share
August 13, 2011 · Posted in Ensiklopedi Larangan Fajri FM
Bulan ramadhan adalah bulan diwajibkannya shaum buat kita, dan shaum yang dimaksud bukanlah sekedar menahan lapar dan dahaga saja, meskipun hal itu sah, namun pahala shaum akan sia-sia dan tidak kita dapatkan jika kita melanggar larangan-larangan Alloh Subhanahu wa Ta’ala, dan salah satu larangan Alloh yang cukup berat untuk kita jauhi adalah maksiat mata. Ya, mata merupakan Nikmat Alloh yang wajib kita jaga, dan jangan sampai nikmat ini kita gunakan untuk hal-hal yang diharamkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kita untuk menjaga pandangan, Alloh berfirman dalam surat An-Nur ayat ke 30 dan 31, yang artinya: ”katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki. Hendaklah mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya. Dan katakanlah kepada orang-orang mukmin perempuan. Hendaknya mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya.”
Perintah Menundukkan pandangan dalam ayat ini artinya yaitu menjaga pandangan, tidak dilepas begitu saja tanpa kendali sehingga dapat menelan merasakan kelezatan atas birahinya kepada lawan jenisnya yang beraksi. Pandangan dapat dikatakan terpelihara apabila secara tidak sengaja melihat lawan jenis kemudian menahan untuk tidak berusaha melihat mengulangi melihat lagi atau mengamat-amati kecantikannya atau kegantengannya. Dan banyak sekali hadits-hadits nabi yang memerintahkan untuk memalingkan pandangan dari wanita. Diantaranya adalah :
Hadits Riwayat Muslim, Abu Daud, Ahmad, dan Tirmizi dari Jarir bin Abdulloh, ia berkata, Saya bertanya kepada Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam. tentang melihat dengan mendadak. Maka jawab Nabi, Palingkanlah pandanganmu itu!
Dalam riwayat Abu Hurairah r.a bahwa Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya, Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu bisa melakukan zina, kedua kaki itu bisa melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin. Hadits ini sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairoh.
Kemudian dalam riwayat lainnya Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa memegang, kaki zinanya melangkah dan hati yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan oleh kelamin atau digagalkannya. (HR. Bukhari).
Itulah ayat dan hadits yang memerintahkan kita untuk menjaga pandangan, terlebih di bulan ramadhan yang mulia ini. Dan hal itu bukan hanya diperintahkan kepada laki-laki, melainkan juga kepada wanita. Amat banyak hikmah yang dapat kita ambil dari menjaga pandangan itu.
Salah satunya adalah menjaga diri dari perilaku tercela. Sesungguhnya, mata kita adalah gerbang maksiat. Siapa saja yang kurang mampu menjaga pandangannya dari sesuatu yang diharamkan, maka sedikit demi sedikit ia akan terjerumus ke dalam jerat syetan. Berawal dari mata, kemudian kaki berpindah ingin mendekat dan seterusnya, hingga akhirnya sangat mungkin akan menjerumuskan manusia pada perzinahan.
Zina adalah dosa besar, yang bukan hanya dimurkai Alloh, dan mendapat siksa di neraka namun akibatnya pun akan dirasakan sang pelaku dan orang-orang di sekitarnya selama di dunia. Penyakit AIDS yang akan membunuh seseorang secara pelan-pelan dalam kelemahan dan keterasingan, hanyalah salah satu akibat dari perbuatan keji ini.
Menjaga pandangan bukanlah hal yang mudah dilakukan apalagi bagi kita yang hidup di zaman modern seperti ini. Lihatlah ke samping kiri, kanan, depan dan belakang kita, lawan jenis senantiasa mengelilingi. Tidak hanya di pusat-pusat keramaian, di dalam mobil angkutan umum saja, campur baur dengan lawan jenis pun tak dapat dihindarkan. Bahkan ketika berdiam dirumah saja, menahan pandangan tidak kalah susahnya. Koran, majalah dan televisi menyuguhkan pemandangan yang dapat membuat hati tergelincir karenanya. Tak heran, ibadah kita sering berantakan. Bacaan Al-Qur’an kita kering kerontang. Shaum yang kita lakukan hanya mendapat haus dan lapar, berdo’a pun sulit sekali khusyu apalagi sampai dapat mengeluarkan air mata penyesalan karena tidak mentaati perintah-Nya. Karena hal ini pula, menuntut ilmu menjadi sebuah pendakian yang sangat terjal.
Untuk mendapatkan ilmu sungguh sulit nyaris tiada terperi, sedangkan hilangnya ilmu menjadi sangat mudah sekali. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan seorang Guru pada muridnya, yaitu imam syafi’i rohimahulloh. Seorang Guru itu berkata “Wahai anakku, sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya. Ia tidak akan mau masuk ke dalam hati yang di dalamnya kotor oleh maksiat”.
Pandangan liar, tidak bisa tidak, akan mengikis kualitas iman yang tumbuh dalam hati seseorang. Iman itu tidak hanya bisa hilang dengan tiba-tiba dan serentak, namun iman pun dapat hilang secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit. Pada kenyataannya pandangan terhadap lawan jenis yang tak halal, menjadi media paling efektif untuk menghilangkan keimanan dari dalam diri.
Ia adalah salah satu senjata syetan yang sangat ampuh. Dalam Surat An-Nisaa ayat 118, syaitan laknatulloh menegaskan komitmennya, “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan untuk saya”.
Artinya, sebagaimana sebuah riwayat menuturkan bahwa pandangan adalah panah-panah syetan, sedang syetan itu tak menginginkan apapun dari manusia selain keburukan dan kebinasaan. Maka penjagaan kita terhadap pandangan mata menjadi satu kunci pokok menuju keselamatan, namun yakinlah bahwa barangsiapa yang bersungguh-sungguh ingin menempuh jalan Alloh, dan bersabar dalam melawan hawa nafsu, maka Alloh akan lebih bersungguh-sungguh lagi membimbing jalannya.
Dalam Al-Qur’an seringkali disebutkan bahwa Alloh senantiasa bersama orang-orang yang sabar.
Terlebih lagi di bulan ramadhan, dibulan ini kita dilatih untuk bersabar, baik bersabar dalam menjalani keta’atan, bersabar dalam menjauhi kema’siatan, dan bersabar dalam menerima musibah dari Alloh. Jika kita terus menerus menuruti hawa nafsu, kita tak akan mendapat pahala shaum, bahkan kita justru akan mendapat dosa. Na’udzubillah.
Akhir kata, pandangan yang terjaga dengan baik, insya Alloh akan membuat seseorang dapat merasakan manisnya iman dan lezatnya mengingat Alloh. Wallohu a’lam…..
August 13, 2011 · Posted in Ensiklopedi Larangan Fajri FM
Bulan ramadhan adalah bulan diwajibkannya shaum buat kita, dan shaum yang dimaksud bukanlah sekedar menahan lapar dan dahaga saja, meskipun hal itu sah, namun pahala shaum akan sia-sia dan tidak kita dapatkan jika kita melanggar larangan-larangan Alloh Subhanahu wa Ta’ala, dan salah satu larangan Alloh yang cukup berat untuk kita jauhi adalah maksiat mata. Ya, mata merupakan Nikmat Alloh yang wajib kita jaga, dan jangan sampai nikmat ini kita gunakan untuk hal-hal yang diharamkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kita untuk menjaga pandangan, Alloh berfirman dalam surat An-Nur ayat ke 30 dan 31, yang artinya: ”katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki. Hendaklah mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya. Dan katakanlah kepada orang-orang mukmin perempuan. Hendaknya mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya.”
Perintah Menundukkan pandangan dalam ayat ini artinya yaitu menjaga pandangan, tidak dilepas begitu saja tanpa kendali sehingga dapat menelan merasakan kelezatan atas birahinya kepada lawan jenisnya yang beraksi. Pandangan dapat dikatakan terpelihara apabila secara tidak sengaja melihat lawan jenis kemudian menahan untuk tidak berusaha melihat mengulangi melihat lagi atau mengamat-amati kecantikannya atau kegantengannya. Dan banyak sekali hadits-hadits nabi yang memerintahkan untuk memalingkan pandangan dari wanita. Diantaranya adalah :
Hadits Riwayat Muslim, Abu Daud, Ahmad, dan Tirmizi dari Jarir bin Abdulloh, ia berkata, Saya bertanya kepada Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam. tentang melihat dengan mendadak. Maka jawab Nabi, Palingkanlah pandanganmu itu!
Dalam riwayat Abu Hurairah r.a bahwa Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya, Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu bisa melakukan zina, kedua kaki itu bisa melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin. Hadits ini sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairoh.
Kemudian dalam riwayat lainnya Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa memegang, kaki zinanya melangkah dan hati yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan oleh kelamin atau digagalkannya. (HR. Bukhari).
Itulah ayat dan hadits yang memerintahkan kita untuk menjaga pandangan, terlebih di bulan ramadhan yang mulia ini. Dan hal itu bukan hanya diperintahkan kepada laki-laki, melainkan juga kepada wanita. Amat banyak hikmah yang dapat kita ambil dari menjaga pandangan itu.
Salah satunya adalah menjaga diri dari perilaku tercela. Sesungguhnya, mata kita adalah gerbang maksiat. Siapa saja yang kurang mampu menjaga pandangannya dari sesuatu yang diharamkan, maka sedikit demi sedikit ia akan terjerumus ke dalam jerat syetan. Berawal dari mata, kemudian kaki berpindah ingin mendekat dan seterusnya, hingga akhirnya sangat mungkin akan menjerumuskan manusia pada perzinahan.
Zina adalah dosa besar, yang bukan hanya dimurkai Alloh, dan mendapat siksa di neraka namun akibatnya pun akan dirasakan sang pelaku dan orang-orang di sekitarnya selama di dunia. Penyakit AIDS yang akan membunuh seseorang secara pelan-pelan dalam kelemahan dan keterasingan, hanyalah salah satu akibat dari perbuatan keji ini.
Menjaga pandangan bukanlah hal yang mudah dilakukan apalagi bagi kita yang hidup di zaman modern seperti ini. Lihatlah ke samping kiri, kanan, depan dan belakang kita, lawan jenis senantiasa mengelilingi. Tidak hanya di pusat-pusat keramaian, di dalam mobil angkutan umum saja, campur baur dengan lawan jenis pun tak dapat dihindarkan. Bahkan ketika berdiam dirumah saja, menahan pandangan tidak kalah susahnya. Koran, majalah dan televisi menyuguhkan pemandangan yang dapat membuat hati tergelincir karenanya. Tak heran, ibadah kita sering berantakan. Bacaan Al-Qur’an kita kering kerontang. Shaum yang kita lakukan hanya mendapat haus dan lapar, berdo’a pun sulit sekali khusyu apalagi sampai dapat mengeluarkan air mata penyesalan karena tidak mentaati perintah-Nya. Karena hal ini pula, menuntut ilmu menjadi sebuah pendakian yang sangat terjal.
Untuk mendapatkan ilmu sungguh sulit nyaris tiada terperi, sedangkan hilangnya ilmu menjadi sangat mudah sekali. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan seorang Guru pada muridnya, yaitu imam syafi’i rohimahulloh. Seorang Guru itu berkata “Wahai anakku, sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya. Ia tidak akan mau masuk ke dalam hati yang di dalamnya kotor oleh maksiat”.
Pandangan liar, tidak bisa tidak, akan mengikis kualitas iman yang tumbuh dalam hati seseorang. Iman itu tidak hanya bisa hilang dengan tiba-tiba dan serentak, namun iman pun dapat hilang secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit. Pada kenyataannya pandangan terhadap lawan jenis yang tak halal, menjadi media paling efektif untuk menghilangkan keimanan dari dalam diri.
Ia adalah salah satu senjata syetan yang sangat ampuh. Dalam Surat An-Nisaa ayat 118, syaitan laknatulloh menegaskan komitmennya, “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan untuk saya”.
Artinya, sebagaimana sebuah riwayat menuturkan bahwa pandangan adalah panah-panah syetan, sedang syetan itu tak menginginkan apapun dari manusia selain keburukan dan kebinasaan. Maka penjagaan kita terhadap pandangan mata menjadi satu kunci pokok menuju keselamatan, namun yakinlah bahwa barangsiapa yang bersungguh-sungguh ingin menempuh jalan Alloh, dan bersabar dalam melawan hawa nafsu, maka Alloh akan lebih bersungguh-sungguh lagi membimbing jalannya.
Dalam Al-Qur’an seringkali disebutkan bahwa Alloh senantiasa bersama orang-orang yang sabar.
Terlebih lagi di bulan ramadhan, dibulan ini kita dilatih untuk bersabar, baik bersabar dalam menjalani keta’atan, bersabar dalam menjauhi kema’siatan, dan bersabar dalam menerima musibah dari Alloh. Jika kita terus menerus menuruti hawa nafsu, kita tak akan mendapat pahala shaum, bahkan kita justru akan mendapat dosa. Na’udzubillah.
Akhir kata, pandangan yang terjaga dengan baik, insya Alloh akan membuat seseorang dapat merasakan manisnya iman dan lezatnya mengingat Alloh. Wallohu a’lam…..
Post a Comment
Jangan Lupa untuk selalu komen di blog yunusst