Dengan tangannya, Luis Suarez 'mengubah takdir' Uruguay.
Laga Uruguay versus Ghana adalah drama. Bermain seri dua babak, berlanjut ke perpanjangan waktu, hingga adu penalti. Selama dua jam itu, penonton tak hanya disuguhi ketangguhan kedua tim dalam baku serang. Ghana nyaris tak kenal lelah membombardir pertahanan Uruguay, yang juga getol mengirim serangan balasan.
[Galeri:Tengok foto-foto drama laga Uruguay vs Ghana]
Tapi drama yang paling memukau adalah di ujung perpanjangan waktu. Kemelut di depan gawang Uruguay dihentikan oleh tepisan tangan Luis Suarez. Penyumbang tiga gol Uruguay selama Piala Dunia 2010 itu diganjar kartu merah atas pelanggaran memalukan tersebut.
Tentu saja wasit memberi hadiah penalti pada Ghana. Televisi menyorot saat Suarez meninggalkan lapangan dengan isak tangis. Ia menutupi wajahnya dengan baju.
Rupanya drama masih berlanjut. Asamoah Gyan gagal mengeksekusi penalti! Bola melayang membentur mistar atas, dan pertandingan dilanjutkan dengan uji hoki di adu penalti. Suarez yang tadinya menangis, lalu berubah gembira ria. Di sesi ini, kiper Uruguay Fernando Muslera menepis dua tendangan ragu-ragu Ghana. uruguay menyarangkan empat tendangan, Ghana hanya dua
Jadi, siapakah pahlawan Uruguay? Dialah Luis Suarez. Si penyerang itu mengorbankan diri demi memberi kesempatan timnya melaju. Dan Uruguay tak menyia-nyiakan pengorbanan Suarez. Bagai juru selamat, si gondrong Sebastian Abreu memastikan Uruguay ke semi final dengan tendangannya yang sukses.
"Itu terjadi sungguh cepat," kata Suarez. "Secara insting, agaknya saya tahu bahwa saya harus melakukan apa pun agar bola tak masuk ke gawang kami. Saya tak bisa memakai kepala, jadi saya harus memakai tangan. Saya harus mengorbankan diri saya demi tim dan demi negeri," ujarnya.
Uruguay adalah juara dunia dua kali, salah satunya pada gelaran perdana Piala Dunia. Tapi mereka belum pernah melangkah ke semi final selama empat dekade terakhir.
Apa kata rekan tim? "Bagi saya, dia adalah pahlawan," kata Diego Forlan, sesama ujung tombak Uruguay. "Bila dia tak menghentikan bola, itu pasti sudah gol. Pertandingan selesai, juga Piala Dunia kami."
Pelatih Oscar Tabarez juga ikut berkomentar. "Gila tak cukup untuk menggambarkan ini," ujarnya. "Saya belum pernah mengetahui pertandingan seperti ini, dengan begitu banyak drama dan semua terjadi di beberapa menit terakhir," ujar dia.
Tentu saja tindakan Suarez menimbulkan pertanyaan moral soal sportivitas. Di gelaran terhormat seperti Piala Dunia, apa yang ia lakukan bukanlah contoh yang baik bagi sekian miliar penonton dunia.
"Itu bukan sebuah pilihan," kata Suarez. "Itu hal yang harus dilakukan. Tak ikut semi final memang mengecewakan, tapi tak ada hal lain yang bisa saya lakukan. Saya punya kesempatan untuk membuka ruang kecil peluang, dan saya ambil kesempatan itu."
Laga Uruguay versus Ghana adalah drama. Bermain seri dua babak, berlanjut ke perpanjangan waktu, hingga adu penalti. Selama dua jam itu, penonton tak hanya disuguhi ketangguhan kedua tim dalam baku serang. Ghana nyaris tak kenal lelah membombardir pertahanan Uruguay, yang juga getol mengirim serangan balasan.
[Galeri:Tengok foto-foto drama laga Uruguay vs Ghana]
Tapi drama yang paling memukau adalah di ujung perpanjangan waktu. Kemelut di depan gawang Uruguay dihentikan oleh tepisan tangan Luis Suarez. Penyumbang tiga gol Uruguay selama Piala Dunia 2010 itu diganjar kartu merah atas pelanggaran memalukan tersebut.
Tentu saja wasit memberi hadiah penalti pada Ghana. Televisi menyorot saat Suarez meninggalkan lapangan dengan isak tangis. Ia menutupi wajahnya dengan baju.
Rupanya drama masih berlanjut. Asamoah Gyan gagal mengeksekusi penalti! Bola melayang membentur mistar atas, dan pertandingan dilanjutkan dengan uji hoki di adu penalti. Suarez yang tadinya menangis, lalu berubah gembira ria. Di sesi ini, kiper Uruguay Fernando Muslera menepis dua tendangan ragu-ragu Ghana. uruguay menyarangkan empat tendangan, Ghana hanya dua
Jadi, siapakah pahlawan Uruguay? Dialah Luis Suarez. Si penyerang itu mengorbankan diri demi memberi kesempatan timnya melaju. Dan Uruguay tak menyia-nyiakan pengorbanan Suarez. Bagai juru selamat, si gondrong Sebastian Abreu memastikan Uruguay ke semi final dengan tendangannya yang sukses.
"Itu terjadi sungguh cepat," kata Suarez. "Secara insting, agaknya saya tahu bahwa saya harus melakukan apa pun agar bola tak masuk ke gawang kami. Saya tak bisa memakai kepala, jadi saya harus memakai tangan. Saya harus mengorbankan diri saya demi tim dan demi negeri," ujarnya.
Uruguay adalah juara dunia dua kali, salah satunya pada gelaran perdana Piala Dunia. Tapi mereka belum pernah melangkah ke semi final selama empat dekade terakhir.
Apa kata rekan tim? "Bagi saya, dia adalah pahlawan," kata Diego Forlan, sesama ujung tombak Uruguay. "Bila dia tak menghentikan bola, itu pasti sudah gol. Pertandingan selesai, juga Piala Dunia kami."
Pelatih Oscar Tabarez juga ikut berkomentar. "Gila tak cukup untuk menggambarkan ini," ujarnya. "Saya belum pernah mengetahui pertandingan seperti ini, dengan begitu banyak drama dan semua terjadi di beberapa menit terakhir," ujar dia.
Tentu saja tindakan Suarez menimbulkan pertanyaan moral soal sportivitas. Di gelaran terhormat seperti Piala Dunia, apa yang ia lakukan bukanlah contoh yang baik bagi sekian miliar penonton dunia.
"Itu bukan sebuah pilihan," kata Suarez. "Itu hal yang harus dilakukan. Tak ikut semi final memang mengecewakan, tapi tak ada hal lain yang bisa saya lakukan. Saya punya kesempatan untuk membuka ruang kecil peluang, dan saya ambil kesempatan itu."
Post a Comment
Jangan Lupa untuk selalu komen di blog yunusst