yunusst memberikan inspirasi kepada anda

Tutorial

Showing posts with label Polri. Show all posts
Showing posts with label Polri. Show all posts

Sunday 3 April 2016

Stadion GBK Dibagi Dua

Pertandingan final Piala Bhayangkara yang mempertemukan arema cronus dan persib bandung tidak hanya akan berlangsung panas di dalam lapangan. Namun, lebih dari itu, tensi tinggi juga bakal terjadi di atas tribun bahkan di sekitar Stadion Gelora Bung Karno, Senayan-Jakarta yang menjadi venue pertandingan.
Betapa tidak dua tim yang bertanding di partai puncak tersebut adalah dua raksasa sepak bola tanah air yang memiliki basis supporter besar. Arema punya supporter aremania serta persib selalu setia didampingi oleh bobotoh. Nah, yang akan membuat lebih panas, dua kelompok supporter itu memiliki riwayat gesekan yang sangat tajam.

Potensi konflik antar-supporter pun kian tinggi lantaran bobotoh juga punya hubungan yang tidak harmonis dengan Jak-Mania, pendukung persija yang belakangan adalah sahabat dari Aremania. Pihak panitia pun tidak mau mengambil resiko dengan bjmbu-bumbu masa lalu antara para pendukung itu.

Salah satu langkah antisipasinya, GBK akan dibagi menjadi dua bagian. Joko Driyono ketua penyelenggara turnamen Piala Bhayangkara menyatakan, untuk bagian utara akan diperuntukan hanya untuk pendukung Persib Bandung. Di bagian itu juga akan di tempatkan pendukung Bali United Pusam FC yang ikut dalam perebutan posisi ketiga.

"Sementara untuk Aremania aoan kami tempatkan disisi stadion sslatan bersama pendukung Sriwijaya FC. Sebenarnya dalam catatan liga dan kompetisi sebelumnya tidak ada history yg dicemaskan dari empat tim ini. Dan kami yakin mereka bisa saling berdampingan," kata joko.
Mekanisme pengaturan supporter itu akan di atur oleh Polda Metro Jaya," lanjut pria asal ngawi, jawa timur itu.
Mabes polri pun sudah menyiapkan standar pengamanan maksimal, total 15 ribu perso el gabungan TNI-Polri.

Share:

Thursday 31 March 2016

Polwan Tabrakan dengan pengendara motor di Jl tegar Beriman Bogor, 1 tewas

Anak SD boncengan bertiga tabrakan sama Polwan, 1 tewas. Kecelakaan terjadi di Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, pada Rabu (30/3/2016) kemarin. Ketika itu motor F 3574 FT yang dikendarai Rizky, 13, yang membonceng dua rekannya menabrak kendaraan perwira polisi Ajun Komisaris Yuni Purwanti saat berada di jalur cepat.
Menurut penuturan Kepala Satuan (Kasat) Lalu Lintas Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Bogor, Ajun Komisaris Bramastyo Priadji, ngutip dari beritasatu lakalantas ini berawal ketika Yuni Kasat Narkoba Polres Kabupaten Bogor mengendarai mobil bernomor polisi F 1676 EQ melaju di jalur cepat Jalan Tegar Beriman dari Simpang Pemda menuju Simpang PDAM sekira pukul 15:00 WIB. Ketika mau belok kanan tiba-tiba dari arah belakang muncul sepeda motor bernomor polisi F 3574 FT yang dikendarai korban yang boncenga bertiga yakni Rizki (13), AS, dan JN dengan kecepatan tinggi.
Yuni ngesein kanan mau putar balik, dari belakang korban melau berkecepatan tinggi dari kanan, dan terjadilah kecelakaan. Rizki yang mengendarai motor terpental mengahatam trotoar mengalami luka di kepala lalu tewas. Dua rekannya hanya mengalami luka lecet di bagian kening. Ketiganya lalu dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong.
Berikut tulis twit TMC Polda Metro yang selalu mengingatkan bahayanya anak di bawah umur mengendarai motor:
Bagi orang tua agar lebih bijaksana dlm memberikan izin kpd anak yg blm cukup umur utk berkendara kendaraan bermotor
pic.twitter.com/WGe3ArlRQc
— TMC Polda Metro Jaya (@TMCPoldaMetro) March 29, 2016
Pembelajaran bagi kita gan, khususnya orang tua agar tidak gampang memberikan kendaraan pada anak di bawah umur.

Share:

Monday 29 February 2016

Polri seluruh indonesia melaksanakan operasi simpatik tgl 01-21 maret 2016

Mulai Tanggal 01 s/d 21 maret 2016
Selama 21 hari, POLRI seluruh Indonesia secara serentak melaksanakan Operasi Simpatik.

Dengan sasaran kelengkapan surat2 kendaraan brmotor, baik R2, R4 atau lebih.

- SIM
- Helm sesuai SNI
- Spion
- Knalpot sesuai standar
- Ban standar
- Spektek sepeda motor yg tdk sesuai aturan,
- dll.

Di mohon kpd keluarga, teman dan rekannya utk diinformasikan supaya tertib berkendara, lengkap surat2 dan kendaraannya serta mematuhi aturan lalu lintas. Trim's
( Sumber  BapulBaket Up Reskrim Wil polda  )

Catatan :
Selama kegiatan operasi simpatik di backup oleh unsur TNI dan POM TNI yg ada di Indonesia.

Share:

Saturday 24 January 2015

Wakapolri dipanggil mendadak oleh Jokowi ke istana

Reporter : Putri Artika R
Wakapolri Komjen Polisi Badrodin Haiti siang ini dipanggil tiba-tiba oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Badrodin tiba di Istana sekitar pukul 11.40 WIB, Sabtu (24/1). Dia menaiki mobil dinas Polri bernopol 2-00.

Badrodin langsung masuk tanpa berkomentar langsung masuk ke dalam. Tak lama kemudian, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly juga datang. Disusul Menko Polhukam Tedjo Edhi Purdijatno dan Jaksa Agung HM Prasetyo.

Prasetyo dan Yasonna tidak berkomentar langsung masuk ke dalam. Sedangkan Tedjo mengatakan pertemuan ini belum diketahui tentang apa, namun Tedjo mengatakan pertemuan ini membahas situasi yang terjadi di lapangan.

"Tidak tahu pertemuan ini tentang apa, baru dihubungi jam 10, mungkin perubahan situasi di lapangan," ujar Tedjo saat tiba di Istana.

Share:

Rakyat terkecoh, ternnyata KPK dan PolRI sama-sama kompak

Sesuai himbauan bapak Presiden Joko Widodo yang mengatakan  “... terutama media untuk menyampaikan hal-hal yang objektif....,” Sebagai Citizen Journalism saya ingin menulis tanpa perlu banyak sumber berita yang layak kutip, berusaha seobjektif mungkin untuk melihat berita di balik berita terkait gonjang-ganjing antara institusi Polri dan KPK.

Bangsa Indonesia ini memang rentan dengan berbagai masalah yang setiap saat meletus silih berganti, dan para petinggi negeri pun tak kenal lelah untuk mengalihkan perhatian rakyat yang setiap hari dihimpit kebutuhan hidup yang terus meningkat namun tak mudah didapat itu. Mereka pun menyuguhkan DRAMA yang penuh dengan ketegangan yang mampu membuat emosi tak terkendali.

Drama besar era SBY yang sukses kemarin berjudul "Cicak vs Buaya", mampu menyihir rakyat untuk terlibat menyimak dan menanggapinya. Dan muncullah banyak pengamat politik dengan segala analisanya, dari mulai
kelas Profesor hingga yang baru bangun dari molor. Hastag cicakbuaya pun menjadi trending topic di dunia maya.

Kesuksesan episode 1 Cicak vs Buaya rupanya ingin diulang kembali di era Jokowi, dengan para pemeran yang berbeda namanya. Pada episode 1 kedua institusi dengan skor sama, ketua KPK berhasil masuk bui, dan beberapa perwira polisi pun menghuni hotel prodeo.

Drama atau sinetron memang salah satu acara yang menarik di layar televisi, dan peristiwa demi peristiwa dalam drama bangsa ini tampaknya berinteraksi tinggi di dalam visi para pejabat tinggi, baik pusat maupun daerah. Mereka tampaknya harus memvisualkan pikiran politisnya ke dalam bentuk yang nyata. Tanpa harus memikirkan bentuk yang pas dalam hati rakyat (orang awam pada umumnya).

Kurang Kesantunan

Dalam episode Cicak vs Buaya seri 2 ini skenario awal dimulai saat KPK mengumumkan Komjen BG (Budi Gunawan) sebagai TERSANGKA dan ceritapun akan mengalir semakin seru.

Suka tidak suka, mau tidak mau, ketua KPK Abraham Samad telah melakukan hal yang TIDAK SANTUN demi MENJAGA suasana SEJUK kehidupan bangsa ini. Hingga bermunculan sejuta analisa adanya politisasi saat pengumuman status tersangka BG, padahal BG tengah diajukan presiden sebagai Cakapolri.

Kenapa Abraham Samad tidak melakukan kesantunan sebagai pejabat penting?

Apa tidak lebih sejuk, sebelum mengumumkan status BG ia menghadap presiden untuk membicarakan hal ini? Biarlah presiden yang akan mengambil keputusannya, tentunya setelah berdiskusi dengan yang lainnya. Mustahil presiden Jokowi tidak mau menerima masukan KPK soal itu.

Sementara Polri melalui tangan Bareskrim pun melakukan hal yang sama, TIDAK SANTUN dalam melakukan penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Sebagai institusi yang setara dalam "mengamankan" bangsa dan negara, kenapa tidak melakukan penangkapan DENGAN SANTUN, ke kantor KPK dan mengatakan secara baik-baik prosedurnya, bukannya sembarangan nangkap dan memperlakukannya dengan tidak hormat layaknya pesakitan saja.

Dengan demikian, Polri dan KPK melakukan cara yang sama KURANG KESANTUNAN dalam proses hukumnya.

Pertimbangan Hukum

Kalau melihat gelagat perilaku yang berkembang di antara petinggi bangsa ini, revolusi mental yang diharapkan presiden rasa-rasanya masih jauh api dari panggang, kinerja kelembagaan negara dalam mewujudkan KEBENARAN dan KEADILAN sangat rendah, justru unsur politisnya lebih kuat.

Mereka tidak mentaati aturan main yang baik, tidak sinergi, justru sering melakukan pelanggaran konstitusi demi ego sektoral lembaga negara. Sistem negara belum berjalan sesuai harapan, mentalitas elitisnya tidak bisa diharapkan untuk memulai revolusi mental, negri ini memang tengah mengalami DARURAT MENTAL di segala sektor.

Mana Tanggung Jawabmu?

Keberadaan korupsi di Indonesia telah membudaya baik secara sistemik dan endemik, ini yang memang harus DIBASMI secara bertahap, dan KPK adalah harapan rakyat untuk melakukan itu. Lalu bagaimana tanggung jawab
KPK lewat Abraham Samad ketika menuduh orang sebagai TERSANGKA, antara lain :

1. Menteri Agama Suryadharma Ali.
2. Menteri ESDM Jero Wacik.
3. Cakapolri Budi Gunawan.
4. Hadi Purnomo
5. Dan lain sebagainya.

Dimana KETETAPAN HUKUM para tersangka versi KPK itu?
Apakah kasus itu akan terus digantung tanpa kejelasan?
Mengapa KPK terkesan lambat menindaklanjuti mereka yang sudah distempel tersangka, setelah bangga menuduh seseorang sebagai tersangka dengan ALAT BUKTI yang katanya cukup bukti?

Sementara POLRI pun belum bisa mengubah raport merahnya menjadi hitam di mata rakyat, terlalu banyak berhubungan dengan masyarakat memang bak simalakama, dibutuhkan juga dibenci, itulah polisi. Lalu bagaimana cara intitusi Polri dalam menertibkan REKENING GENDUT yang sudah menjadi rahasia umum ini?

Kedua intitusi di atas memang belum bisa diharapkan tanggung jawabnya yang membuat rakyat bangga kepada mereka. Yang jelas Polri dan KPK kurang memahami dengan baik bahwa untuk mengatasi masalah tidak hanya berpegang pada pertimbangan LEGAL JUSTICE (Hukum Formal) saja, melainkan harus juga mempertimbangkan aspek MORAL JUSTICE  dan SOSIAL JUSTICE.

Sama-sama Dapat B

Banyak peristiwa di segala bidang yang menghadapkan antara rakyat dan pejabat, si kaya dan si miskin, tidak dapat diatasi dengan cara yang sederhana, dengan kata-kata yang sederhana, melainkan dengan BAHASA KEKERASAN sekalipun dalam peristiwa yang ringan.

Para hamba hukum bergerak dengan visi, gerak, aksi, yang menimbulkan suasana tegang, saling mengumbar kehebatan kekerasan dan kata maki-makian yang kotor dan dangkal. Kepekaan terhadap situasi, lingkungan yang mencekam memang ditunjukkan oleh YANG KUAT untuk  MENEKAN YANG LEMAH.

Polri mempunyai kekuatan yang hebat, gudang arsenal yang penuh, intelijen yang tersebar di berbagai wilayah, maka tak mau menyerah bila berhadapan dengan KPK sang Cicak itu.

Sementara KPK pun mempunyai tenaga ahli yang andal dalam menyadap, mengumpulkan data, dan rakyat selalu membelanya bila dalam tekanan instansi lain.

Keduanya bertemu kembali dalam episode 2, Cicak lawan Buaya yang pasti akan menelan korban lagi, sementara para pengamat semakin "memultisemrawuttafsirkan" kegaduhan politik itu.

KPK dan Polri akhirnya saya anggap dapat B, karena sama-sama dapat B.

- KPK mendapat Budi Gunawan
- Polri mendapat Bambang Widjojanto

Sama-sama dapat B, baik atau benar terserah Anda menilainya. Yang jelas KPK dan POLRI sama-sama KOMPAK dapat B!

Salam NKRI Raya!

Share:

Translate

Arquivo do blog

Total Pageviews

Facebook