Penjaga gawang: Kurnia Meiga
Sudah tidak ada waktu untuk mengganti posisi kiper utama timnas Indonesia.
Kebobolan sembilan gol bukan alasan untuk menggeser posisi Meiga.
Pasalnya, pelatih Alfred Riedl memang bukan tipe pelatih yang gemar
mengganti ‘The Winning Team’. Hal itu sudah terjadi sejak babak
grup di Manila, Filipina. Riedl keukeuh menggunakan formasi 4-4-2 meski
Irfan Bachdim, yang masuk dalam skema utama, harus absen karena cedera
parah.
image:
http://images.cdn.fourfourtwo.com/sites/fourfourtwo.com/files/styles/inline-image/public/kurnia_meiga_indonesia_aff_2016.jpg?itok=O4T0zLWS
image: http://cloud-video.unrulymedia.com/native/in-art-countdown-icon-128x128x3s.gif?d=1481688555567736380.3219396604
–– ADVERTISEMENT ––
image: http://video.unrulymedia.com/native/opt-out-icon2.png
image: http://video.unrulymedia.com/native/in-art-soundanimation-icon-41x48.gif
Namun, pendukung Indonesia tidak perlu khawatir dengan Meiga. Walau
gawangnya gemar kebobolan, tapi penampilan kiper asal Jakarta itu juga
menawan. Setidaknya ada tiga peluang Vietnam di leg kedua kemarin yang berhasil dipatahkan Meiga. Kiper Arema Cronus
itu juga tampil tenang di bawah mistar gawang Indonesia saat timnas
mendapat tekanan hebat dari para pendukung Vietnam. Pengalamannya di
timnas juga sangat dibutuhkan dalam laga penting seperti final AFF Suzuki Cup 2016 ini.
Bek kanan: Benny Wahyudi
Benny Wahyudi merupakan pilihan terbaik Riedl di sisi kanan
pertahanan Indonesia. Pemain Arema Cronus itu punya stamina yang baik
saat bertahan dan menyerang. Dalam urusan menyerang, Benny jadi bisa
jadi gacoan Riedl. Umpan-umpan terukurnya berpotensi untuk berujung
dengan gol. Namun, Benny juga punya kelemahan saat bertahan. Walau punya
stamina yang mumpuni, Benny kerap tertinggal dalam urusan bertahan.
Melawan Thailand,
Benny harus tingkatkan konsentrasi dalam bertahan. Pasalnya, Thailand
punya sayap kiri yang cepat dan juga punya akurasi umpan yang baik.
Theeraton Bunmathan dan Chanathip Songkrasin bakal menjadi lawan Benny
di pertandingan nanti. Kemampuan menyerang-bertahan keduanya sudah tak
perlu diragukan lagi. Asal Benny bisa disiplin dan mengurangi tekel dua
kaki, Theeraton dan Chanathip berpotensi untuk dihentikan pemain asal
Malang itu.
Bek tengah: Hansamu Yama Pranata
Dua pertandingan kontra Vietnam menjadi pembuktian Hansamu Yama
Pranata sebagai bek tengah papan atas. Sempat diragukan kemampuannya,
pemain Barito Putera itu menunjukkan kualitas dirinya dengan mematikan
lini depan Vietnam. Tak hanya itu, Hansamu juga bisa menjadi andalan
baru timnas dalam hal mencetak gol. Sebuah golnya ke gawang Vietnam di
leg pertama membantu Indonesia lolos ke final Piala AFF.
Melawan Vietnam, Hansamu akan berhadapan dengan pemain-pemain
Thailand yang punya teknik dan kecepatan tinggi. Mantan bek timnas
Indonesia U-19 itu harus bisa mematikan pergerakan Teerasil Dangda dan
Charyl Chappuis yang dalam pertandingan melawan Myanmar menjadi motor
serangan Negeri Gajah Putih. Hansamu harus konsentrasi penuh, dan bahkan
disarankan untuk tidak naik terlalu jauh jika dalam kondisi menyerang.
Jika bisa mamatikan kunci permaian Thailand, Hansamu layak medapat label
‘The New Robby Darwis’.
Bek tengah: Fachrudin Aryanto
Posisi Fachrudin Aryanto cukup vital di lini belakang. Pertahanan
rapat nan solid, mampu ditunjukkan oleh Fachrudin sejak babak grup. Bek
tengah Sriwijaya FC
itu adalah pemain disiplin dalam menjaga area wilayahnya. Tak hanya
kuat dalam bertahan saja, stamina Fachrudin pun terbilang baik jika
memang harus menyerang. Sama seperti Hansamu, Fachrudin juga punya
kemampuan mencetak gol memanfaatkan sepak pojok.
image:
http://images.cdn.fourfourtwo.com/sites/fourfourtwo.com/files/styles/inline-image/public/fachruddin_an_tuan_nguyen_aff_2016_indonesia_vietnam_0.jpg?itok=6_IoueNB
Duet Fachrudin dan Hansamu sangat pas untuk mengawal lini belakang
timnas Indonesia. Apalagi duet ini sudah terbukti ampuh saat menghadapi
teror Vietnam di Hanoi. Jika keduanya mampu menjalin komunikasi dengan
baik. Thailand harus cari cara untuk bisa menembus ‘duo jangkung’ di
jantung pertahanan Garuda.
Bek kiri: Abduh Lestaluhu
Sangat sulit mendapatkan pemain bek kiri berkualitas tingi yang siap
pakai. Riedl melihat potensi dalam diri Abduh Lestaluhu. Ketimbang
memainkan Rizky Pora yang punya kemampuan menyerang yang baik, Riedl
memilih untuk memainkan Abduh yang punya stamina bagus dan skill optimal
untuk bertahan.
Pemain PS TNI itu punya tugas berat mematikan sayap kanan Thailand,
Tristan Do. Pergerakan Tristan Do sangat membahayakan jika harus dilepas
begitu saja. Selain itu, Abduh juga dituntut untuk meningkatkan
konsentrasi lebih saat berhadapan dengan Thailand. Jalan kaki bukan
pilihan saat berhadapan dengan Thailand yang punya determinasi tinggi.
image:
http://images.cdn.fourfourtwo.com/sites/fourfourtwo.com/files/styles/inline-image/public/abduh_lestaluhu_abdul_rahman_timnas_indonesia_latihan_0.jpg?itok=ukNcTnwk
Gelandang bertahan: Manahati Lestusen
Ini dia pemain yang akan menahan gempuran Thailand sebelum masuk ke
area pertahanan Indonesia. Manahati bukan sekedar pemain dengan stamina
kuat, tapi juga punya kemampuan lebih dalam hal membaca permainan lawan.
Dalam semfinal leg pertama menghadapi Vietnam, Manahati berperan
sebagai bek tengah yang mampu menahan laju para penyerang Vietnam.
Sedangkan saat leg kedua, Manahati bermain di posisi gelandang bertahan
dan juga sukses menjalan tugasnya dengan baik.
Menghadapi Thailand, Riedl berpotensi memasang kembali Manahati
sebagai gelandang bertahan. Jika Indonesia bermain mengandalkan serangan
balik, Manahati punya potensi untuk menjadi titik awal penyerangan.
Memecahkan puzzle lini tengah Thailand memang bukan perkara mudah, tapi
Manahati adalah seorang prajurit yang harus bisa mengerjakan perintah
sang komandan. Dengan demikian, Manahati akan mengeluarkan kemampuannya
bermain simpel dan disiplin di areanya.
Gelandang bertahan: Bayu Pradana
Bayu Pradana punya peran cukup vital di lini tengah timnas Indonesia.
Dalam dua laga semifinal terakhir, Bayu memainkan perannya dengan
sangat baik sebagai perusak permainan tim lawan. Pemain
Mitra Kukar
itu memang kerap bermain keras, namun skema serangan dan bertahan bisa
dijalankan dengan baik selama ia dipercaya turun oleh pelatih Alfred
Riedl.
image:
http://images.cdn.fourfourtwo.com/sites/fourfourtwo.com/files/styles/inline-image/public/bayu_pradana_indonesia_singapura_aff_suzuki_cup_2016_1.jpg?itok=eM2ef2xT
Melawan Thailand, tentu saja Bayu bisa bermain dengan baik seperti
saat berhadapan dengan Vietnam. Akan tetapi Bayu juga harus fokus dengan
permainan dan penguasaan bola. Terutama saat tim sedang dalam keadaan
bertahan. Bayu menjadi pemain yang pas untuk skema Riedl meredam agresi
Thailand.
Gelandang serang: Stefano Lilipaly
Ini dia pemain yang menjadi otak sesungguhnya permainan Indonesia.
Fano, punya kualitas yang mumpuni sebagai seorang gelandang. Pemain
naturalisasi asal Belanda itu juga bisa memainkan peran sebagai
penyerang jika memang dibutuhkan, terutama dalam pola 4-4-2 favorit
Alfred Riedl. Dalam menyerang, Fano akan menurunkan posisinya di
belakang Boaz Solossa dan sejajar dengan dua sayap serang lainnya, yakni
Andik Vermansah dan juga Rizky Pora.
image:
http://images.cdn.fourfourtwo.com/sites/fourfourtwo.com/files/styles/inline-image/public/stefano_lilipaly_indonesia_training_aff_2016.jpg?itok=PwmEpZiB
Dalam laga melawan Thailand nanti, Fano bisa menjadi pemain
multifungsi. Jika bertahan, dirinya akan sejajar dengan Boaz Solossa dan
membantu mengalirkan bola ke depan melalui serangan balik yang cepat.
Tapi jika menyerang dengan keadaan normal atau sesuai dengan skema
4-2-3-1 Riedl, maka Fano harus siap berada di belakang Boaz. Hal itu
berhasil diterapkan Fano saat bertandang ke Hanoi beberapa hari lalu.
Tak mustahil, hal serupa kembali ditunjukkan saat bermain melawan
Thailand di laga puncak.
Gelandang kiri: Rizky Pora
Rizky Pora merupakan senjata baru bagi lini serang Indonesia. Pada
awalnya, Pora tampak akan mengisi posisi bek kiri, akan tetapi Riedl
melihat potensinya yang lebih pas sebagai gelandang kiri. Hal itu juga
seusai dengan kebutuhan tim dan stok pemain yang ada.
Dalam pertandingan semifinal nanti, tak ada pemain yang lebih baik
daripada dirinya untuk mengacau sisi kanan Thailand yang selalu
berbahaya dalam putaran grup. Apalagi setiap sisi sayap Thailand sangat
produktif mengirim umpan ke lini depan Thailand. Rizky Pora juga pandai
mengirimkan bola silang yang akurat untuk Boaz. Tentu itu menjadi
senjatanya saat berhadapan dengan
The War Elephants.
image: http://cloud-video.unrulymedia.com/native/in-art-countdown-icon-128x128x3s.gif?d=1481688782106714883.9624867678
–– ADVERTISEMENT ––
image: http://video.unrulymedia.com/native/opt-out-icon2.png
image: http://video.unrulymedia.com/native/in-art-soundanimation-icon-41x48.gif
image:
http://images.cdn.fourfourtwo.com/sites/fourfourtwo.com/files/styles/inline-image/public/rizky_pora_indonesia_vietnam_aff_2016.jpg?itok=Ae3hQ0Zi
Sejauh ini, Rizky sudah mencatatkan dua assist di Piala AFF 2016,
salah satunya untuk gol Boaz ke gawang Thailand. Dengan pendekatan
seperti itu, tentu saja tambahan assist-nya sangat dinantikan dalam
pertandingan semifinal nanti.
Gelandang kanan: Andik Vermansah
Si lincah yang mengingatkan publik sepakbola Indonesia dengan salah
satu legenda, Abdul Kadir. Andik punya kecepatan yang mumpuni untuk
sekedar merusak pertahanan lawan. Kemampuannya membuka ruang ditunjukkan
dengan sangat baik saat bermain dalam pertandingan melawan Singapura
dan semfinal kontra Vietnam.
Menghadapi laga puncak kontra Thailand, Andik diharapkan menjadi
penyokong gol bagi Indonesia. Kemampuannya ‘menggoreng’ bola diharapkan
bisa berjalan sempurna dan tanpa mudah kehilangan bola. Pasalnya,
Thailand juga kuat dalam hal serangan balik. Selain kecepatan, umpan
matang Andik juga diharapkan keluar dalam lagan nanti. Andik bisa
menjadi pemecah kebuntuan serangan Indonesia.
Penyerang: Boaz Solossa
image:
http://images.cdn.fourfourtwo.com/sites/fourfourtwo.com/files/styles/inline-image/public/boaz_solossa_indonesia_thailand_aff_suzuki_cup_2016_1.jpg?itok=AjfM5g2E
Kapten Persipura Jayapura ini merupakan momok bagi semua bek di Asia
Tenggara. Itu yang menjadikan bonus bagi Indonesia. Boaz juga pemain
spesial yang meski bermain dengan cedera di kaki, namun masih bisa
menciptakan peluang dan bahkan gol penting. Skill Boaz belum habis di
usianya yang menginjak 30 tahun.
Menghadapi Thailand di laga puncak, tidak ada alasan bagi Alfred
Riedl untuk tidak memainkan Boaz. Kehadiran sang kapten di atas lapangan
tentu saja akan sangat ampuh untuk memotivasi rekan-rekannya. Duelnya
menghadapi barisan pertahanan Thailand akan menjadi daya tarik baik para
pendukung Indonesia.
Formasi 4-2-3-1
Read more at
http://www.fourfourtwo.com/id/features/inikah-line-indonesia-dalam-leg-pertama-final-piala-aff-2016-vs-thailand?page=0%2C2#i5pfaTOKZ7PK4e3H.99