Penjaga Gawang: Kurnia Meiga
Kurnia Meiga tak tergantikan di pos kiper utama timnas
Indonesia. Walau sudah kebobolan 10 gol selama gelaran
AFF Suzuki Cup 2016 ini, sudah bukan waktunya lagi mengganti formasi kemenangan timnas di laga pucak.
Penampilan kiper asal Jakarta ini dalam leg pertama menuai pujian
dari penikmat sepak bola Indonesia. Meski kembali kebobolan dari
Teerasil Dangda, secara keseluruhan penampilanya cukup meyakinkan.
Mental bertanding Meiga juga makin hari makin membaik. Hal itu juga
diimbangi dengan penampilannya yang mengalami kemajuan meski awalnya
sempat diragukan.
Tiga peluang
Thailand bisa dimentahkan kiper
Arema Cronus
ini. Tekanan berat di Rajamangala akan menjadi ujian bagi Meiga. Namun,
Meiga kadung panas di leg pertama dan di leg ini dirinya hanya butuh
ketenangan untuk menahan semua laju bola yang mengarah ke gawangnya.
Bek Kanan: Benny Wahyudi
Melihat penampilan Benny Wahyudi di leg pertama final Piala AFF, ia
terlihat cukup riskan jika diharuskan bertahan dan menyerang. Tapi,
Benny punya penampilan apik di babak kedua dengan banyak melakukan
tusukan ke pertahanan Thailand.
Hal yang perlu dibenahi adalah cara bertahan Benny yang tidak tenang
jika mendapat tekanan bertubi dari Thailand. Benny kerap tertinggal dari
pemain Thailand baik dari kecepatan atau dari permainan tik tak dari
kaki ke kaki. Meski demikian, Benny punya stamina yang bsgud untuk
bermain penuh 90 menit. Staminanya itulah yang membuat Benny selalu
dipercaya Alfred Riedl.
Bek Tengah: Hansamu Yama Pranata
Label ‘From Zero to Hero’ layak disematkan kepada Hansamu Yama
Pranata. Sempat mendapat sorotan karena mencederai Irfan Bachdim, kini
ia mendapat sorotan yang positif, setelah kepercayaan dari Alfred Riedl
dibayarnya dengan penampilan luar biasa. Sejak pertandingan semifinal
melawan Vietnam, Hansamu menunjukkan kelasnya sebagai bek tengah papan
atas.
Dalam pertandingan leg kedua nanti, Hansamu ditunutut untuk fokus
dalam bertahan. Riedl tampaknya akan memainkan permainan bertahan guna
menjaga kemenangan pada leg pertama. Tapi, Hansamu juga bisa diandalkan
untuk mencetak gol memanfaatkan dari bola mati seperti sepak pojok. Hal
itu menjadikan Hansamu senjata rahasia jika Indonesia menemui kebuntuan
serangan.
Bek Tengah: Fachrudin Aryanto
Posisi Fachrudin Aryanto sangat vita di lini belakang. Pertahanan
rapat dan solid ia tunjukkan pada leg pertama final Piala AFF di Stadion
Pakansari. Fachrudin terlihat disiplin menjaga areanya dari serbuan
pemain Thailand. Meski kadang salah komunikasi dengan Benny Wahyudi,
tapi ia berhasil menutupnya dengan penjagaan yang baik pada Teerasil
Dangda.
Sejauh ini duetnya dengan Hansamu dinilai sangat pas bagi lini
belakang timnas Indonesia. Duet ini sudah terbukti ampuh menghadapi
teror pendukung
Vietnam di
Hanoi. Duet ini hanya perlu menjaga konsentrasi, fokus, dan terus
membangun komunikasi yang baik agar tak hilang fokus di menit-menit
rawan.
Bek Kiri: Abduh Lestaluhu
Abduh Lestaluhu tak bermain istimewa saat di leg pertama. Tapi, Abduh
bermain disiplin dalam menaha gempuran pemain Thailand, terutama sayap
kanan Tristan Do. Ketenangan Abduh plus ‘kejahilannya’ membuat Thailand
selalu mentok jika ingin merusak sisi kiri pertahanan Indonesia.
Menjalankan tugas dengan baik di leg pertama, Abduh kini dintuntut
untuk bisa mengulanginya lagi di Rajamangala. Konsentrasi penuh harus
kembali dijalankan pemain PS TNI ini. Sudah tidak ada lagi jalan kaki
atau mengantuk di leg kedua, sebab Thailand diyakini bakal bermain
menyerang sejak wasit meniup peluit
kick off.
Gelandang Bertahan: Manahati Lestusen
Menahan gempuran pemain Thailand adalah tugas Manahati. Tugas itu ia
jalankan cukup baik pada leg pertama. Stamina yang tak pernah habis
sepanjang pertandingan diikuti kemampuannya membaca permainan lawan
menjadi fitur utama dalam permainannya.
Di leg kedua, Manahati harus membangun komunikasi yang baik lagi
dengan Bayu Pradana. Bermain di Rajamangala bukan perkara yang mudah,
apalagi buat seorang pemain muda sepertinya. Namun, seperti yang
sudah-sudah, penggawa PS TNI ini seharusnya mampu menjalankan instruksi
Riedl dengan baik. Untuk menang dan juara, Indonesia memang butuh
Manahati.
Gelandang Bertahan: Bayu Pradana
Pemain ini adalah kunci kemenangan sesungguhnya Indonesia. Indonesia
tak butuh 100 pemain dengan karakter seperti Cristiano Ronaldo untuk
bisa juara, asalkan ada seorang Bayu Pradana, yang kini memiliki peran
penting di timnas. Kemampuannya sebagai pemain ‘perusak’ membuat
permainan Vietnam dan Thailand di fase gugur menjadi tak tentu arah.
Hitung saja pelanggaran yang dilakukan Bayu Pradana saat melawan
Negeri Gajah Putih di leg pertama. Makin banyak pelanggaran kecil, makin
rusak pula organisasi permainan Thailand. Di leg kedua, Bayu hanya
perlu mempertahankan ‘kenakalannya’ di lapangan tengah Indonesia.
Gelandang Serang: Stefano Lilipaly
Stefano memang tak terlalu mencolok di leg pertama melawan Thailand,
tapi Fano sempat memberikan umpan-umpan pendek sebagai fondasi serangan
Indoensia. Lebih dari itu, Fano pun sudah terbiasa dengan pola permainan
Riedl yang fleksibel saat menyerang dan bertahan.
Dalam memainkan peran bertahan, Fano menggantungkan posisinya pada
setengah lapangan saja. Dengan demikian, ia akan cepat bergerak ke depan
saat terjadinya serangan balik. Skema itu harus berjalan dengan baik di
leg kedua. Tugasnya tidak enteng, karena ia harus bisa melepaskan diri
dari pemain bertahan Thailand yang mulai mengunci pergerakan dirinya.
Gelandang Kiri: Rizky Pora
Kartu truf, kartu ajaib, atau senjata andalan. Apalah itu, Rizky Pora
diharapkan bisa mengulang performa gilang gemilangnya saat berhadapan
dengan Thailand di leg pertama. Tentu saja ledakan-ledakannya dari sisi
kiri bisa berimbas dengan gol yang tercipta di Rajamangala nanti.
Pora juga sangat diharapkan bisa kembali merusak sisi kanan pertahana
Thailand. Umpan lambungnya yang menusuk ke jantung pertahanan Thailand,
diharapkan keluar dan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh barisan
penyerang Indonesia. Jika itu terjadi, Pora benar-benar jadi senjata
rahasia Indonesia.
image: http://cloud-video.unrulymedia.com/native/in-art-countdown-icon-128x128x3s.gif?d=1481950958929557197.4574548475
–– ADVERTISEMENT ––
image: http://video.unrulymedia.com/native/in-art-soundanimation-icon-41x48.gif
Gelandang Kanan: Zulham Zamrun
Tugas penggawa
Persib Bandung
ini cukup berat dengan menggantikan pos Andik Vermansah yang cedera.
Dalam laga terakhir, Zulham memang bermain kurang maksimal. Namun tak
ada pilihan lain bagi Alfred Riedl dengan memasukan Zulham ketimbang
Bayu Gatra.
Pilihan tersebut mengacu pada pengalaman Zulham yang sudah cukup
matang bersama timnas ketimbang Bayu Gatra. Tinggal berhadap saja Zulham
memberikan kemampuan terbaiknya di leg kedua nanti, sehingga Indonesia
bisa membangun organisasi serangan yang apik di Rajamangala.
Penyerang: Boaz Solossa
Boaz adalah kapten. Kehadirannya menjadi pembeda bagi timnas,
terutama di Piala AFF ini. Boaz yang di laga leg pertama tak mencetak
gol, diharapkan bisa berbuat lebih di leg kedua nanti. Ini merupakan
ajang terbaik Boaz untuk mempersembahkan gelar juara bersama Skuat
Merah-Putih.
Di leg kedua nanti Boaz cukup bermain simpel, kuat dalam serangan
balik, dan bisa mengirim umpan plus mencetak gol ke gawang Thailand.
Faktor pengalaman juga berpengaruh di laga penting ini. Boaz akan
menjadi pemimpin tim ini sekaligus membawa harapan besar masyarakat
Indonesia.
Formasi 4-2-3-1
Tidak ada perubahan berarti dari formasi Alfred Riedl. Sudah bukan
waktunya mengganti pakem yang sudah terbentuk dan terbukti sukses.
4-2-3-1 menjadi pakem andalan Riedl di leg kedua nanti. Keseimbangan
bertahan dan menyerang menjadi inti dari permainan Riedl, meski bertahan
adalah tujuan utamanya.
Indonesia bisa mencuri setidaknya satu gol dan bermain fokus untuk
menjaga pertahanan. Taktik tersebut sudah terbukti melawan Vietnam dan
Thailand di Pakansari. Pasukan Riedl punya potensi mengulanginya lagi
untuk merebut gelar juara.