yunusst memberikan inspirasi kepada anda

Tutorial

Showing posts with label Selebriti. Show all posts
Showing posts with label Selebriti. Show all posts

Monday 9 October 2017

Ustad 'seleb'

Mungkin bukan lagi sebuah hal yang aneh, jika belakangan fenomena “ustadz nyeleb” justru terlampau lebih dikenal dan populer ditengah masyarakat dibanding tokoh agama lainnya yang menghindari hingar-bingar dunia publik. Media Sosial (medsos) menjadi semacam “ruang akrobatik” para ustadz “seleb”, entahkarena memang sekadar ingin menunjukkan eksistensinya ke ruang publik soal kehidupan dirinya atau memang kebetulan dicitrakan oleh media kemudian menjadi informasi yang dikonsumsi publik. Bukan hanya ceramah-ceramahnya yang memenuhi lini medsos, diakses ratusan ribu orang dan memiliki ribuan penggemar. Medsos sepertinya telah menggeser fenomena keagamaan yang sebelumnya “sakral” menjadi “profan” bahkan tak jarang menampilkan sikap hedonistik yang dibungkus “baju agama”.
Belum hilang kegaduhan publik soal situs nikahsirri yang kemudian dipolisikan, muncul fenomena menggelikan yang viral di medsos foto salah satu ustadz beken yang “nyeleb” dengan ketiga istrinya yang tampak akur. Menggelikan karena ternyata seorang tokoh agama yang selalu mengisi ruang publik keagamaan yang bernuansa “sakral” justru mempertontonkan sikap hedonisme yang didukung oleh klaim kebenaran agama. Ya, beristri lebih dari satu dalam syariat Islam “dibolehkan” selama mampu berbuat adil kepada istri-istrinya, jika tidak, maka keadilan memang hanya akan terwujud jika seorang laki-laki hanya memiliki satu istri.
Ada benarnya penelitian yang dilakukan Meyer dan Moors dalam bukunya, Religion, Media, and the Public Sphere, yang menyebutkan bahwa ruang publik agama menjadi bentuk baru dalam proses meditasi, proliferasi di ranah publik, dan mengaburkan beberapa batasan antara hiburan dan agama (Meyer & Moors, 2001). Saya kira, keberadaan ustadz-ustadz “seleb” yang lebih memanfaatkan medsos sebagai peningkatan citra dirinya adalah bagian dari proses proliferasi di ranah publik sehingga mengaburkan batasan agama yang dinilai “sakral” dengan hiburan yang justru sangat “profan” bahkan hedonistik. Mereka dengan sadar memanfaatkan medsos untuk mendongkrak kepupuleran mereka, masa bodo dengan soal penilaian publik nantinya seperti apa.
Saya cenderung menyebutnya dengan istilah “ustadz seleb”, karena memang dirinya diposisikan bak artis yang segala tingkah laku dan ucapannya menjadi perhatian bahkan panutan publik. Yang ngefans terhadap ustadz “seleb”-pun rasanya banyak sekali, bahkan terkadang para pengikutnya seperti mengkultuskan karena apapun yang dikatakan ustadz mereka seluruhnya adalah kebenaran. Berapa banyak mereka yang memposting ulang ungkapan-ungkapan ustadz “seleb” yang bertebaran di medsos? Bahkan tak segan-segan para netizen membanding-bandingkannya dan bahkan ada juga yang mendiskreditkan ustadz-ustadz lainnya karena saking ngefans-nya terhadap ustadz yang digandrungi oleh dirinya.
Soal fenomena ustadz seleb yang beristri banyak, pernah ada sebuah postingan jenaka dari sebuah warganet yang berasal dari Timur Tengah. Dalam unggahannya yang berbahasa Arab, warganet ini menyindir soal makna ayat Al-Quran yang artinya, “nikahilah wanita-wanita yang kamu sukai, dua, tiga, atau empat..”, yang diterjemahkan secara berbeda menjadi, “gaulilah istri-istri kamu, dua, tiga, atau empat..”. Makna nikah secara bahasa memang artinya “bersetubuh’ atau menggauli”, bukan pada pemaknaan prosesinya. Bagi saya, ini bisa menjadi kritik yang cukup menohok namun jenaka, kepada mereka yang memang gemar berbangga dengan mempunyai istri lebih dari satu dan mengunggahnya di ranah medsos.

Medsos telah menjadi ruang proliferasi para ustadz “seleb” untuk mendongkrak kepopulerannya di ranah publik. Hampir semua ustadz—baik yang berwatak salafi maupun sunni—seperti berlomba-lomba mengunggah berbagai ceramah keagamaannya di ranah medsos, bahkan seringkali sepertinya saling kritik, saling sahut dan tak jarang saling mempertentangkan “ideologi”nya masing-masing. Para netizen penikmat ceramah medsos ini-pun seakan terpolarisasi menjadi kelompok pro dan kontra yang terkadang salingnyinyir bahkan tanpa sadar mereka justru menjadi komunitas-komunitas mirip fans clubyang akan hadir dimana ustadz selebritisnya “manggung”. Disinilah kaburnya batasan antara ruang agama dan ruang hiburan, sehingga terkadang ustadz yang gak lucu dalam memberikan ceramah agamanya dianggap kosong “nilai” dan tak berbobot di hadapan publik.
Kemunculan medsos memang telah menggeser secara nyata wilayah-wilayah “privat” menjadi “publik” dalam hal apapun, termasuk agama. Jangankan soal ceramah agama, debat publik atau kajian ilmiah lainnya, sampai soal ustadz yang menikahi istri lebih dari satu-pun bukan lagi wilayah privat, tetapi publik harus tahu karena hal ini dianggap penting. Seakan seperti hendak menyatakan, “kalau anda belum jadi ustadz, maka belum layak beristri lebih dari satu”. Mindset seperti inipun pada akhirnya bersemayam dalam setiap pikiran mereka yang mulai moncer karir keustadzannya dan menjadi selebritas dalam bidang agama. Saya yakin, jika anda sudah mulai dikenal sebagai ustadz-pun, rasanya sudah siap-siap harus mengikuti prosesi menjadi ustadz “seleb”, memanfaatkan medsos, dikenal media, diperhatikan publik dan mengunggah hal-hal privat menjadi publik.
Bagi saya, sebutan “ustadz” yang disematkan oleh masyarakat bukanlah semata-mata bentuk penghormatan, tetapi justru terdapat beban tanggung jawab yang besar secara agama karena setiap umatnya melakukan kekeliruan, ustadz itu akan menanggung “dosa” nya. Saya membayangkan, betapa Nabi Muhammad adalah sosok sempurna tetapi paling peduli terhadap hal kecil apapun yang terjadi dengan umatnya. Bahkan, hingga di detik-detik kepulangannya kehadapan sang Maha Agung, Nabi Muhammad bahkan beberapa kali menyebut-nyebut umatnya, karena merasa khawatir, bahwa apa yang diperbuat dirinya selama hidup disalahartikan dan menjadi bencana bagi umatnya sendiri. Betapa sayangnya Rasulullah kepada umatnya, hingga seakan-akan dirinya tak punya urusan pribadi kecuali urusan yang berkait dengan kebaikan umat.

Para ustadz “seleb” sepertinya hanya mempertontonkan kepiawaian berorasi, public speaking secara mantap, menggiring setiap emosi massa untuk membangun “pengkultusan” pada dirinya, tanpa sadar maupun tidak. Agama sepertinya sedang “diperdagangkan” di ranah publik, melalui medsos, televisi atau media apapun yang mengusung banyak sponsor didalamnya. Para pengusaha aksesoris keagamaan pun ikut mengeruk keuntungan yang luar biasa dari sebuah penampilan ustadz “seleb” yang “manggung” di berbagai saluran media. Lalu, jika keagamaan marak diberbagai lini media, berbanding luruskan dengan sikap keagamaan masyarakat yang semakin baik? Karena asupan “gizi agama” yang hampir setiap hari mereka dapatkan secara bebas di ranah publik? Anda-pun bisa menilai, mana ustadz yang menjadi selebritis dan mana ahli agama yang sesungguhnya
Share:

Tuesday 6 September 2016

6 Momen Tak Terlupakan Tukul dengan Susi Similikiti

Duka mendalam sangat dirasakan komedian Tukul Arwana lantaran ia ditinggal untuk selama-lamanya oleh wanita yang telah memberikannya dua orang anak, Susiana (Susi). Susi meninggal dunia di usia 48 tahun, Selasa (23/8/2016) di Rumah Sakit Brawijaya, Jakarta Selatan, akibat penyakit asma yang telah diidapnya sejak kecil. 

Buat Tukul, banyak kenangan yang tak terlupakan selama 21 tahun membina rumah tangga dengan Susi Similikiti, panggilan sayang Tukul kepada istrinya. Setiap lika-likunya dalam mengarungi kehidupan, telah ia rasakan bersama dengan wanita yang dinikahinya sejak 1995 tersebut.

BACA JUGA

Tangis Tukul Arwana Pecah Usai Jenazah Istri DikuburkanIstri Tukul Idap Asma Sejak Kecil‎Kronologi Meninggalnya Istri Tukul

Apalagi ketika memutuskan untuk menikah, penghasilan Tukul tidaklah menentu. Akan tetapi, Susi dengan besar hati menerima pinangan komedian asal Purwosari, Semarang, Jawa tengah itu.

Liputan6.com mencoba merangkum beberapa kenangan yang tak terlupakan Tukul dengan mendiang istrinya Susi Similikiti.

1 of 7

Tukul Kenal Susi di Resepsi Pernikahan Sahabatnya

Tukul Arwana dan istri, Susiana atau biasa disapa Susi Similikiti. (Istimewa)

Memilih pasangan hidup memang harus hati-hati. Namun, feeling atau kata hati kadang-kadang lebih jitu dibanding pertimbangan rasional. Susiana, istri komedian Tukul Arwana, misalnya. Dia mengaku sudah merasakan sesuatu yang istimewa dalam diri Tukul saat pertama bertemu. Demikian pula Tukul.

Sebelum memutuskan menikah, pasangan ini sempat berpacaran selama 1 tahun 2 bulan. Tukul mengaku tak percaya diri kala mengungkapkan niatnya memperistri Susiana. Maklum saat itu, Tukul bukanlah apa-apa selain seniman pinggiran.

"Pertama kali bertemu di kondangan teman. Terus saya melihat kaki Susiana kok bersih, mungkin hatinya juga bersih," kata pemilik nama asli Priyanto itu kepada Liputan6.combeberapa waktu yang lalu.

2 of 7

Saat Pacaran Tukul Sering Ditraktir Susi

Tukul Arwana dan Susiana

Awal kenal dengan Susiana alias Susi saat menghadiri resepsi pernikahan. Saat itu, hubungan keduanya pun berlanjut. Tukul dan Susi pun merajut asmara.

Kala itu, Tukul masih bekerja serabutan sebagai figuran dan penghasilannya sangatlah tidak menentu. Per bulannya, Tukul hanya mendapat gaji Rp 75 ribu saja dari kerja kerasnya. Sedangkan Susi, wanita berdarah Minang, Sumatera Barat, bekerja di pabrik tekstil yang penghasilannya lebih besar ketimbang Tukul.

Saat malam Minggu datang, jadi momen Tukul memadu kasih dengan wanita pujaan hatinya itu. Namun tak jarang bila keduanya jalan bareng, Susilah yang mentraktir Tukul. 

3 of 7

Tinggal Dikontrakan Kecil

Tukul Arwana dan Keluarga. (Youtube)

Setelah berpacaran  satu tahun lamanya, Tukul akhirnya memberanikan diri untuk menikahi Susi, meskipun penghasilannya saat itu tidaklah menentu. 

Usai menikah, mereka memutuskan untuk tinggal berdua saja di sebuah kontrakan kecil di bilangan Cipete Utara, Jakarta Selatan. Tukul yang awalnya kerja serabutan melamar kerja di Radio Humor SK dan bekerja di sana bersama rekan pelawak yang lain seperti Bagito, Patrio, Ulfa Dwiyanti, dan lain-lain.

Sebelum itu, Tukul juga pernah menjadi sopir pribadi untuk mencukupi segala kebutuhan rumah tangganya.

4 of 7

Jual Cincin Kawin Demi Hidup

Susiana, istri Tukul Arwana

Perjalanan hidup Tukul awal membina rumah tangga dengan Susi sangatlah pahit. Bagaimana tidak, kehidupannya sangatlah kekurangan lantaran Tukul belum memiliki penghasilan yang besar, berbeda dengan saat ini. 

Bahkan demi melangsungkan kehidupan, Susi rela menjual cincin kawinnya dengan Tukul untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Cincin kawin dengan tulisan Tukul Riyanto dan Susiana dijual di Pasar Blok A, Jakarta Selatan.

Sampai akhirnya perjuangan Tukul untuk memakmurkan hidupnya membuahkan hasil. Nama Tukul mulai dikenal masyarakat setelah menjadi bintang video klip lagu "Diobok-obok" yang dinyanyikan Joshua Suherman. 

5 of 7

Tukul Selalu Ucapkan Sayang Setiap Hari ke Susi

Tukul Arwana dan istri, Susiana atau biasa disapa Susi Similikiti, dalam acara Bukan Empat Mata.

Tak perlu menunggu tanggal 14 Februari untuk mengucap kasih sayang kepada pasangan. Presenter kocak Tukul Arwana berusaha memanfaatkan setiap detik hidupnya untuk mengungkapkan cinta kepada sang istri.

Pemilik nama lengkap Tukul Riyanto ini mengaku tak pernah lupa menunjukkan rasa sayang kepada Mbak Susi.

"Kalau kasih sayang, saya enggak menunggu tanggal 14 Februari. Tiap detik, ya kasih sayang," kata Tukul saat ditemui di Studio Hanggar, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (12/2) malam.

Bila pasangan lain memberikan kado sebagai tanda sayang, Tukul memilih memberikan perhatian sepenuh hati kepada keluarga sebagai ungkapan cinta.

"Kasih sayang juga enggak harus memberikan sesuatu, dengan perhatian ke anak istri, keluarga, itu sudah termasuk kasih sayang," ujar pria yang lebih senang dipanggil Reynaldi itu.

6 of 7

Tukul Naik Haji Bersama Susi

Tukul Arwana bersama istri, Susi dan anak-anaknya. (Istimewa)

Setelah merasakan getir dan pahitnya dalam mencari nafkah, nama Tukul mulai dikenal setelah menjadi presenter di salah satu televisi swasta. Kehidupannya 180 derajat berubah lantaran penghasilannya yang awalnya sebesar Rp 75 ribu per bulan kini mencapai ratusan juta per bulannya.

Dengan berlimpahnya rejeki tak membuat Tukul lupa akan sang pencipta. Akhirnya pada 2007 Tukul dan Susi memutuskan untuk pergi haji. 

Buat Tukul, bisa menjalani ibadah haji adalah mimpi jadi nyata. Ia bisa langsung ke rumah Allah SWT dan bersimpuh di hadapan-Nya. Tak henti-hentinya Tukul mengucapkan terima kasih kepada sang pencipta, lantaran derajatnya diangkat dan bisa mendapatkan rejeki seperti sekarang ini. 

Banyak doa yang ia panjatkan di sana, salah satunya agar diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalani hidupnya bersama sang istri.

Sumber : Liputan 6

Share:

Friday 3 April 2015

Mpok Nori Meninggal, Masyarakat

Mpok Nori Meninggal, Masyarakat Betawi Berduka: http://news.babe.co.id/3422488

Share:

Translate

Arquivo do blog

Total Pageviews

Facebook