividen yang masuk?”
Tanggapan Jokowi. “Investigasi perlu. Banyak kelompok kepentingan dalam tambang. Orang sudah mengerti siapa yang dapat. Tapi kita punya niat, kemauan nggak untuk menyelesaikan. Kalau hanya renegosiasi bisa-bisa saja, tapi kalau kelompok-kelompok kepentingan itu masih ada dan mengatur, sampai kapanpun kita akan seperti ini terus. Koalisi kami adalah tanpa syarat, komitmen di depan yang ingin kami ajukan sehingga kami tak ingin tersandera, terbebani dengan masa lalu, kontrak-kontrak yang sudah disebutkan.”
Tanggapan Hatta Rajasa. “Artinya bapak setuju dengan renegosiasi. Persoalannya adalah bagaimana renegosiasi itu bisa menguntungkan sebesar-besarnya buat kita? KAlau kita bilang ada kelompok kepentingan, maka tidak berjalan. Kita berupaya keras agar ada renegosiasi kontrak, menyangkut sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Siapapun yang merugikan kepentingan negara harus kita sikat.”
Tanggapan Prabowo. “Saya ingin memberi tanggapan dan mengucapkan terima kasih pada Presiden SBY sehingga renegosiasi kontrak blok Tangguh sehingga mendapat tambahan Rp250 T.”
Tanggapan balik dari Jusuf Kalla. “Pertama soal Newmont, keputusan kita saham diberikan ke negara, BUMN, menurut informasi Menko Perekonomian memberi saham ke pemerintah dan swasta. Sehingga saya setuju sekali.”
“Blok Tangguh, tiap 4 tahun harus dinegosiasi. Pada 2008, saya berbicara dengan Presiden Cina Hu Jintao siap negosiasi, begitu saya tinggalkan tidak ada negosiasi. Itulah bunyi kontrak yang saat itu, jadi tidak ada yang spesial. Jika naiknya iya. Kita berterimakasih.”
23.03 WIB: Bagaimana menghentikan laju kerusakan hutan di Indonesia?
Prabowo menjawab. “Strateginya adalah mengikutsertakan rakyat yang tinggal di hutan, di pinggir-pinggir hutan, memberdayakan dalam program ekonomi, pemberdayaan mereka, diberi penyuluhan hidup sehingga tidak merambah hutan. Perlu ada pengetatan pengawasan melalui satelit, mengawasi illegal logging, penambangan liar, dan sanksi keras pada perusahaan yang melanggar tata kelola hutan. Juga aparat-aparat penegak hukum perlu kita tatar kembali untuk menjaga hutan, masa depan kita semua, harus ada intervensi pemerintah secara besar-besaran, untuk kita benahi hutan dan lingkungan hidup kita.”
Tanggapan Jokowi-JK. Jokowi bicara, “Tata ruang kita sebetulnya hampir selesai dan harus segera diselesaikan, jadi jelas mana yang hutan lindung, alam, produksi, dan konversi. Karena kita tidak punya kebijakan satu peta, jadi tumpang tindih. Hutan lindung diberi konsesi, produksi, pertambangan, dan perkebunan. One map policy ini sangat penting. Suatu provinsi di Kalimantan, ada 753 kasus, hutan kita akan digerus karena peta di lapangan tidak ada kejelasan. Di peta bisa terpaut 1 cm, tapi di lapangan bisa berhektar-hektar hutan di lapangan rusak karena gambar yang dibikin tangan.”
Hatta memberi tanggapan. “Tadi Pak Jokowi bilang banyaknya izin di hutan lindung. Tahun 2003 ada 13 perusahaan asing yang mendapat izin hutan lindung, apa pendapat Bapak? Bahwa ada perusahaan asing yang mendapat izin hutan lindung, apa bapak setuju? Akan mencabut atau renegosiasi kembali?”
Tidak ada kesempatan menjawab karena ini adalah sesi tanggapan.
22.46 WIB: Pertanyaan JK buat Prabowo-Hatta. “Saya ingin menanyakan pidato Anda soal kleptokrasi, ada maling-maling. Saya ingin jelaskan, tidak ada maling di bidang energi, dan pangan dalam partai pendukung kami. Karena tidak ada maling minyak, mafia minyak, mafia daging, beras, gula, haji. Pidato bapak ditujukan buat siapa?”
Prabowo menjawab. “Yang saya maksud adalah proses demokrasi kita, terjadi jual beli suara, macam-macam, bahwa roh dari demokrasi sedang dirusak dari macam-macam. Saya tidak mengatakan bahwa dari partai saya tidak ada maling. Yang saya maksud adalah fenomena dari bangsa kita. Siapa tahu di pihak partai bapak ada juga, di partai A dan B ada juga. Saya ingin masyarakat menjaga demokrasi, tidak ikut dalam permainan-permainan yang terjadi di lapangan.”
Hatta menambahkan. “Sebetulnya kalau kita menjalankan demokrasi dan penegakan hukum, maka mafia apapun kita serahkan pada penegakan hukum. Tidak perlu kita melontarkan sesuatu yang tidak ada datanya. Jadi bisa di-trace siapa yang disebut Pak JK itu.”
Tanggapan JK. “Karena pidato bapak, ada pihak, sedangkan kita berkampanye ada dua pihak. Minyaknya di KPK, dagingnya di KPK, hajinya di KPK, Qurannya di KPK.”
Tanggapan Jokowi, “Supaya pertanyaannya dikaitkan dengan energi, daging, bukan soal siapa mafia beras, minyak, daging. Prabowo sudah menjelaskan dengan jelas, jadi terima kasih.”
Kata Prabowo, “Bukan maksud kami menyebut soal maling-maling. Tapi kita sebagai bangsa ada kelemahan-kelemahan, kalau tidak punya kelemahan, ada dosa terhadap rakyat. Kalau ada pemerintah yang menandatangani kontrak yang merugikan negara selama puluhan tahun, itu bagaimana? Tolonglah kita mawas diri, introspeksi. Saya ingin mengingatkan rakyat, jangan sampai demokrasi yang sudah kita bangun, kita rusak sendiri.”
Hatta menjawab. “Saya bersyukur, renegosiasi kontrak, bahwa blok Tangguh sudah naik jadi 12 saat ini.”
22.41 WIB: Pertanyaan Prabowo-Hatta buat Jokowi-JK. Prabowo yang menanyakan. “Inti dari pangan adalah sawah kita berkurang drastis. 2015, defisit sawah kita adalah 750 ribu hektar. Kami punya lahan menambah 2,5 juta hektar lahan untuk sawah? Apakah bapak setuju ekstensifikasi besar-besaran di atas 1 juta, mengarah ke 2 juta atau lebih?”
Jokowi menjawab. “Tambahan sawah sangat diperlukan. Tapi harus dilihat dulu, airnya dari mana. Di Papua, sudah dibuka, tapi dibiarkan begitu saja, karena tidak pernah dipikirkan airnya dari mana, bendungannya dibangun di mana. Yang pertama, tentukan dulu, ada airnya atau tidak, sungai yang bisa dibendung atau tidak? Pertama buat bendungan dulu. Baru buat irigasi dulu. Baru itu membuat sawah akan berhasil. Jangan kebalik-balik. Kita tidak ingin ada kegagalan sudah terlanjur hutan ditebang, tapi sawah tidak bisa dikerjakan lagi. Oleh sebab itu, semuanya harus dikalkulasi, dihitung, yang dikerjakan ini bukanlah sebuah proyek, tapi program yang bermanfaat bagi negara, bagi rakyat, karena rakyat dapat pembagian lahan dan kesejahteraan petani akan meningkat.”
Tanggapan Prabowo. “Tentunya di abad 21 ada teknologi, ada sistem manajemen, tentu harus direncanakan dengan baik. Tapi bapak belum menjawab, setuju atau tidak dengan penambahan jumlah sawah kita? Saya mengerti, membuat sawah harus ada sumber air. Tidak ada air, tidak ada tanaman yang hidup.”
Tanggapan Jokowi. “Saya rasa tidak perlu dijawab, karena dalam visi misa kita jelas, kita ingin membangun 1 juta hektar per tahun, jelas. Yang ingin saya tekankan adalah penerapannya, sekarang yang ada membuat visi misi, tidak diimplementasikan, tapi tidak dilakukan, tidak segera dilakukan. Kalau hanya ingin, akan, akan, banyak sekali. Yang penting bagaimana mengimplementasikan ini, membuat manajemen perencanaan, riil, konkret, nyata yang betul-betul dirasakan oleh rakyat. Yang penting adalah pengawasan, seperti di Papua, atau sejuta lahan gambut. Tidak hanya sekali atau dua kali mengalami kesalahan. Jangan mengulangi kesalahan, jangan mengulangi kesalahan, jangan mengulangi kesalahan.”
22.34 WIB: Pertanyaan dari Jokowi-JK buat Prabowo-Hatta. “Menjelang Lebaran, harga daging sapi selalu makin mahal. Tadi pagi ke pasar, harganya Rp120 ribu per kg. Mestinya dengan impor, harga daging sapi bisa stabil, lebih murah. Bagaimana dengan kebijakan impor daging sapi?”
Prabowo menjawab. “Masalah kenaikan harga pangan menjelang puasa, selalu menjadi masalah buat kita. Masalah daging adalah salah satu daripada komoditas pangan yang selalu naik menjelang bulan puasa. Untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas petani-petani kita menambah jumlah ternak yang ada di Indonesia, menambah pengusaha-pengusaha yang akan menjalankan pabrik pemotongan sapi, dan memperlancar distribusi sapi yang ada di Indonesia. Indonesia menghasilkan banyak ternak sapi. Kadang mendatangkan sapi dari NTT lebih susah daripada mendatangkan dari Australia. Masalah-masalah inilah yang harus kita perbaiki bersama. Bagaimana kita memperlancar produksi pertanian, peternakan di segala bidang, terutama daging, susu, dan sumber protein lainnya. Perlu pendekatan komprehensif, besar-besaran, memperbaiki dari hulu ke hilir, memperbaiki mindset dari neoliberal.”
Tanggapan Jokowi. “Mestinya kalau kita punya strategi jangka panjang, mestinya kita bisa memulai, bakalan-bakalan sapi diberikan di desa-desa, terpusat di satu kandang, gampang dicek, dikontrol, semua petani ikut dalam program ini. Pertama, dapat pupuk dari sana. Kedua, kita bisa mendapatkan energi dari kotoran sapi di kandang itu. Ketiga, jangka panjang, kita akan punya stok sapi hidup yang sewaktu-waktu bisa jadi suplai daging sapi. Jangan sampai impor daging karena stok dalam negeri tidak cukup. Dalam waktu 5-6 tahun bisa kita selesaikan impor. Dalam setahun, impor tidak dalam bentuk daging fresh, tapi carcass, ada daging yang harganya Rp30 ribu, Rp40 ribu, Rp75 ribu, tukang bakso bisa hidup dari cara impor ini. Tidak seperti sekarang semua harus beli yang harganya Rp120 ribu.”
Tangapan Prabowo lagi. “Sebagian dari pandangan bapak soal ternak di desa saya setuju. Sebagian. Di kandang, berkelompok, naga-naganya ke arah koperasi. Saya mendukung koperasi ternak, petani. Kalau saya, jangankan carcass, saya ingin itu ternak lahirnya di Indonesia, kalau perlu carcass-pun kita tidak impor. Kita harus melipatgandakan jumlah ternak kita, di semua desa di seluruh Indonesia, yang mampu membesarkan ternak harus kita lakukan. Di ujungnya kita tidak perlu impor carcass sekalipun.”
Hatta menambahkan. “Konsumsi daging sapi meningkat 2,2 kg, tapi impor kita menurun. Awalnya akan mahal harganya, tapi menguntungkan peternak dan membuat rangsangan meningkatnya populasi sapi, sehingga swasembada dan harganya turun.”
22.26 WIB: Kini memasuki segmen kelima. Para calon saling bertanya, menanggapi, dan menanggapi balik.
Sesi pertama, pasangan Prabowo-Hatta mengajukan pertanyaan lebih dahulu.
Hatta Rajasa bertanya. “Kita semua ingin hidup dalam suasana bersih, hijau, dan sehat. Penghargaan tertinggi adalah Kalpataru, banyak kota menginginkan itu. Termasuk juga upaya membangun udara sehat, bersih. Apa tanggapan Jokowi dan upaya mencapai itu?”
Jokowi menjawab. “Kalpataru baik diberikan pada perseorangan dan lembaga, tapi tidak hanya piala, tapi juga insentif, dana, dan anggaran agar dapat mengembangkan apa yang kerjakan jadi lebih besar lagi. Piala, hanya dapat barangnya. Kalau dapat dana, bisa lebih memperluas lagi, memperbaiki DAS, area tangkapan, atau merawat desanya. Kalau hanya piala, tapi akan lebih baiknya jika dapat dana atau anggaran. Agar semua ingin memperbaiki desanya, daerah tangkapan air, memperbaiki kotanya, dan memperbaiki negara yang kita cintai.”
Tanggapan Prabowo-Hatta. Hatta Rajasa memberi tanggapan. “Bentuk penghargaan dalam insentif atau piala bukan sesuatu yang terlalu prinsip. Yang penting adalah penghargaan adalah refleksi membangun kotanya jadi bersih dan sehat. Dari apa yang dijelaskan, kenapa DKI Jakarta tidak dapat? Padahal biasanya dapat? Solo malah belum dapat? Apa yang salah?”
Jusuf Kalla bilang, “Pertanyaan Bapak bagus, tapi keliru. Itu bukan Kalpataru, tapi Adipura.”
Jokowi menambahkan, “Solo pernah mendapat penghargaan green city dari Kementerian Lingkungan Hidup. Silakan cek di sana.”
JK menjawab, “Karena pertanyaannya keliru, saya tidak bisa jawab.”
22.13 WIB: Pertanyaan Prabowo buat Jokowi-JK. “Saya kaget dalam kampanye, bapak bilang petani tidak perlu koperasi, padahal koperasi vital, sokoguru bagi kehidupan petani dan nelayan kita?”
Jokowi yang menjawab. “Mungkin bapak salah baca atau salah dengar. Saya kira semua orang tahu, koperasi adalah sokoguru ekonomi kita. Tidak mungkin seorang Jokowi mengatakan seperti itu. Hanya masalahnya di desa ada beberapa hal yang harus kita tuntaskan, baik soal perangkat desa, kelembagaan yang ada di desa, baik dana yang akan dikucurkan Rp1,4 miliar menurut UU Desa, perlu ada Badan Usaha Desa, baik koperasi atau yang lainnya. Tapi lebih baik koperasi. Desa harus bisa mandiri. Oleh sebab itu, kita ingin ternak yang ada di desa, subsidi pemerintah dipusatkan pada satu tempat, satu kandang, sehingga nantinya kotoran sapi ini diarahkan ke produksi energi, sehingga desa bisa swasembada energi dan daging sendiri. Pengelolaan-pengelolaan seperti inilah yang diperlukan, perlu memperkuat perangkat desa.”
22.09 WIB: Pertanyaan dari Jokowi-JK buat Prabowo-Hatta. JK yang memberi pertanyaan. “Energi kita sangat kritis, impor terbesar kita dalam sejarah, subsidi kita naik terbesar dalam sejarah, defisit kita terbesar dalam sejarah, listrik kita mulai padam di mana-mana. Apa yang terjadi?”
Jawaban Hatta Rajasa. “Sejak bapak wapres pun, terjadi declining produksi kita. Sumur-sumur kita declining, tapi dipastikan awal 2015 jadi naik lagi. Dari rencana pembangunan 10 ribu MW, tapi terhambat oleh tata kelola yang terlalu terburu-buru. Banyak hal yang perlu kita jelaskan. Tapi banyak yang jauh lebih baik. Kita akan mencapai lagi 1 juta barel dan 43 juta MW. Kita tidak boleh menggantungkan pada energi fosil, kuncinya adalah insentif, feed in tarif agar energi terbarukan bisa berjalan dengan baik.”
22.06 WIB: Pertanyaan Hatta Rajasa buat Jokowi-JK. “Dunia mengakui Indonesia adalah champion dalam global climate change, di Bali kita berhasil menambah deklarasi untuk Kyoto Protocol. Bagaimana efektivitas Protokol Kyoto.”
“Indonesia pendukung utama Protokol Kyoto, dunia harus bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan, hutan. Indonesia juga protes kenapa AS tidak melakukan Protokol Kyoto. Di Bali, kita mendorong REDD. Pelaksanaannya sangat lambat, Eropa dan AS tidak menjalankan dengan baik. Carbon credit tidak berjalan dengan baik, insentif untuk menjaga hutan tidak terjadi. Australia, Norwegia hanya berjanji memberi $1 miliar, tapi tidak ada. Jadi kita harus berjuang sendiri.”
22.04 WIB: Segmen 4 debat, kandidat bisa saling bertanya. Jokowi-JK memberi pertanyaan pertama buat Prabowo-Hatta. “Saat ini kita sebagai pengimpor beras sangat besar, 2,7 juta ton, dan pernah swasembada pada 2008-2009. Pertanyaan saya pada Hatta Rajasa sebagai Menko Perekonomian, apa yang salah? Dan pada Prabowo sebagai Ketua HKTI, apa yang salah?”
Hatta menjawab dulu. “Kalau melihat data impor dari 2000 sampai sekarang, tidak pernah kita tidak mengimpor. Kita pernah swasembada, tapi 2007-2008, dunia mengalami krisis, tapi Indonesia mengalami surplus, bahkan membantu negara tetangga kita, Filipina. Kita hanya mengimpor jika betul-betul mengalami gangguan, iklim ekstrem, meningkatkan tambahan dana buat petani kita, Rp2 T setahun agar bisa survive. Nah impor yang selalu kita lakukan untuk beras-beras tertentu, beras untuk masyarakat asing, dsb.”
Prabowo menjawab. “Sebagai Ketua Umum HKTI saya selalu mengingatkan pemerintah, bahkan ditegur oleh Jusuf Kalla karena statement saya menolak impor beras. Bapak sebagai Ketua Umum Golkar, saya sebagai anggota Golkar, bapak memanggil saya karena statement saya menolak impor beras.”
21.52 WIB: Pertanyaan sama buat Prabowo-Hatta.
Prabowo menjawab lebih dulu. “Masalah kerusakan lingkungan tidak lain juga karena daya dukung Bumi kita, daya dukung wilayah teritorial bangsa kita sudah sangat berat menampung ledakan penduduk. Jadi Indonesia tiap tahun harus menerima tambahan 5 juta warga baru. Tambahan penduduk ini berarti 5 juta mulut baru, siapkan makan, semua fasilitas yang dibutuhkan oleh seorang warga negara. Ini yang mempercepat proses kerusakan lingkungan. Juga dengan kurangnya regulasi atau pengawasan tambah mempercepat rusaknya lingkungan.”
“Dilema bagi kita, kalau kita tidak mempercepat pertumbuhan, bagaimana kita menciptakan lapangan kerja? Bagaimana strategi kami? Strategi banyak jalur, sekaligus dengan pendidikan bisa menanamkan pengertian hubungan antara pembangunan ekonomi dan butuhnya kita menjaga lingkungan. Tidak bisa tidak, kita harus mengejar pertumbuhan ekonomi. Pendidikan harus kita dorong dan jadi sektor investasi yang besar. Jalur pembangunan yang harus kita gunakan, baru keseimbangan bisa dicapai.”
Hatta menjawab. “Pada 2015 MDG akan berakhir, bersambut dengan sustainable development goals..” Sayang, waktu sudah habis.
21.48 WIB: Pertanyaan buat Jokowi-JK. Menipisnya SDA dan meningkatnya kerusakan lingkungan jadi indikasi belum terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Bagaimana strategi Jokowi-JK dalam menserasikan pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan pelestarian lingkungan?
Jokowi menjawab lagi. “Mestinya kita harus menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi, kelestarian lingkungan, dan hajat hidup orang banyak. Ketiganya harus berjalan paralel untuk mendapat kemanfaatan bukan hanya ekonomi. Jangan dinomorsatukan atau nomorduakan. Sekarang hutan kita rusak. DAS kita juga rusak. Terumbu karang di pantai juga rusak. Karena kita terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi dan tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Ketiganya harus berjalan bersamaan, lingkungan harus dijaga karena inilah yang akan kita beri ke anak cucu. Kita tidak lagi berteori, apa yang kita ketahui harus segera kita kerjakan, kita laksanakan, kita implementasikan. Kekurangan kita adalah melaksanakan. Merencanakan kita sudah banyak sekali.”
JK dipersilakan menjawab. “Antara ekonomi dan lingkungan harus disesuaikan dengan teknologi. Kalau sawah 1 hektar bisa menghasilkan 1,5 ton padi, dengan teknologi bisa 6-7 ton padi, biar hutan tetap terjaga. Sawit juga, kesejahteraan ekonomi terjaga, tapi lingkungan tetap terjaga.”
21.44 WIB: Pertanyaan yang sama buat Jokowi-JK.
Jokowi yang menjawab. “Sebetulnya energi yang kita punyai sangat melimpah, baik minyak, gas, maupun panas bumi, dan terbarukan. Banyak kesempatan yang bisa kita kelola dari situ. Pertama, menyangkut minyak dan gas dan panas bumi, kita harus berani memutuskan, BBM harus dialihkan ke gas, lebih murah dan stok yang ada bisa mengurangi beban dari BBM. Kedua, infrastruktur terkait gas, pemipaan gas ke industri, perumahan, harus segera dikerjakan. Pemipaan untuk gas bisa dikerjakan dalam 3 tahun, kecepatan tinggi. Sangat menyedot banyak energi adalah kemacetan. Yang ke depan, namanya transportasi publik harus dikerjakan secara baik di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Tidak ada kata tidak. Karena ini menyangkut visi ke depan, agar energi bisa dipakai secara efisien.”
“Banyak sekali lahan marjinal, tanaman, canthel atau sorgum bisa ditanam di mana-mana, tidak ada riset yang baik, tidak ada insentif, dan tidak ada pasarnya untuk biofuel. Pertamina harus membuka pasar. Jangan sampai kita memberi insentif buat BBM tapi tidak memberi insentif buat biofuel yang bisa dinikmati oleh petani.”
21.40 WIB: Segmen ketiga adalah pendalaman tema debat. Masing-masing calon akan mendapat dua pertanyaan yang sama. Pertanyaan pertama buat Prabowo-Hatta.
“Dalam rangka mencapai kedaulatan energi, kita menghadapi berbagai tantangan. Satu, liberalisasi tata kelola energi. Kedua, subsidi BBM yang terus meningkat. Ketiga, porsi penggunaan energi terbarukan kita masih rendah, kecil, hanya 6% dari target 23% pada 2025. Bagaimana strategi Prabowo-Hatta untuk menata ulang sektor energi?”
Waktunya 3 menit.
Hatta yang menjawab. “Penataan ulang terhadap sektor energi wajib dilakukan. Sambil menghormati kontrak-kontrak liberal, tapi tetap harus ada renegosiasi agar sebesar-besar pendapatan untuk kemakmuran rakyat. Bagaimana energi kita berkelanjutan? PErtama, upaya meningkatkan cadangan dengan eksplorasi. Kedua, penting bagi kita untuk mengembangkan sumur-sumur tua dengan enhanced oil recovery, untuk menambah cadangan. Tapi ini jangka pendek karena fosil fuel. Utamanya adalah diversifikasi dengan energi terbarukan. Kuncinya insentif, riset, spending untuk meningkatkan, dan pola bisnisnya harus menarik. Harus ada feed in tariff, energi terbarukan harus ada insentif dari pemerintah. Prabowo-Hatta ingin meningkatkan bauran energi di atas 20%, 25% pada 2025 atau 2030. Dengan feed in tariff, pola bisnis ini akan terjadi.”
“Bagaimana kita menghemat energi? Bagaimana elastisitas energi dari 1,63 ditekan jadi 0,8, penghematan dilakukan dalam pembangunan kita. Kesimpulan, pertama, eksplorasi untuk meningkatkan cadangan. BUMN diberi porsi untuk eksplorasi meningkatkan cadangan, diversifikasi energi, penghematan energi. Ini adalah hal-hal yang penting dari sustainable energy kita.”
21.29 WIB: Dari visi misi Prabowo-Hatta, akan meningkatkan produksi dengan pertanian rakyat. Bagaimana strateginya menghadapi dampak perubahan iklim?
Prabowo menjawab pertama. “Masalah pertanian yang kita hadapi, kita mengalami ancaman besar, setiap tahun kita kehilangan lahan untuk pertanian, 60 ribu hektar per tahun. Kementerian Pertanian memperkirakan 2015 kita butuh tambahan lahan 730 ribu hektar. Kalau kita bicara produktivitas, pertama intensifikasi lahan yang sudah ada, yang kedua, harus menambah 60 ribu hektar lahan yang hilang jadi real estate, pabrik, harus ditambah. Pertama, harus memperbaiki pupuk. Jenis yang dipakai di Indonesia ketinggalan, pupuk majemuk yang spesifik. Perlu ada pupuk untuk jagung, beras, ubi, dll, tidak satu pupuk untuk semua. Dengan memberi pupuk majemuk saja, dengan lahan yang ada, kita bisa meningkatkan produksi 40%. Ini sudah dibuktikan di 100 kabupaten di seluruh Indonesia.”
“Kita butuh tambah 730 ribu hektar yang hilang, tahun depan. Berarti, jika Prabowo-Hatta mendapat mandat, akan menambah 2 juta hektar sawah baru untuk mengantisipasi lahan hilang. Intensifikasi, ekstensifikasi, pengairan, irigasi, butuh usaha besar namun mampu melakukannya.”
Hatta Rajasa tak dapat waktu buat menambah komentar soal mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
21.24 WIB: Berdasarkan visi dan misi yang Pak Jokowi-JK sampaikan, ketahanan pangan melalui agribisnis pertanian melalui ekspor, bagaimana strategi menghadapi tantangan liberalisasi perdagangan?
Jokowi menjawab. "Yang harus dilihat lebih dulu adalah pasarnya. Kalau pasarnya sudah jelas ada, baru berproduksi. Petani diperintahkan untuk menanam pepaya, melon, dan semangka, tapi pasarnya di mana? Petani asal diberi arahan, kawalan, PPL, berproduksi apapun bisa. Jangan anggap remeh petani. Persoalannya adalah kita tidak pernah menyiapkan pasar untuk mereka. Kalau mereka disuruh tanam pepaya, harus disiapkan industri ekstrak jus pepaya. Inilah yang bertahun-tahun tidak pernah kita lihat atau jalankan. Kita semua tahu problemnya, masalahnya, ngerti masalahnya, tapi yang tidak ada adalah niat untuk menjalankannya. Pakar kita banyak, tanah kita subur, kuncinya hanya di niat dan kemauan."
JK diminta menambahkan. “Setiap ekspor perlu nilai tambah yang baik. Contoh sawit, jika CPO-nya saja, kurang, industri hilirnya perlu dibangun. Daya saing pertanian ada, lahan agraris kita subur, perlu ada nilai tambah dalam bentuk pengolahan dan pasar adalah inti dari kemakmuran rakyat. Perlu pendapatan yang lebih besar daripada menanam saja.”
21.09 WIB: Kini giliran Jusuf Kalla menyampaikan visi misi Jokowi-JK.
"Pangan dan energi adalah kebutuhan pokok kita semua, juga lingkungan yang baik. Pangan dan energi kita dalam lima tahun terakhir mengalami krisis luar biasa. Dengan luas lahan sawah 8 juta hektar, yang ditanami 12 juta, tahun terakhir mengimpor pangan pada 2012 sebesar 2,7 juta ton, padahal pada 2008-2009 sudah swasembada beras."
"Energi, tidak ada lagi gerak manusia tanpa energi. Situasi kritis, BBM yang impornya begitu banyak, listriknya yang padam di banyak kota di Indonesia. Soal pangan, pertama, tingkatkan produktivitas, penyediaan bibit, pupuk, dan perbaikan pengairan."
"Energi, kita harus segera mengadakan perubahan-perubahan cara berpikir soal energi. Kita harus memperbaiki sistem mix energi yang baik, konversi dari minyak ke BBG ke kendaraan, secara nyata, bukan pidato, dan harus memperbaiki transportasi umum. Perlu ada diversifikasi, baik energi terbarukan, geothermal, air, dan sebagainya."
"Lingkungan hidup kini menjadi kebutuhan pokok. Tiap tahun harus memperbaiki 2 juta hektar hutan, memperbaiki sungai, dan memperbaiki kota-kota kita. Semuanya serba urgent akibat kelambatan menangani dalam tahun-tahun terakhir ini. Jokowi-JK berjanji mencetak sejuta hektar sawah untuk memenuhi kebutuhan pokok kita."
21.04 WIB: Cawapres nomor urut 1, Hatta Rajasa, mendapat kesempatan menyampaikan visi misinya di bidang pangan, energi, dan lingkungan.
“Pangan, energi, lingkungan. Tiga-tiganya adalah kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Tanpa lingkungan hidup yang baik, susah mengembangkan sektor pangan dan energi. Pangan harus terjangkau, terakses dengan mudah. Prabowo-Hatta berkomitmen dengan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan akan dikembangkan jadi sasaran dan kebijakan. Pangan harus dalam kecukupan. Pangan harus terjangkau oleh seluruh masyarakat. Ketiga harus mengembangkan diversifikasi pangan. Keempat, bagaimana mengembangkan kualitas pangan dan gizi masyarakat, serta mitigasi, agar tidak ada kerusakan pangan.”
“Untuk energi, pertama, harus menaikkan produksi migas, mengurangi impor, dan mengembangkan diversifikasi energi.”
“Di lingkungan, sustainable development jadi keharusan. Pertama, penting bagi kita lingkungan hidup untuk mengatasi global climate change. Kedua, penting untuk melakukan konservasi agar ekosistem terpelihara. Ketiga, harus sungguh-sungguh meningkatkan kualitas air, udara, dan tanah. Serta bagaimana upaya kita agar prinsip-prinsip dasar sustainable development menjadi dasar pembangunan.”
“Lingkungan hidup bukanlah suatu warisan, tapi titipan dari generasi-generasi ke depan yang harus ditingkatkan, agar generasi ke depan hidup lebih baik daripada kita.”
21.04 WIB: Seperti biasa, 4 menit untuk menyampaikan visi dan misi. Kemudian moderator memberi waktu 3 menit untuk menggali visi misi tersebut. Pertanyaan sama akan diajukan ke masing-masing kandidat, ada 2 menit untuk menjawab. Kemudian masing-masing kandidat bisa saling bertanya dan memberi tanggapan, ada 2 menit untuk menjawab dan 2 menit untuk menanggapi. Kemudian mereka mendapat kesempatan untuk memberi pernyataan penutup selama 2 menit.
Mari mulai debat dengan segmen pertama.
20.57 WIB: Moderator debat malam ini adalah Rektor Universitas Diponegoro, Sudharto P Hadi. Dia sudah memanggil dua pasangan capres-cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Prabowo-Hatta tetap mengenakan seragam kemeja putih dan celana kremnya, sementara Jokowi mengenakan kemeja kotak-kotak dan Jusuf Kalla mengenakan kemeja putih. “Indonesia Raya” kini dinyanyikan.
20.50 WIB: Ketua KPU Husni Kamil Manik baru memberikan sambutan. Dia mengingatkan mulai pukul 00.00 WIB nanti, tim sukses masing-masing capres sudah membersihkan alat peraga kampanye karena memasuki masa tenang. Setelah menang, ia berharap, maka pasangan capres-cawapres adalah pimpinan nasional kita semua, bukan dari salah satu tim kampanye saja. “Yang terpilih adalah pimpinan kita, yang menang adalah rakyat Indonesia. Agar tim kampanye capres-cawapres mulai malam ini mengingatkan untuk bisa menahan diri, menertibkan diri. Mudah-mudahan dengan penyelenggaraan pemilu yang tertib bisa jadi teladan buat bangsa-bangsa lain.”
Post a Comment
Jangan Lupa untuk selalu komen di blog yunusst