yunusst memberikan inspirasi kepada anda

Tutorial

Friday 6 January 2017

Bogor - Bali Via Jalur Darat


Saat libur akhir tahun 2015 lalu, Saya & keluarga pergi ke Bali melewati jalur darat Bogor-Denpasar. Perginya lewat jalur utara Pulau Jawa (Pantura), dan pulangnya lewat Jalur Tengah.

Mana yg lebih enak & nyaman, ke Bali lewat jalur utara atau jalur tengah? Nah, inilah pengalaman menarik yg akan Saya bagikan kepada Sobat Pembaca dp(dot)net kali ini…!

Sebelum berangkat ke Bali, Kami mencari literatur di internet untuk mencatat jalur kota/kabupaten mana saja yg akan dilalui sepanjang Pulau Jawa sampai Bali. Ada 2 referensi yg didapat dari hasil googling di internet : lewat jalur utara & lewat jalur tengah.

Perjalanan Berangkat dari Bogor Menuju Denpasar-Bali.

Beberapa sumber menyebutkan lebih enak lewat jalur utara karena akan melewati jalan-jalan yg dekat dengan laut, jadi bisa sambil melihat suasana pantai. Trus, kami juga dapat pertimbangan bahwa jalan di Pantura relatif bagus & datar, tidak berbukit-bukit.

Di sisi lain, Kami dapat informasi bahwa jalur tengah lebih jauh waktu tempuhnya, dan kami punya pengalaman melewati jalan berbukit (melewati kaki gunung) di jalur tengah ketika pulang dari Jogjakarta.

Nah, setelah Kami berhitung untung-ruginya, akhirnya diputuskan Kami berangkat lewat jalur utara. Petunjuk berikut bisa diikuti jika Sobat berangkat dari kota sekitar Bogor : seperti Jakarta, Bekasi, Depok, dan Tangerang.

Berikut Literatur peta gabungan yg Kami dapat dari ulasan di internet utk Jalur Utara (Pantura) :

Bogor – Tol Jagorawi – Tol Lingkar Luar Jakarta – Tol Cikampek – Sukamandi – Ciasem – Pamanukan – Patrol – Kandang Haur – Lohbener – Jatibarang – Palimanan – Tol Kanci – Pejagan – Losari – Brebes – Tegal – Pemalang – Comal – Pekalongan – Batang – Weleri – Kendal – Semarang – Demak – Kudus – Pati – Rembang – Tuban – Babat – Lamongan – Gresik – Surabaya – Pasuruan – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi (Pelabuhan Ketapang) – Bali (Pelabuhan Gilimanuk) – Negara – Tabanan – Denpasar.

Jalur di atas ternyata belum mencantumkan Tol Cipali yg merupakan tol terbaru & terpanjang di Indonesia. Jalur tsb panjangnya sekitar 116,7 km dan menghemat waktu tempuh sekitar 3-4 jam dibandingkan jalur lama sebelum adanya Tol Cipali.

Jalur di atas adalah jalur lama yg diulas orang di internet, Saya mencoba mencari ulasan Tol Cipali yg dimasukkan ke jalur tsb. Namun belum ketemu juga ulasan orang lain yg menyambungkan Tol Cipali dg jalur tsb.

Akhirnya Saya mencoba mencari-cari berita di Internet yg terkait peresmian Tol Cipali, jarak tempuh, dan kota apa saja yg dipangkas dg Tol Cipali tsb.

Ketemulah rangkaian jalur baru yg Saya sambungkan dg Tol Cipali sbb :

Jalur lama yg warna merah Saya hapus :

Bogor – Tol Jagorawi – Tol Lingkar Luar Jakarta – Tol Cikampek (keluar Tol Cikarang)- Sukamandi – Ciasem – Pamanukan – Patrol – Kandang Haur – Lohbener – Jatibarang – Palimanan – Tol Kanci – Pejagan – Losari – Brebes – Tegal – Pemalang – Comal – Pekalongan – Batang – Weleri – Kendal – Semarang – Demak – Kudus – Pati – Rembang – Tuban – Babat – Lamongan – Gresik – Surabaya – Pasuruan – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi (Pelabuhan Ketapang) – Bali (Pelabuhan Gilimanuk) – Negara – Tabanan – Denpasar.

Jalur baru yg sudah Saya edit dg tambahan TOL CIPALI adalah sbb :

Bogor – Tol Jagorawi – Tol Lingkar Luar Jakarta- Tol Cikampek (keluar Tol Cikarang)- TOL CIPALI – Palimanan – Tol Kanci – Losari – Brebes – Tegal – Pemalang – Comal – Pekalongan – Batang – Weleri – Kendal – Semarang – Demak – Kudus – Pati – Rembang – Tuban – Babat – Lamongan – Gresik – Surabaya – Pasuruan – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi (Pelabuhan Ketapang) – Bali (Pelabuhan Gilimanuk) – Negara – Tabanan – Denpasar.

Tampak Tol Cipali telah memotong beberapa jalur kota/kabupaten yg bisa menghemat perjalanan sekitar 3-4 jam, tergantung kecepatan mobil yg Sobat bawa. Total panjang jalan Tol Cipali adalah 116,7 km.

gerbang-tol cipali cikopo palimanan
ini adalah Gerbang Tol Cipali, yg merupakan gabungan dari nama Tol Cikopo & Tol Palimanan. Gerbang Tol Cikopo
Share:

Monday 2 January 2017

Biaya STNK dan BPKB Naik 2-3 Kali Lipat, Berlaku 6 Januari 2017


NasionalMinggu, 1 Januari 2017 - 07:17 WIB

Biaya STNK dan BPKB Naik 2-3 Kali Lipat, Berlaku 6 Januari 2017

Sindonews - Sindonews
A A A
JAKARTA - Pemerintah akan menerapkan tarif baru untuk pengurusan surat-surat kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat pada 6 Januari 2017.

Tarif baru yang akan berlaku secara nasional tersebut didasarkan atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Peraturan ini dibuat untuk mengganti Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Berdasarkan PP 60/2016 tarif baru mulai berlaku 6 Januari mendatang," kata Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Inspektur Jenderal Polisi Agung Budi Maryoto saat dikonfirmasi.

Dalam peraturan baru tersebut, terdapat penambahan tarif pengurusan, antara lain pengesahan STNK, penerbitan nomor registrasi kendaraan bermotor pilihan, dan surat izin serta STNK lintas batas negara.

Kenaikan biaya pengurusan surat-surat kendaraan pun mencapai dua kali lipat. Misalnya, untuk penerbitan STNK kendaraan roda dua maupun roda tiga. 

Peraturan lama mengatur biaya Rp50.000. Dalam peraturan baru tarif berubah menjadi Rp100.000. Sementara untuk roda empat, dari Rp75.000 menjadi Rp200.000.

Kenaikan cukup signifikan tersapat pada item penerbitan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) baru dan ganti kepemilikan (mutasi). Kendaran roda dua dan tiga yang sebelumya dikenakan biaya Rp80.000 naiknya menjadi Rp225.000. Kendaraan roda empat yang sebelumnya Rp100.000 kini dikenakan biaya Rp375.000.

Share:

Saturday 17 December 2016

Donasi Untuk Korban Perang Suriah


Share:

Inilah Line-Up Indonesia untuk Leg Kedua Final Piala AFF 2016




Penjaga Gawang: Kurnia Meiga
Kurnia Meiga tak tergantikan di pos kiper utama timnas Indonesia. Walau sudah kebobolan 10 gol selama gelaran AFF Suzuki Cup 2016 ini, sudah bukan waktunya lagi mengganti formasi kemenangan timnas di laga pucak.
Penampilan kiper asal Jakarta ini dalam leg pertama menuai pujian dari penikmat sepak bola Indonesia. Meski kembali kebobolan dari Teerasil Dangda, secara keseluruhan penampilanya cukup meyakinkan. Mental bertanding Meiga juga makin hari makin membaik. Hal itu juga diimbangi dengan penampilannya yang mengalami kemajuan meski awalnya sempat diragukan.
Tiga peluang Thailand bisa dimentahkan kiper Arema Cronus ini. Tekanan berat di Rajamangala akan menjadi ujian bagi Meiga. Namun, Meiga kadung panas di leg pertama dan di leg ini dirinya hanya butuh ketenangan untuk menahan semua laju bola yang mengarah ke gawangnya.



Bek Kanan: Benny Wahyudi

Melihat penampilan Benny Wahyudi di leg pertama final Piala AFF, ia terlihat cukup riskan jika diharuskan bertahan dan menyerang. Tapi, Benny punya penampilan apik di babak kedua dengan banyak melakukan tusukan ke pertahanan Thailand.
Hal yang perlu dibenahi adalah cara bertahan Benny yang tidak tenang jika mendapat tekanan bertubi dari Thailand. Benny kerap tertinggal dari pemain Thailand baik dari kecepatan atau dari permainan tik tak dari kaki ke kaki. Meski demikian, Benny punya stamina yang bsgud untuk bermain penuh 90 menit. Staminanya itulah yang membuat Benny selalu dipercaya Alfred Riedl.
Bek Tengah: Hansamu Yama Pranata
Label ‘From Zero to Hero’ layak disematkan kepada Hansamu Yama Pranata. Sempat mendapat sorotan karena mencederai Irfan Bachdim, kini ia mendapat sorotan yang positif, setelah kepercayaan dari Alfred Riedl dibayarnya dengan penampilan luar biasa. Sejak pertandingan semifinal melawan Vietnam, Hansamu menunjukkan kelasnya sebagai bek tengah papan atas.
Dalam pertandingan leg kedua nanti, Hansamu ditunutut untuk fokus dalam bertahan. Riedl tampaknya akan memainkan permainan bertahan guna menjaga kemenangan pada leg pertama. Tapi, Hansamu juga bisa diandalkan untuk mencetak gol memanfaatkan dari bola mati seperti sepak pojok. Hal itu menjadikan Hansamu senjata rahasia jika Indonesia menemui kebuntuan serangan.
Bek Tengah: Fachrudin Aryanto

Posisi Fachrudin Aryanto sangat vita di lini belakang. Pertahanan rapat dan solid ia tunjukkan pada leg pertama final Piala AFF di Stadion Pakansari. Fachrudin terlihat disiplin menjaga areanya dari serbuan pemain Thailand. Meski kadang salah komunikasi dengan Benny Wahyudi, tapi ia berhasil menutupnya dengan penjagaan yang baik pada Teerasil Dangda.
Sejauh ini duetnya dengan Hansamu dinilai sangat pas bagi lini belakang timnas Indonesia. Duet ini sudah terbukti ampuh menghadapi teror pendukung Vietnam di Hanoi. Duet ini hanya perlu menjaga konsentrasi, fokus, dan terus membangun komunikasi yang baik agar tak hilang fokus di menit-menit rawan.

Bek Kiri: Abduh Lestaluhu
Abduh Lestaluhu tak bermain istimewa saat di leg pertama. Tapi, Abduh bermain disiplin dalam menaha gempuran pemain Thailand, terutama sayap kanan Tristan Do. Ketenangan Abduh plus ‘kejahilannya’ membuat Thailand selalu mentok jika ingin merusak sisi kiri pertahanan Indonesia.
Menjalankan tugas dengan baik di leg pertama, Abduh kini dintuntut untuk bisa mengulanginya lagi di Rajamangala. Konsentrasi penuh harus kembali dijalankan pemain PS TNI ini. Sudah tidak ada lagi jalan kaki atau mengantuk di leg kedua, sebab Thailand diyakini bakal bermain menyerang sejak wasit meniup peluit kick off.
Gelandang Bertahan: Manahati Lestusen

Menahan gempuran pemain Thailand adalah tugas Manahati. Tugas itu ia jalankan cukup baik pada leg pertama. Stamina yang tak pernah habis sepanjang pertandingan diikuti kemampuannya membaca permainan lawan menjadi fitur utama dalam permainannya.
Di leg kedua, Manahati harus membangun komunikasi yang baik lagi dengan Bayu Pradana. Bermain di Rajamangala bukan perkara yang mudah, apalagi buat seorang pemain muda sepertinya. Namun, seperti yang sudah-sudah, penggawa PS TNI ini seharusnya mampu menjalankan instruksi Riedl dengan baik. Untuk menang dan juara, Indonesia memang butuh Manahati.

Gelandang Bertahan: Bayu Pradana
Pemain ini adalah kunci kemenangan sesungguhnya Indonesia. Indonesia tak butuh 100 pemain dengan karakter seperti Cristiano Ronaldo untuk bisa juara, asalkan ada seorang Bayu Pradana, yang kini memiliki peran penting di timnas. Kemampuannya sebagai pemain ‘perusak’ membuat permainan Vietnam dan Thailand di fase gugur menjadi tak tentu arah.
Hitung saja pelanggaran yang dilakukan Bayu Pradana saat melawan Negeri Gajah Putih di leg pertama. Makin banyak pelanggaran kecil, makin rusak pula organisasi permainan Thailand. Di leg kedua, Bayu hanya perlu mempertahankan ‘kenakalannya’ di lapangan tengah Indonesia.
Gelandang Serang: Stefano Lilipaly

Stefano memang tak terlalu mencolok di leg pertama melawan Thailand, tapi Fano sempat memberikan umpan-umpan pendek sebagai fondasi serangan Indoensia. Lebih dari itu, Fano pun sudah terbiasa dengan pola permainan Riedl yang fleksibel saat menyerang dan bertahan.
Dalam memainkan peran bertahan, Fano menggantungkan posisinya pada setengah lapangan saja. Dengan demikian, ia akan cepat bergerak ke depan saat terjadinya serangan balik. Skema itu harus berjalan dengan baik di leg kedua. Tugasnya tidak enteng, karena ia harus bisa melepaskan diri dari pemain bertahan Thailand yang mulai mengunci pergerakan dirinya.

Gelandang Kiri: Rizky Pora
Kartu truf, kartu ajaib, atau senjata andalan. Apalah itu, Rizky Pora diharapkan bisa mengulang performa gilang gemilangnya saat berhadapan dengan Thailand di leg pertama. Tentu saja ledakan-ledakannya dari sisi kiri bisa berimbas dengan gol yang tercipta di Rajamangala nanti.
Pora juga sangat diharapkan bisa kembali merusak sisi kanan pertahana Thailand. Umpan lambungnya yang menusuk ke jantung pertahanan Thailand, diharapkan keluar dan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh barisan penyerang Indonesia. Jika itu terjadi, Pora benar-benar jadi senjata rahasia Indonesia.
image: http://cloud-video.unrulymedia.com/native/in-art-countdown-icon-128x128x3s.gif?d=1481950958929557197.4574548475

–– ADVERTISEMENT ––
image: http://video.unrulymedia.com/native/in-art-soundanimation-icon-41x48.gif
Gelandang Kanan: Zulham Zamrun

Tugas penggawa Persib Bandung ini cukup berat dengan menggantikan pos Andik Vermansah yang cedera. Dalam laga terakhir, Zulham memang bermain kurang maksimal. Namun tak ada pilihan lain bagi Alfred Riedl dengan memasukan Zulham ketimbang Bayu Gatra.
Pilihan tersebut mengacu pada pengalaman Zulham yang sudah cukup matang bersama timnas ketimbang Bayu Gatra. Tinggal berhadap saja Zulham memberikan kemampuan terbaiknya di leg kedua nanti, sehingga Indonesia bisa membangun organisasi serangan yang apik di Rajamangala.


Penyerang: Boaz Solossa
Boaz adalah kapten. Kehadirannya menjadi pembeda bagi timnas, terutama di Piala AFF ini. Boaz yang di laga leg pertama tak mencetak gol, diharapkan bisa berbuat lebih di leg kedua nanti. Ini merupakan ajang terbaik Boaz untuk mempersembahkan gelar juara bersama Skuat Merah-Putih.
Di leg kedua nanti Boaz cukup bermain simpel, kuat dalam serangan balik, dan bisa mengirim umpan plus mencetak gol ke gawang Thailand. Faktor pengalaman juga berpengaruh di laga penting ini. Boaz akan menjadi pemimpin tim ini sekaligus membawa harapan besar masyarakat Indonesia.


Formasi 4-2-3-1
Tidak ada perubahan berarti dari formasi Alfred Riedl. Sudah bukan waktunya mengganti pakem yang sudah terbentuk dan terbukti sukses. 4-2-3-1 menjadi pakem andalan Riedl di leg kedua nanti. Keseimbangan bertahan dan menyerang menjadi inti dari permainan Riedl, meski bertahan adalah tujuan utamanya.
Indonesia bisa mencuri setidaknya satu gol dan bermain fokus untuk menjaga pertahanan. Taktik tersebut sudah terbukti melawan Vietnam dan Thailand di Pakansari. Pasukan Riedl punya potensi mengulanginya lagi untuk merebut gelar juara.

Share:

Translate

Arquivo do blog

Total Pageviews

Facebook